Para remaja Katolik mampu mengolah diri dalam kesadaran dan rasa syukur atas kemurahan kasih Allah dalam hidup pribadi.
Para remaja diajak untuk bersyukur dengan kemurahan kasih Allah, seperti ilustrasi Zakeus yang naik ke pohon demi melihat Yesus. Sikap Zakeus yang mau dengan sungguh mencari dan melihat sosok Yesus secara utuh memberinya kekuatan untuk mau melepaskan diri dari segala kelemahannya.
Pertemuan APP PIR ke-2 "Tinggalkan Sikap Acuh tak Acuh"
Para remaja Katolik mampu memahami ati menemukan wajah Allah dalam diri sesama, terutama mereka yang membutuhkan perhatianku.
Kasih yang sejati tidak mengenal batas-batas yang disebabkan perbedaan dalam suku, ras, status sosial. Allah Bapa menunjukkan kasih-Nya kepada umat-Nya ketia Dia mengirim Putera-Nya yang tunggal untuk membawa pengampunan dan rekonsiliasi. Yesus mempunyai kasih yang sama ketika Dia mengatakan "ya" terhadap rencana Bapa, walaupun hal itu berarti meninggalkan kemuliaan surgawi dan memperkenankan orang-orang yang diciptakannya dan dikasihi-Nya dengan begitu intens malah membunuh-Nya di kayu salib.
Seperti cinta kasih yang ditunjukkan oleh orang SAmaria, kasih Yesus juga tanpa batas yang bersifat diskriminatif.
Pertemuan APP PIR ke-3 "Mengasihi dan Berbelarasa"
Para remaja Katolik terdorong untuk mensyukuri panggilan dan perutusan dengan mengasihi dan berbelarasa dengan mereka yang menderita.
Pertemuan yang ketiga diadakan di Gua Maria Jatiningsih. Acara dimulai dengan jalan salib yang dipimpin oleh anak-anak, dan dilanjutkan dengan doa di depan Bunda Maria.
Kemudian dilanjutkan dengan peremuan APP PIR ke-3 yang dipimpin oleh pak Edy Hartono.
0 Komentar