Menghidupi Natal Ala Lucia


Sebagian besar dari kami adalah perantauan, dari berbagai daerah, tetapi kami mempunyai cerita yang sama. Di daerah asal kami dulu, Natal begitu indah dan berkesan, tidak hanya mengikuti Misa Natal dan selesai. Mengenakan baju bagus menurut ukuran kami, kami mengunjungi satu persatu keluarga dan tetangga yang merayakan Natal, banyak makanan dan kami boleh makan semau kami. Itulah kenangan masa kecil kami pada Natal yang selalu kami nantikan, yang tidak kami temukan lagi di tempat kami sekarang.

Sekarang kami baru menyadari bahwa kunjungan saat Natal tidak hanya sekedar pesta pora hura-hura. Tetapi juga untuk mempererat persaudaraan. Menjalin hubungan mesra dengan orang-orang yang mungkin jarang kita jumpai atau yang terlupakan karena kesibukan sehari-hari. Berbagi kasih hanya dengan sedikit meluangkan waktu, yang saat ini sungguh menjadi luar biasa mahal harganya.

Kami punya kerinduan yang sama, ingin menghidupi Natal dan membuat natal menjadi lebih bermakna. Kami punya budaya saling peduli, saling mengasihi dan semangat kekeluargaan, sehingga tidak sulit bagi kami ketika pada pertemuan adven IV kami ditantang untuk sebentar mengesampingkan seluruh rencana kami, dan mengambil sedikit waktu untuk menengok para sesepuh lingkungan. Merekalah para tokoh yang merintis lingkungan ini pada masa awal Gereja Nandan. Karena usia yang lanjut atau karena sakit, mereka tak mampu lagi bergabung bersama kami dalam kegiatan lingkungan. Sementara dinding keegoisan dan ketidakpedulian yang dipupuk oleh kemajuan jaman dan tuntutan hidup tumbuh diam-diam di setiap hati kami. Membuat mereka terlupakan.

Maka, Natal tahun ini, setelah menyelesaikan masa adven, kami mencoba mewujudkan Langit Baru dan Bumi Baru untuk menghadirkan Peradaban Kasih di lingkungan kami dengan cara sederhana. Bersikap transformative yaitu mempunyai daya ubah ke arah yang lebih baik. Tidak hanya hanyut pada arus modernisasi tetapi juga tetap memegang teguh pada ajaran saling peduli. Bersama kami mewujudkan kerinduan kami.

Galery foto klik disini

Selesai Misa Natal Pagi, berkumpul di kediaman Bu Amir, rombongan kami berjalan mengunjungi Bu Hartono, yang karena sakit kakinya beliau tidak bisa lagi beraktifitas penuh. Bu Noto dan Bu Mukhayat sudah sangat sepuh sehingga hanya mampu berkegiatan di sekitar rumah, juga mengunjungi Pak Sartono yang sedang dalam pemulihan sakitnya. Dulu beliau adalah ketua lingkungan di Nandan, juga pernah bertugas sebagai prodiakon. Sakit yang beliau derita tak menghalangi cintanya pada Yesus, walau sakit dan mobilitasnya sangat terbatas beliau selalu menyempatkan diri ke gereja.

Kami pun saling mengucapkan selamat Natal dan berbagi khabar. Bersama-sama kami kembali ke masa lalu, saat mereka masih aktif berkegiatan dan memberikan segala nasihat dan teladannya kepada kami. Rona bahagia jelas terlihat di wajah mereka, tawa dan tangis gembira pun tak bisa ditahan. Kami pun gembira, apa yang sudah kami lakukan menjadi sangat berarti, bagi mereka, bagi kami dan bagi kehidupan lingkungan kami.
SELAMAT NATAL . . . . . . . . . . . . (Yenny Patnasari)

Posting Komentar

0 Komentar