PROFIL LINGKUNGAN SANTO IGNATIUS ROGOYUDAN

 


1. SEJARAH

1) Sejarah Terbentuknya Lingkungan Rogoyudan

Bermula pada tahun 1994 , Stasi Nandan membagi wilayahnya menjadi 5 wilayah. Salah satu wilayahnya adalah Wilayah Selatan dengan santo pelindungnya adalah Santo Mateus, Wilayah Selatan terdiri dari beberapa lingkungan. Salah satunya adalah Lingkungan Rogoyudan .

Saat itu, ketua lingkungan ( Bp. Hendrikus Heru Sukarno ) , pengurus dan umat lingkungan ( 25 KK ), menyepakati menggunakan santo pelindung Lingkungan Rogoyudan adalah Santo Ignatius De Loyola. Yang saat ini lebih dikenal sebagai Lingkungan Santo Ignatius Rogoyudan. Alasanannya dikarenakan saat itu banyak umat dilingkungan Rogoyudan menggunakan nama baptis santo Ignatius De Loyola.

Pemberian nama pelindung lingkungan memberi warna rohani atau spiritual atas umat lingkungan Rogoyudan. Umat setempat mengenal baik atas tokoh gereja yang menjadi pelindung lingkungannya karena hal itu menjadi dasar umat lingkungan untuk membangun spiritualitas.

Daftar ketua lingkungan setempat hingga saat ini adalah:

1. Heru Sukarno : 1994 -1996
2. FX. Priyono : 1997 – 1999
3. FX. Priyono : 2000 – 2002
4. Agustinus Hokkay Gunarto : 2003 – 2005
5. Agustinus Hokkay Gunarto : 2006 – 2008
6. FX Ristala W. : 2009 – 2011
7. FX Ristala W. : 2012 – 2014
8. Paula Dewi Christitanti : 2015

2) Sejarah Santo Ignatius De Loyola “ Pendosa & Pendoa “

Inigo Lopez De Loyola adalah seorang anak bungsu dari 13 bersaudara pasangan dari bangsawan spanyol , Don Beltran de Onazy Loyola dengan Maria Sanchez de Loyola. Lahir tanggal 31 Juli 1491 di kastil/puri Loyola di Azpeitia provinsi Guipuzcoa di wilayah Basque di sebelah utara Spanyol.

Pada usia 16 tahun dia dikirim untuk bekerja sebagai pesuruh bagi Juan Velazquez, bendaharawan kerajaan Castile. Dia seringkali tampil di balai sidang dan mulai mengenal hidup mewah penuh dengan foya foya, terutama urusan perempuan. Dia sangat suka berjudi, suka bertengkar, dan terlibat dalam adu pedang. Bahkan dalam suatu perselisihan antara keluarga Loyola dan keluarga lainnya, Pada suatu malam Inigo dan saudara lelakinya dan sanak familinya, menyerang beberapa kaum religius lain. Inigo melarikan diri keluar kota, tertangkap lalu diadili.

Inigo menggunduli kepalanya dan membela diri dengan licik sebagai kaum religious juga dan dia dibebaskan dari hukuman pengadilan sipil.Ini adalah pembelaan diri yang semu karena selama bertahun-tahun dia berpakaian sebagai ksatria berpedang selayaknya seorang tentara dengan senjatanya. Jelas ini bukan baju yang biasanya dikenakan oleh kaum religius. Kasus ini berlarut-larut sampai beberapa minggu akhirnya kasus Inigo ditutup.

Pada usianya yang ke-30 di bulan May 1521, Inigo menjadi seorang tentara yang membela kubu-kubu kota Pamplona dari serangan Perancis dan berperang dikubu Spanyol menghadapi Perancis. Orang-orang Spanyol kalah jauh dari segi jumlah dan komandan pasukan Spanyol ingin menyerahkan diri, tetapi Inigo meyakinkan mereka untuk bertempur demi kehormatan Spanyol kalau bukan demi kemenangan.

Pada waktu pertempuran sebuah bom kanon mengenai Inigo, melukai salah satu kakinya dan mematahkan kaki yang satunya lagi. Karena mereka mengagumi keberaniannya, tentara-tentara Perancis tidak menjebloskannya ke penjara, melainkan mengirim ke rumahnya untuk diobat, di puri Loyola. Kakinya sembuh tetapi tidak sempurna, sehingga perlu dipatahkan kembali untuk diluruskan.

Semua ini dilakukan tanpa pembiusan. Kondisi Inigo memburuk dan akhirnya para tabib memberitahukan supaya ia bersiap-siap untuk mati. Pada hari raya Santo Petrus dan Paulus tanggal 29 Juni, kondisinya secara tak terduga membaik. Kakinya sembuh, tetapi meski demikian tulangnya menonjol dibawah tempurung lututnya dan kakinya pendek sebelah. Inigo tidak dapat menerima hal ini dan menganggapnya sebagai nasib buruk yang lebih buruk daripada kematian karena tidak bisa lagi memakai sepatu boot tinggi yang ketat dan celana ketat yang biasa dipakai oleh kaum ksatria kerajaan.

Oleh karenanya dia menyuruh para tabib untuk memotong benjolan tulang yang menonjol dan memanjangkan tulang kakinya dengan merenggangkan secara sistematis. Lagi-lagi hal ini semua dilakukan tanpa anestesia. Sungguh malang, segala usaha ini tidak berhasil. Sepanjang hidupnya dia berjalan pincang karena salah satu kaki lebih pendek dari yang lainnya.

Inigo mengalami pertobatan yang radikal ketika berada dalam masa pemulihan dari cidera kakinya. Selama berbaring di Puri Loyola, dia banyak membaca kisah para santo, dan juga buku buku spiritualitas yang akhirnya mengubah cara pandang hidupnya. Yang semula dipenuhi ambisi kebangsawanan menjadi ambisi membaktikan diri pada semangat semangat religious dan persembahan diri pada Tuhan. Pertobatan ini membuat dirinya berani untuk pergi dari Puri Loyola dan memulai pejiarahan.

Dalam perjalanan pejiarahannya tahun 1522, Inigo sampai di Manresa. Tepatnya di dekat Biara Montserrat. Diatas pegunungan yang indah, dia melakukan pengakuan dosa, yang menurut tradisi setempat harus dilakukan selama 3 hari. Dalam proses pejiarahan batinnya di Manresa inilah pertama kalinya Inigo menuliskan untuk pertama kalinya pengalaman dan juga insight rohaninya yang mendalam tentang doa.

Doanya yang terkenal Novena Litani Santo Ignatius.Pengalaman rohani di Manresa ini yang mengantar Inigo masuk kedalam keputusan yang lebih radikal lagi untuk mengikuti Tuhan. Dia memberikan pakaian kebangsawanannya kepada seorang pengemis dan menukarnya dengan pakaian sederhana khas pejiarah. Dia juga menyerahkan pedangnya di atas altar sebagai symbol penyerahan atas masa lalu dan juga nilai nilai yang dia pegang dalam hidupnya terdahulu serta sebagai symbol atas komitmentnya dalam membaktikan diri pada Tuhan.

Tahun 1524, Inigo semakin yakin dengan jalan yang dipilihnya yaitu pelayanan kepada Tuhan.
Tahun 1526 -1535, Inigo belajar memperdalam wawasan dan ilmu
Tahun 1536 – 1549 bekerja membantu Paus Paulus III
Tahun 1541 – 1556, Inigo memimpin Serikat Yesus
Tanggal 31 Juli 1556 Inigo meninggal dunia.
Tahun 1622 oleh Paus Gregorius XV dinyatakan Inigo De Loyola sebagai Santo Ignatius De Loyola
Tahun 1922 oleh Paus Pius XI dinyatakan sebagai Pelindung Semua kegiatan Rohani.
Tahun 1937 ditahbiskan menjadi Imam
Pesta peringatan Santo Ignatius De Loyola dirayakan oleh Gereja secara universal pada tanggal 31 Juli, yaitu pada hari wafatnya.(www.gerejakatolik.org)

2. PENGURUS LINGKUNGAN PERIODE TAHUN 2014-2017

Pengurus lingkungan Santo Ignatius Rogoyudan untuk periode tahun 2015 – 2017 sebagai berikut :

Ketua : Paula Dewi christitanti
Sekretaris : Martinus Tri Purnawan
Bendahara : Ernawati Sucipto
Seksi Liturgi : Fransiscus Xaverius Ristala Windiyana
Seksi Pewarta : FX Sudarmin
Prodiakon Paroki :
1) Agustinus Hokkay Gunarto
2) M.M. Endang Susetyawati

Pelatih & Dirigent koor : Fransisca Rosa Windayani

Katekis :
1) Ignatius Wintolo Sarjono
2) Ignatius Sudirgo

Susunan pengurus lingkungan kami sangat sederhana dan disesuaikan dengan kebutuhan, disisi lain hambatannya adalah banyak umat yang mampu tetapi belum bersedia saat ini untuk menjadi pengurus dengan berbagai argumentasi atau alasan.

3. PETA LINGKUNGAN

Lingkungan Santo Ignatius Rogoyudan berada di Kelurahan Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman.
Sebelah timur berbatasan dengan Lingkungan St. Agustinus Mesan, sebelah utara dengan Lingkungan St Demitrius Kutu Dukuh, sebelah barat laut dengan Lingkungan ST. Maria Kutu Tegal – wilayah barat, sebelah barat berbatasan dengan Stasi Santa Ludwigna Paroki Kemetiran dan sebelah selatan berbatasanan dengan Paroki Santo Albertus Jetis.


1. S. Sudarno16. Ign Suharyono31. Ign Wintolo Sarjono
2. Ign. Suwarna17. M. Rukinah32. Lidia Sugiismiantari
3. Yulius Sulastro18. FA. Tonik Isdiyono33. Ag. Supriyadi
4. Paulus Riyadi19. M. Tatang Wibowo34. Sumariyanto
5. Agus Triantomo20. YM Sri Susarmi35. Yoh. Priyo budi S
6. P. Dewi Christitanti21. Ign Tioso Wibowo36. E. Ellyani
7. R. Ngadirin22. AM . Maria Daud37. Irwan Syahputra
8. Ign. Sudirgo23. FX Ristala38. P. Soemadji
9. Alb. Sutanto24. Ign Hening Swasono39. C. Indriati
10. Wuriharta25. N. Toni Sucipto40. C. Ernawati
11. FX Sudarmin26. Ag. Hokkay Gunarto41. St. Sumarno
12. M. Agus Kristianto27. M. Bambang Hermanta42. Y. Abu Yustiyono
13. MA Retno K.28. J. Emmanuel Mailuhu43. Veronika Vihara W
14. MM. Endang29. Sugeng Sartono
15. Ign Sutarjo30. S. Handoko

4. DEMOGRAFI LINGKUNGAN
Berdasarkan update data yang dilakukan pengurus tahun 2015 menunjukkan bahwa total 41 Kepala Keluarga Katholik dengan jumlah 145 Jiwa terdiri dari 80 perempuan dan 65 laki laki sedangkan 3 kepala keluarga lainnya beragama non katholik. 

1) Kepala Keluarga
AgamaJumlah KKLaki – Laki%Perempuan%Total %
Khatolik413380.48819.52100
Kepala keluarga katholik masih didominasi oleh laki laki  80.48% sisanya 19.52.% ibu ibu

2) Usia Warga
Dari factor usia warga lingkungan relative masih produktif dan potensial yaitu :
a. PIR 11.72% , OMK 18.62% dan PIOD 35.86% tetapi sayangnya, yang terlibat dikegiatan hanya 15% saja b. PIUL 23.45% yang merupakan sesepuh di lingkungan, ternyata masih bergairah dan produktif terlibat dalam melayani umat dan memperhatikan perkembangan lingkungan.
Contoh sikap yang bagus yang perlu ditiru oleh kaum muda. Sebagaimana data dibawah ini :
Gol. UsiaLaki lakiPerempuanJumlah%
Balita1232.07
PIUD3253.45
PIA6174.83
PIR891711.72
OMK11162718.62
PIOD20325235.86
PIUL16183423.45
Jumlah6580145100

3) Tingkat Pendidikan
Tingkat Pddk.Laki lakiPerempuanJumlah%
Play group – TK1010.69
SD12112315.86
SLTP5121711.72
SLTA20214128.28
D3-S117294631.72
Pasca Sarjana2132.07
Tidak/ belum sekolah86149.66
Jumlah6580145100

4) Status Perkawinan
KeteranganJumlah%
Belum Menikah6142.07
Menikah7350.34
Tidak Menikah00
Cerai Hidup32.07
Cerai Mati85.52
Jumlah145100

5) Status Pekerjaan
KeteranganJumlahLaki-lakiPerempuan%
Pegawai Negri8265.52
Pegawai Swasta66343245.52
Pelajar39192026.90
Belum sekolah7434.83
Tidak bekerja1711611.72
Pensiunan8535.52
Jumlah1456280100


5. KEGIATAN LINGKUNGAN
Kegiatan di lingkungan dari waktu – ke waktu berjalan rutin dan bersifat melanjutkan yang telah ada. Sehingga relatif jarang muncul program baru, bahkan pertemuan untuk membahas program pun juga belum terlaksana pada semester pertama tahun ini. Partisipasi umat dalam berbagai kegiatan cukup positif dengan prosentase sekitar 80% ibu – ibu, 5% anak – anak, 10% bapak – bapak, dan 5% kaum muda. Antara lain :

1) Doa Rosario
Kegiatan doa Rosario dilakukan dalam satu bulan penuh pada bulan Mei dan Oktober setiap tahunnya . Tahun 2015 ini kegiatan doa Rosario dilakukan secara malaekatan ( tidak menyediakan minuman dan makanan kecil ) dan umat yang terlibat semakin banyak.

2) Ibadat Lingkungan APP & Adven
Kedua ibadat ini dilingkungan kami dilaksanakan setiap tahunnya. Acara dipandu oleh para prodiakon paroki yang berdomisili di lingkungan st Ignatius rogoyudan. Para prodiakon memandu dengan sangat menarik untuk tahun ini dan berbeda dari tahun sebelumnya sehingga :
a. Umat yang hadir bertambah yang tadinya 5 – 6 sekarang menjadi 15 – 20 umat
b. Umat selalu tertarik untuk hadir karena ingin mendengarkan sharing pengalaman hidup antar umat dan sesepuh lingkungan yang hadir, yang berkaitan dengan tema APP ataupun Adven . Sungguh sesuatu ilmu yang tidak akan dijumpai di media social apapun.
c. Suasana menjadi hidup dan tidak membosankan.
d. Dulu waktu yang biasanya 1 jam terasa seperti seabad, tetapi kini 2 setengah jam bagai 1 jam saja, rasanya masih kurang waktunya! Tetapi sayang peminatnya dari OMk nyaris tidak ada sama sekali.

3) Misa Lingkungan
Misa lingkungan dilaksanakan sesuai jadwal yang telah dikeluarkan oleh Paroki Nandan dan biasanya sebelum misa, akan didahului dengan kunjungan ke rumah umat.

4) Latihan Koor
Kegiatan ini dilakukan secara optimal jika akan tugas dan itupun hanya diikuti oleh sedikit umat namun ketika bertugas pada hari H , umat banyak yang datang ikut berpartisipasi tugas koor. Bukan sombong karena sudah pandai menyanyi tetapi tuntutan ekonomi, pendidikan dan tanggung jawab pekerjaan yang selalu menghalangi kami bisa berkumpul untuk berlatih koor.

5) Pertemuan Ibu Ibu Lingkungan
Dilakukan sebulan sekali. Acaranya adalah arisan, simpan pinjam, laporan kas, mengangsur iuran pangrutiloyo, caos dahar dan persembahan keluarga, mendengarkan informasi terbaru dari pertemuan ibu ibu paroki ataupun wilayah, menjadwalkan kunjung ke umat yang yang sedang ke malangan, dan lain lain.

6) Kegiatan Lainnya
Yang merupakan penugasanan dari Dewan paroki berupa kegiatan Liturgi dan Non Liturgi di gereja. Diupayakan secara maksimal walaupun kadang hasilnya belum optimal karena keterbatasan yang ada dilingkungan kami.

7) Ziarek dilakukan dengan melihat kondisi lingkungan

 6. POTENSI LINGKUNGAN

1). Potensi Umat katholik di lingkungan st Ignatius rogoyudan antara lain:

a. Home industry

a). Memproduksi Aneka kontruksi besi antara lain aneka permainan anak anak khusus PAUD – TK, mobil mobilan, kereta kereta, dan lain laini berlokasi di sebelah barat stasiun TVRI Yogyakarta, Rogoyudan jalan Magelang km 4.5, Bp Ignatius Wintolo Sarjono.
b). Memproduksi karya seni Lukisan & Patung kaca patry di Kutu Ngemplak, Bp. Ignatius Hening Swasono
c). Membuat taplak meja, tas dari kain perca di Kutu Ngemplak, Bp Bambang Hermanto.
d). Menerima pesanan aneka macam kue tradisional di kutu wates ibu Theresia Sumarsih ( Ibu Tarjo )

b. Jasa

a) Menjahit pakaian berlokasi di Rogoyudan Wetan, Ibu Ernawati Sucipto
b) Merias , sewa kebaya dan potong rambut berlokasi di Rogoyudan wetan , Ibu Bernadeta Subatmi
c) Merias , sewa kebaya, berlokasi di Kutu ngemplak , Ibu Pascalia Edyta Endah R
d) Kontruksi bangun, memproduksi aneka macam bentuk joglo, dll berlokasi di Kragilan & Rogoyudan, Bp FX Ristala
e) Pijat Refleksi djemari berlokasi di Rogoyudan jl magelang depan TVRI , Bp. FX Ristala
f) Rumah Kos berlokasi di Kutu wates , Bp. Wintolo
g) Service TV berlokasi di Rogoyudan timur jl magelang , Ibu Indri ( ibu Asiong )
h) Pemborong & initializing listrik berlokasi di Kutu Ngemplak Bp. Agustinus Hokkay Gunarto & Ibu Cristina Supindarti
i) Perdagangan beras organic berlokasi di Rogoyudan, Batas kota jln magelang, ibu Elisabeth Eliiyani Lebdo
j) Restauran Jepang “ GARLIC “ di Rogoyudan , Batas kota jln magelang

2). Potensi warga non Katholik di lingkungan :

a. Sindu Kusuma Edupark berlokasi di Kragilan jln Jambon
b. Stasiun TVRI Yogyakarta berlokasi di jln magelang
c. Liquid Karaoke berlokasi di Rogoyudan jln magelang
d. Mister Burger Corporation berlokasi di Rogoyudan depan TVRI jln Magelang
e. Pabrik Roti Bakery Holland berlokasi di Rogoyudan depan TVRI, belakang Mister Burger jl magelang
f. Pabrik Roti Bakery Jasmine berlokasi di Kutu Ngemplak
g. Grand Pasifick Hall berlokasi di Rogoyudan Jl Magelang
h. Variasi mobil “Kupu – kupu Malam “ berlokasi di Rogoyudan jl magelang
i. Pusat oleh oleh bakpia pathuk 75 berlokasi di rogoyudan jln magelang
j. De Cosmo Factory Outlet berlokasi di jl magelang

7. KESIMPULAN

Dari data Demografi dan Potensi lingkungan, yang merupakan penyebab umat tidak bisa terlibat semua dalam kegiatan liturgy dan non liturgy di lingkungan dan gereja adalah :

a. Didominasi 51.04% oleh banyaknya umat usia potensi yang bekerja sebagai pegawai maupun wirausaha, yang menuntut bekerja secara professional dan harus mengikuti peraturan di tempat bekerja.
b. Peringkat kedua, 26.90% pelajar dan mahasiswa, yang banyak tersita waktunya di lingkup sekolah akibat kurikulum baru yang diterapkan pemerintah.
c. Sisanya 22.06% ibu rumah tangga dan balita

Posting Komentar

0 Komentar