Gereja Nandan kembali menghadirkan romo-romo yang pernah berkarya di Gereja tersebut untuk memimpin misa novena peringatan Dasawarsa Paroki Nandan. Dalam novena VI ini, Romo Tri Edy Warsono, Pr hadir memimpin misa.
"Saya hanya 2 bulan di paroki ini. 2 bulan dengan pengalaman yang menarik," ujar Romo Edy dalam homilinya.
Ia mengungkapkan ada banyak perubahan dalam Gereja semenjak dirinya tak lagi bertugas di Paroki Nandan. Dalam homilinya, ia menegaskan terkait hidup persaudaraan dalam perbedaan.
Andaikan sebuah Gereja adalah paguyuban, maka ada banyak orang dari berbagai latar belakang yang berbeda-beda. Ini menjadi tantangan para anggota untuk tetap hidup rukun bersama.
"Hal yang paling mudah hancurkan suasana kebersamaan menurut paus fransiskus adalah kebiasaan nggosip," tegasnya.
Selain itu, ia juga mengungkapkan 3 hal yang membuat hidup paguyuban jadi berantakan yaitu Virus Bakmi (Bosenan, Aras-arasan, Keset (malas), Mutungan, dan Inggah Inggih), Toni Boster (Waton Muni nek Ndobos Santer), dan Daniel Waluyo (Dikandani Ngeyel Waton Suloyo).
"Kalau ketiga hal ini ada dalam sebuah gereja, pasti kebersamaan hidup mudah terpecah-pecah dan ambyar," tegasnya.
Ia pun menyampaikan berbagai hal yang unggul dari Gereja Nandan. Salah satunya adalah solidaritas selama pandemi COVID-19. Umat Gereja Nandan dengan gerak cepat membantu masyarakat yang memerlukan dengan berbagai kegiatan. Menurutnya, hal ini perlu dipertahankan.
(Ayusandra Adhitya S. A.)
Galeri Foto : klik di sini
0 Komentar