Asian Youth Day, Di Mana Asyiknya?


Salam semua,
Setelah pemaparan mengenai apa itu AYD, sekarang mengenai acara dan kegiatan Temu OMK tingkat benua Asia itu. Di situlah asyiknya AYD. Ada 3 Penggal acara pokok dalam AYD. Yang pertama adalah “Days in the Dioceses”, yang kedua ialah “Days in AYD’s Venue”, dan yang ketiga ialah “Asian Youth Ministers’ Meeting”. Ini asyik diikuti. Mari lihat satu per satu ya.

1. Days in the Dioceses (DITD), 3 atau 4 hari.

Artinya, “Hari-hari di Keuskupan”. Peserta AYD dari berbagai negara se-Asia itu, tinggal di keuskupan-keuskupan di negara tuan/nyonya rumah. ‎Begitu mereka tiba di bandara, atau stasiun, relawan dari keuskupan yang ketempatan sudah menjemput mereka. Wah, ini heboh loh. Karena mereka sudah berkontak sebelumnya lewat email. Misal, pada saat pendaftaran on-line, panitia menunjuk peserta negara X tinggal di  keuskupan  A di paroki B. Maka, begitu tiba rombongan OMK dari negara X di bandara, atau di stasiun, sudah disambut dg muka rindu oleh paroki B keuskupan A. Heboh di bandara dengan perkenalan dan “mencocokkan” wajah on-line dengan wajah asli haha…  Ada pula yg menyambut dengan pakaian dan musik tradisional. Pokoknya rame. Tentu saja selvie-selvie dan upload tak bisa dihindari.

Nah, dari situ, para relawan membawa rombongan teman-teman baru ini ke paroki B. Di Paroki, bapak Ibu dan umat yang rumahnya akan ketempatan ‎OMK negara X itu sudah menunggu bersama pastor paroki, atau bahkan uskup jika uskup sedang di situ. Upacara penerimaan dan perkenalan pun unik, dengan penampilan entah lagu, musik entah tari di samping sambutan yang ramah dan lucu-lucu. Bisa jadi, di keuskupan, ditempatkan beberapa rombongan OMK dari negara-negara yg berbeda. Maka suasana makin meriah. Barang-barang keperluan AYD sudah dibagikan pada saat ini, seperti tas yg berisi buku acara, buku liturgi, tanda Peserta, dll pernik-pernik AYD. Kemudian, tiap peserta atau dipertemukan dengan “ayah-ibu” yang menampung di rumah selama program DITD. Wow… biasanya juga sudah seperti ayah Ibu dan anak sendiri loh, walau baru pertama kali berjumpa. Itulah uniknya AYD, karena berbasis iman dan kasih yang sama.

Di paroki, selama DITD, diadakan program kegiatan bersama antara OMK tuan rumah dan OMK peserta DITD-AYD. Ada kesenian, olahraga, juga ekaristi dan ibadat bersama, serta tak ketinggalan, rekreasi, festival dan makan bersama. Ada pula yg punya ide acara memasak bersama.  Di keluarga pun diadakan doa dan berbagi pengalaman, saling cerita  satu sama lain‎, juga tukar menukar souvenir dari negara asal maupun dari tuan-nyonya rumah. Pengalaman iman dibagikan dan doa-doa mendukung dan menguatkan peserta maupun tuan-nyonya rumah.

Pada hari terakhir, peserta harus meninggalkan rumah “ortunya” dan paroki tempat “host” DITD, karena ‎ harus ke Penggal acara berikutnya, yaitu ke tempat (Venue) AYD. Wah, terharu loh mesti berpisah dengan bapak-ibu tuan rumah dan beberapa teman baru OMK paroki B keuskupan A. Namun, tentu saja ada OMK di keuskupan A yg juga ikut ke Venue AYD, sehingga bisa masih bertemu di sana.

2. Days in AYD’s Venue (3 atau 4 hari)

Peserta diantar dengan bus, atau kereta atau pesawat dari berbagai keuskupan ke tempat acara AYD. ‎ Maka mereka berjumpa dengan semua peserta dari semua negara yang hadir. Makin heboh tentu saja. Acara  disusun dengan asyik pula. Setelah dijemput di stasiun, peserta dibawa ke tempat utama AYD. Sementara peserta mengikuti upacara pembukaan, koper dan bawaan sudah diurus panitia ke penginapan. ‎Peserta dengan basis negara masing-masing diinapkan di biara-biara, Youth Center, seminari-seminari, maupun penginapan atau rumah umat yang memadai. Kendaraan antar jemput selalu tersedia untuk mengangkut peserta dari Venue ke penginapan dan sebaiknya, sesuai jadwal.

Selama 3 atau 4 hari di Venue, peserta aktif mengikuti berbagai kegiatan dalam kelompok kecil maupun kelompok besar, juga refleksi pribadi. Ada sharing atau berbagi refleksi, ada festival dan lagu, serta ekaristi, sakramen tobat, serta aneka devosi dan doa.‎ Ada pula stand pameran tiap negara sesuai tema AYD, yang harus diisi oleh para peserta per negara. Ada workshop, seminar dan pengalaman topik-topik tertentu yang penting bagi OMK Asia. Ada pula pentas per regio, serta diskusi, pemaparan dan semacamnya sesuai tema, yang harus disiapkan peserta sejak  sebelum berangkat. Bayangkan, semua itu terjadi, sekian banyak OMK dari berbagai negara, dalam satu iman, satu baptisan, satu gembala. Wow… Roh Kudus sungguh berhembus di tempat AYD. Acara diakhiri dengan  Perayaan Ekaristi Penutupan. Pada saat itu, Salib AYD yg terbuat dari bambu dan sudah berkeliling ke negara-negara tuan/nyonya rumah itu akan diberikan ke negara berikutnya yg menjadi tuan/nyonya rumah.

3. Asian Youth Ministers’ Meeting (AYMM)‎, 3 hari.

Nah, sesuai namanya, penggal terakhir ini hanya diikuti para pembina OMK negara-negara se Asia. Mereka ialah para uskup atau  pastor, atau awam yang tugasnya mengurus komisi kepemudaan level nasional. Dikoordinir oleh Federasi Uskup-uskup se Asia (FABC). Kantor Awam dan Keluarga (Office Laity and Family), bagian Kepemudaan (Youth Desk), mereka membahas evaluasi AYD, dan arah pembinaan OMK se-Asia. Tempat AYMM  di suatu rumah retret atau pusat pastoral di keuskupan tuan-nyonya rumah AYD tahun yang bersangkutan.

Nah, asyik kan? Lalu, sebagai tuan rumah apa yang perlu disiapkan? Tunggu postingan berikut. Namun, jika ada tanya jawab dan bagi-bagi pengalaman, silahkan mengirimkannya di website ini.

Salam AYD 2017

Romo Yoh. Dwi Harsanto

Posting Komentar

0 Komentar