Pertemuan APP Minggu ke-1, "Mensyukuri Kemurahan Kasih Allah"

PERTEMUAN I 
Mensyukuri Kemurahan Kasih Allah 



PEMBUKA 

Lagu Pembuka 
Tanda Salib dan Salam 

P. : Dalam nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus 
U. : Amin 
P. : Rahmat Tuhan Kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus, bersamamu 
U. : Dan bersama rohmu. 

Pengantar 

Bapak-ibu, saudari-saudara yang terkasih, 

Semenjak perayaan Rabu Abu, tanggal 14 Februari 2018, kita telah memasuki masa prapaska. Dalam kurun waktu 40 hari masa prapaska ini, kita mendapat kesempatan istimewa untuk olah diri dalam doa, matiraga, dan karya amal kasih sebagai persiapan dan ungkapan syukur menyongsong sukacita perayaan Paska. Kita sebagai umat kristiani diajak untuk membangun niat dan usaha yang konkret membangun pertobatan sejati sebagai murid-murid Kristus yang telah ditebus. Secara khusus, dalam masa prapaska ini, kita akan mengolah diri, bermati raga, dan beramal kasih dalam gerakan Aksi Puasa Pembangunan. Tema Aksi Puasa Pembangunan tahun ini adalah "Mengasihi dengan kata dan perbuatan". 

Dalam pertemuan pertama ini, kita memulai permenungan dengan mensyukuri kemurahan kasih Allah dalam hidup kita setiap hari, balk secara pribadi maupun bersama. Sudah selayaknya, kita senantiasa mengucap syukur atas kemurahan kasih Allah yang melimpah (baca: kasok tresna Dalem Gusti — Bahasa Jawa). Kita diajak untuk dapat menangkap kasih, berkat, penyertaan, dan penyelenggaraan ilahiNya yang tak berkesudahan dan berlimpah setiap hari.

Walaupun kita sering mengecewakan dan melukai HatiNya melalui pikiran, perkataan, dan perbuatan kita, namun kasih Allah tidak berubah kepada kita: Gusti tansah ngasokake berkah! Allah tetap melimpahkan berkah kasihNya! Oleh karena itu, sudah selayaknya sebagai pendosa namun dikasihi oleh Allah, kita tidak berhenti untuk mengolah diri agar menjadi lebih layak sebagai muridNya, entah dengan berusaha berhenti dari berbagai kebiasaan buruk pribadi, bertekun dalam doa dan membaca Kitab Suci, rajin merayakan ekaristi, menyesali dosa dan menerima sakramen pengakuan dosa, berpantang dan puasa, dsb. Kisah Zakheus akan menjadi inspirasi bagi permenungan kita dalam pertemuan pertama ini. Kerinduannya sebagai 'orang berdosa' untuk bisa melihat Yesus semoga juga membuka kesadaran kita sebagai pendosa yang senantiasa mendapat kelimpahan kasih Allah, menggelisahkan kita untuk membangun pertobatan sejati. 

Bapak-ibu, saudari-saudara yang terkasih, Marilah kita hening sejenak untuk menyadari dan menyesali kekurangan, kerapuhan, dan dosa-dosa kita yang seringkali melukai HatiNya yang penuh belas kasih. 

Doa Tobat (bersama-sama) 
P+ U Saya mengaku..........  
P : Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan mengantar kita ke hidup yang kekal. 
U : Amin. 

Doa Pembuka 
P. : Marilah berdoa, (hening sejenak) 
Ya Allah, Bapa yang Mahamurah, kami bersyukur atas kelimpahan rahmat kasihMu. HatiMu yang penuh kemurahan dan betas kasih merengkuh kami dalam kerapuhan dan dosa supaya kami bertobat dan menghasilkan buah keselamatanMu. Kobarkaniah hati kami akan kasih sejati supaya kami pun belajar menjadi murah hati dan penuh belas kasih dalam keseharian hidup kami. Demi Yesus Kristus, PutraMu, yang bersama Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa. 

U. : Amin

Lectio Divina 
Sebagai pengantar sebelum membaca teks kitab suci, pemandu dapat memberikan panduan sebagai berikut: 

  1. Bacalah teks Kitab Suci berikut dengan penuh perhatian, rasa hormat, dan perlahan-lahan. 
  2. Bacalah teks beberapa kali dan konsentrasi pada sebuah kata atau sebuah kalimat yang secara pribadi menyentuh hat anda dan membawa anda pada pengalaman kemurahan hati Allah. 

Luk. 19: 1-10 

Pada suatu hari, Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu. Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan is seorang yang kaya. la berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi is tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. Maka berlarilah is mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ. Ketika Yesus sampai ke ternpat itu, la melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku ha rus menumpang di rumahmu." Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: "la menumpang di rumah orang berdosa." Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." Kato Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkon yang hilang." 

Renungan 
Butir-butir permenungan: 
  • Pengalaman Zakheus dan perjumpaannya dengan Yesus adalah salah satu inspirasi yang membantu kita untuk mensyukuri kelimpahan rahmat kasih Allah.

  • Secara pribadi, Zakheus memiliki kerinduan untuk dapat melihat seperti apakah Yesus itu. Namun ia sadar akan kekurangan dan hambatan yang ia miliki dalam dirinya untuk dapat mewujudkan kerinduannya ini. Tidak hanya soal fisik, namun juga secara sosial, Zakheus menyadari 'cap sosial' sebagai 'orang berdosa' oleh karena pekerjaannya sebagai pemungut cukai. la sadar bahwa oleh orang sebangsanya, ia dianggap sebagai pengkhianat bangsa karena bekerja untuk bangsa penjajah (romawi). Namun oleh karena begitu besar kerinduannya untuk bisa melihat siapa Yesus, ia pun berlari ke depan kerumunan orang banyak dan memanjat pohon ara. 

  • Di luar apa yang sempat ia bayangkan sebelumnya: ingin melihat seperti apakah Yesus itu — ia mendapat anugerah yang istimewa. Zakheus tidak hanya dapat melihat Yesus dari atas pohon ara, ia mendapat sapaan dan kunjungan dari Yesus sendiri: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu." Sapaan pribadi dan kunjungan Yesus telah merubah seluruh orientasi hidupnya: tidak lagi berorientasi untuk mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya untuk kepentingan diri, dan kini dengan rasa syukur, memiliki sikap lepas bebas: membagikan hartanya kepada orang miskin dan mengembalikan empat kali lipat bagi mereka yang telah ia peras. 

  • Dari kisah Zakheus, kita diajak untuk melihat sejenak diri kita masing-masing lebih dalam. Tidak ada satupun dari kita yang sempurna. Kita masing-masihg, disadari-diakui atau tidak, memiliki kekurangan / kerapuhan diri. Dalam kerapuhan itu, berkali-kali kita mungkin telah melukai hatiNya yang tanpa pernah lelah memanggil kita seperti halnya saat ia berkata kepada Zakheus: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu."

  • Kasih karuniaNya tidak untuk menghilangkan kelemahan/kerapuhan diri kita. Begitu pula, kelemahan dan kerapuhan kita tidak akan menghilangkan kehendakNya untuk merengkuh kita dalam kelimpahan kasihNya. Oleh karena itu, di dalam kerapuhan dan kelemahan diri kita masing-masing, ada banyak rahmatTuhan yang pantas kita syukuri setiap hari. 

Pertanyaan Renungan/Sharing 

  • Apa sajakah yang perlu kita syukuri secara pribadi atas rahmat kemurahan hati Allah dalarn hidup kita sehari-hari? 
  • Sebagai wujud syukur atas kemurahan hari itu, di awal masa prapaska ini, perubahan dalam hal apa sajakah yang menjadi niatku sebagai bentuk pertobatan yang ingin kuwujudkan? 
  • Apakah minggu ini aku akan meningkatkan semangat mati raga, laku tapa, puasa, pantang, melakukan pengakuan dosa, berperilaku lebih balk sebagai ungkapan syukur menanggapi kemurahan hati Allah? 

Doa Umat Spontan 
Bapa Kami 

Doa Penutup 
P. : Ya Bapa yang Mahamurah, kami ingin mengucap syukur kepadaMu karena Engkau telah mengasihi kami dengan kelimpahan rahmatMu walaupun sebenarnya kami tidak pantas engkau kasihi oleh karena kami telah berdosa dan melukai hatiMu dengan tingkah laku kami. Sebagaimana Yesus telah menyapa dan merengkuh Zakheus dalam kerinduan dan kerapuhannya, Engkaupun merengkuh kami dalam kerapuhan kami masing-masing supaya beroleh sukacitaMu. Bantulah kami dengan rahmatMu untuk berbenah diri dalam masa prapaska ini supaya kami pantas merayakan suka cita paska PutraMu. Sebab Dialah Tuhan dan Pengantara kami, kini dan sepanjang masa. 

U. : Amin


PENUTUP 
Pengumuman 
Berkat 
P. : Tuhan bersamamu 
U. : Dan bersama rohmu 
P. : Semoga Allah yang Mahakuasa senantiasa memberkati kita, Dalam nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus. (masing-masing membuat tanda salib) 

Lagu Penutup

Posting Komentar

0 Komentar