Novena V Dasawarsa Paroki Nandan: 'Keprihatinan' Membawa Guyub Paseduluran

Pembangunan gedung Gereja Paroki Santo Alfonsus Nandan tak selalu berjalan mulus. Berbagai hambatan harus dilalui oleh para tukang kala itu untuk bisa mendirikan gedung Gereja yang layak bagi perayaan Ekaristi.

Hal ini dibahas secara mendalam dalam homili singkat Misa Novena V Dasawarsa Paroki Nandan, Jumat (1/7/2022) lalu. Homili tersebut dibawakan oleh Rm Stanislaus Eko Riyadi, Pr.

"Satu hal yang pertama kali saya cari: sejarah paroki. Bukan untuk menemukan cerita tapi untuk temukan jejak paseduluran yang guyub," kata Romo Eko.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, butuh waktu 15 tahun untuk membangun gedung Gereja Paroki Nandan. Pembangunan itu pun berawal dari kegelisahan dan keprihatinan.

Kala itu, jumlah umat yang kian banyak membuat Kapel Bruderan tak mampu menampung umat untuk mengikuti misa mingguan. Hal inilah yang membuat ide pembangunan Gedung Gereja tercetus.

"Juga ada keprihatinan yang tertulis di situ modal minim. Kala itu panitia punya modal Rp 600 ribu," lanjutnya.

Jumlah tersebut tentu saja adalah angka yang kecil. Pasalnya kala itu belum ada tanah yang akan digunakan untuk pembangunan gedung Gereja.

Namun demikian, Romo Eko menemukan adanya semangat persaudaraan di tengah kesulitan untuk membangun Gereja. Hal inilah yang membuat pembangunan Gereja bisa dilaksanakan.

"Ada semangat persaudaraan yang selalu dihayati, yang membuat orang mengalahkan keprihatinan, ketakutan dan kekhawatiran itu," ujarnya.

(Ayusandra Adhitya S. A.)




Foto :
Theodorus Dimas Saputra

Galeri foto : klik di sini

Posting Komentar

0 Komentar