Ini kisah tentang seseorang yang begitu mencintaimu, hingga Ia rela memberikan segalanya -termasuk nyawanya- demi keselamatanmu. Seseorang yang, bahkan, tak punya kesempatan mencecap kenikmatan bagi dirinya sendiri...
Adakah Ia sekarang menuntut balasan cinta darimu? Oh, tidak. Cintanya tidak sereceh itu, yang seolah harus dibalas agar ia tidak berdekut muram. Cintanya bukan cinta penuh syarat, seperti yang kerap kaubanggakan sekaligus kaupalsukan sebagai cinta sejati itu. Ia tak butuh relationship goals atau love goals yang indah dan muluk karena baginya, puncak dari cinta adalah penderitaan dan pengorbanan diri yang menyakitkan...
Kalaupun kau ingin membalas cintanya, balasanmu tak seujung kuku pengorbanannya untukmu. Kebaikanmu, ungkapan cintamu padanya, tak lebih dari ucapan terima kasih lantaran ia telah lebih dulu mencintaimu tanpa syarat. Dan kalaupun kau tidak mencintainya, bahkan melukainya berulang kali, ia tetap akan mencintaimu...
Maka, setiap kali kau bangga karena berhasil mencampakkan orang yang mengabaikan cintamu; setiap kali kau merasa bahagia karena berhasil menjauhi atau membalas mereka yang suka menyakitimu; setiap kali kau menulis litani status kelam hanya karena merasa dikianati; setiap kali kau merasa bahwa cinta adalah ambisi serta prestasi dalam memiliki dan menaklukkan seseorang, bisikkanlah dalam hatimu...
"aku hanyalah orang lemah yang kerap membual tentang cinta sejati. Aku tegak melantangkan cinta, namun merunduk bersembunyi dari luka..."
Selamat Paskah!
0 Komentar