Kepantasan Dalam Menyambut Komuni Suci

Relung-relung Renung. Bagaimana seharus kita menyambut komuni pantas suct dalam perayaan Ekaristi? Selain sikap yang pantas dan hormat, hal lain yang juga penting adalah perlunya sikap batin yang benar dengan sungguh-sungguh. Pertobatan umum (Saya mengaku pertobatan - Tuhan Kasihanilah) dan absolusi pada awal Ekaristi, "dimaksudkan untuk menyiapkan para hadirin untuk merayakan misteri suci ini; akan tetapi absolusi ini tidak memiliki kuasa pengampunan seperti absolusi dalam Sakramen Tobat dan tidak dipandang sebagai pengganti Sakramen Tobat untuk memberi ampun atas dosa-dosa berat" (Redemptionis Sacramenturn 80)

RS 81: Kebiasaan Gereja sejak dahulu kala menunjukkan bahwa setiap orang harus memriksa batinnya dengan mendalam dan bahwa setiap orang yang sadar telah melakukan dosa berat tidak boleh menyambut Tubuh Tuhan kalau tidak terlebih dahulu menerima Sakramen Tobat, kecuali jika ada alasan berat dan tidak bersedia kemungkinan untuk mengaku dosa, dalam hal itu, ia harus ingat bahwa ia harus membuat doa tobat sempurna dan dalam doa ini dengan sendirinya tercantum maksud untuk mengaku dosa sesegera mungkin kepada imam.

RS 86: Umat beriman ditanamkan kebiasaan  menerima Sakramen Tobat di luar perayaan Ekaristi yaitu pada waktu-waktu yang ditetapkan khusus untuk itu sehingga sungguh membawa rezeki rohani bagi mereka dan sekaligus mereka tidak dihalangi dari partisipasi aktif dalam Misa. Adapun orang yang sering  atau malah setiap hari menyambut komuni, hendaknya kepada mereka dianjurkan untuk menerima Sakramen Tobat pada waktu-waktu tertentu, sesuai dengan kondisi masing-masing.

Selain sikap batin yang benar, jangan lupa diperhatikan pentingnya sikap lahir yang juga menjadi cerminan sikap batin. Pakailah pakaian yang pantas dan sopan untuk beribadat misalnya: tidak dengan model terbuka (tank top, U can see), celana robek-robek atau ketat atau celana tiga perempat, kaos oblong. Orang Jawa mengatakan: Ajining salira gumantung saka busana. Maka, marilah empan papan dalam berbusana. Kalau untuk acara resmi (di sekolah, kantor, undangan) kita bisa tampil dengan pakaian sopan dan terkesan mewah misalnya dengan jas, hem batik, dsb, mengapa justru ketika Ekaristi ada yang sengaja memakai pakaian yang kurang sopan untuk beribadat? Yuukk, kita hormati dan hargai diri kita sendiri, orang lain dan Tuhan dalam ibadat yag kita rayakan dengan bersikap hormat dan sopan baik dalam tata batin maupun tata lahir kita *** d2t

Posting Komentar

0 Komentar