Sekilas Tentang Redemptoris Santo Alfonsus Maria de Liguori, pelindung para ahli teologi Moral, pelindung para bapak pengakuan dan seorang pujangga Gereja, merupakan pendiri konggregasi C.Ss.R (Conggregatio Sanctisimi Redemptoris) pada tanggal 9 November 1732 di Napoli, Italia. Dalam bahasa Indonesia, disebut Konggregasi Sang Penebus Mahakudus. Dari sebuah daerah pegunungan di Italia Selatan, bernama Scala, para Imam dan Bruder yang kelak lebih dikenal dengan nama para redemptoris, memulai karyanya untuk membawa penebusan berlimpah-limpah kepada siapa saja terutama orang miskin dan terlantar. Karena itu, motto yang dipilih sejak awal sampai sekarang adalah “copiosa apud eum redemptio” (pada Tuhan-lah Penebusan berlimpah-limpah). Semangat awal pendiri Konggregasi memulai dan memprioritaskan karya mereka di antara para gembala dan petani miskin di Italia Selatan, ternyata juga menjadi semangat Missionaris C.Ss.R dari Jerman, yang pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1957. Pulau Sumba dan Sumbawa dipilih karena sesuai dengan misi utama para Redemptoris, mencari dan mewartakan Injil kepada orang yang paling terbelakang dan terabaikan. Pada tahun-tahun itu, Sumba adalah pulau yang miskin dan masyarakatnya masih sangat kuat terikat dengan Tradisi dan kepercayaan tradisional Marapu. Missionaris pertama yang masuk ke pulau ini sesungguhnya adalah Yesuit, pada tanggal 21 April 1889. Tetapi kemudian ditinggalkan karena dirasa tidak ada kemajuan berarti. 23 tahun kemudian missionaris SVD memasuki Sumba pada tahun 1921. Setelah lebih dari 30 tahun,mereka berkarya lalu digantikan oleh para Missionaris C.Ss.R Dengan berkembangnya Gereja Katolik di Sumba, panggilan juga mulai muncul. Beberapa calon dari Flores, timor, Jawa, dan Sumba menjadi calon Redemptoris meski tidak semuanya berhasil menjadi Imam. Dari tahun ke tahun, jumlah Calon Redemptoris terus Meningkat. Para Calon yang menyiapkan diri untuk menjadi Redemptoris di Propinsi Indonesia ini menjalani Studi di Fakultas Filsafat Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Seminari Tinggi Wisma Sang Penebus Wisma sang Penebus adalah biara sekaligus rumah studi (studentant) para Frater C.Ss.R. Wisma Sang Penebus beridri sejak tahun 1978. Disini para frater tingggal dan belajar serta menjalani aktivitas hidup rohani dan jasmani sebagai calon Imam Redemptoris. Dari tempat ini, setiap hari para frater menjalani studi akademis formal di Fakultas Filsafat Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Pada masa perkuliahan 2014/2015 jumlah para Frater yang menjalani Studi di Wisma Sang Penebus berjumlah 51 orang, dengan rincian sebagi berikut: Tingkat I : 11 Orang Tingkat II : 5 Orang Tingkat III : 14 Orang Tingkat IV : 7 Orang Tingkat TOP : 6 Orang Tingkat V : 8 Orang Untuk pendampingan para Frater di Wisma Sang Penebus, ada 3 Imam Redemptoris: Rm. Robertus Ndajang, C.Ss.R (Rektor dan superior Biara), Rm. Petrus Kanisius Mbay Amahu, C.Ss.R (Ekonom dan Socius), dan Rm. Mateus Mali, C.Ss.R (Prefek Studi dan Dosen di Fakultas Teologi Sanata Dharma). Proses Pendidikan dan Pembinaan Kegiatan di Wisma Sang Penebus dimulai pada pagi hari dengan Misa (Minggu, Senin, Selasa, Rabu, dan Jumat) atau Ibadat (Kamis dan Sabtu) pada pukul 05.30 WIB. Setelah misa, kegiatan dilanjutkan dengan sarapan pagi dan persiapan menuju tempat Kuliah. Setiap hari para Frater pergi dan pulang Kampus dengan Kendaraan utama, Sepeda. Jadwal Kuliah dimulai dari pukul 07.30 WIB sampai pukul 12.00 WIB. Untuk jadwal ini, masing-masing tingkat pulang dalam jamyang berbeda, tergantung jadwal perkuliahan masing-masing Semester. Waktu yang ada setelah perkuliahan digunakan untuk kepentingan pribadi sampai pada pukul 12.30. Pada jam ini acara bersama di Wisma dimulai lagi dengan Ibadat siang bersama, lalu dilanjutkan dengan makan siang bersama dan Istirihat siang. Pada pukul 16.00WIB, kegiatan bersama dimulai lagi dengan Ibadat Sore bersama, lalu dilanjutkan dengan studi Pribadi hingga makan malam pada pukul 18.30 WIB. Setelah makan malam dilanjutkan dengan doa penutup. Pada Hari Rabu, ada kerja bhakti membersihkan kompleks Wisma lalu dilanjutkan dengan Olahraga bersama. Ada Sepakbola, Bola Volly, Tanis Meja, dan olah raga dalam bentuk lainnya. Pada hari kamis, doa malam ditutup dengan adorasi kepada Sakramen Mahakudus. Hari jumat adalah English day. Semua kegiatan hari ini dilaksanakan dalam bahasa inggris. Pada Hari Sabtu dimana tidak ada kegiatan perkuliahan, Para Frater bisa melakukan tugas pastoral seperti mengajar di sekolah-sekolah Katolik (oleh frater-frater tingkat II) dan kunjungan pastoral Ke Penjara (seksi Pastoral Wisma). Para Frater yang tidak berpastoral, menggunakan waktu ini untuk studi pribadi dan kelompok. Pada hari Minggu, kegiatan harian di Wisma agak sedikit berbeda. Kecuali pada hari minggu pertama dalam Bulan (karena ada Rekoleksi), setelah Misa pagi, para Frater diberi kesempatan untuk berpastoral sesuai dengan minat masing-masing. Untuk hal Pastoral, waktu tidak hanya terbatas pada hari minggu, para Frater yang mempunyai karya pastoral tertentu diberi kebebasan untuk menentukan waktunya asalkan tidak mengganggu kegiatan kerohanian dan studi di Wisma dan yang terpenting mendapat izin Romo Rektor. Pada saat tertentu, Seperti ada kunjungan dari Para Konfrater (sebutan khas untuk sesama Frater, Para Imam, dan Bruder), atau pada saat ada pesta Konggregasi (seperti pada tanggal 1 Agustus: pesta St. Alfonsus) dan untuk momen tertentu diadakan Rekreasi bersama. Pada awal bulan Januari setiap tahun, para frater menjalani masa Ret-ret selama seminggu di tempat yang diputuskan bersama (pastinya bukan di Wisma). Pada bulan Oktober dan Mei, para Frater berziarah ke gua Maria. Kalau bulan Oktober bisa dengan Bus ber-AC, pada bulan Mei wajib menggunakan Sepeda sampai ke tempat Ziarah. Untuk Ziarah bulan Oktober, tempatnya berbeda dari tahun ke tahun, tetapi untuk Ziarah dengan bersepeda pada bulan Mei, tempat Favorit para Frater adalah Gua Maria Sendang Sono. Melalui Kegiatan-kegiatan yang mengutamakan studi dan pendampingan rohani sambil diselingi kegiatan lain seperti sudah digambarkan di atas, para frater dibimbing untuk menjadi calon imam yang cukup berpendidikan dan mempunyai karakter akademis yang dapat diandalkan sekaligus mencapai kedewasaan rohani dan memiliki jiwa kepemimpinan dalam Gereja. Masa pendidikan di Wisma Sang penebus berlangsung selama 5 tahun, diselingi masa Tahun Orientasi Pastoral (TOP) selama satu tahun setelah ujian skripsi pada tahun keempat. Selesai TOP, para Frater memasuki tahun kelima kuliah untuk persiapan ujian Bakaloreat. Jika sudah lulus ujian Bakaloreat mereka mengikrarkan kaul Kekal sebagai Redemptoris. Biasanya setelah tahun kelima, para frater menjalani masa persiapan imamat selama 1 tahun di Kentungan, kemudian ditahbiskan menjadi imam Pada beberapa tahun belakangan, dengan adanya program bersama para Redemptoris se-Asia-Oceania waktunya bertambah menjadi 2 tahun. Program ini mencakup 1 tahun persiapan bahasa inggris dan 1 tahun pendidikan khusus Imamat. Untuk persiapan bahasa Inggris, Redemptoris Propinsi Indonesia menjalin kerjasama dengan para Redemptoris dari Filipina, Jepang, Australia, Selandia Baru dan Jerman. Di negara-negara inilah para frater diutus untuk mengikuti kursus bahasa sekaligus membantu para frater dalam pengembangan wawasan bersama dengan calon Redemptoris wilayah Asia-Oceania. Para Frater menjalani pendidikan tahap terakhir selama 1 tahun di SATMI (Saint Alphonsus Theological and Mission Institute). Akhir dari seluruh proses ini adalah Tahbisan Imamat. Untuk saat ini, proses yang dijalani oleh para calon Imam, mulai dari Postulan, Novisiat, Seminari Tinggi, Kursus Bahasa, sampai Pendidikan di SATMI, total membutuhkan waktu 10 tahun. Inilah gambaran singkat kegiatan di Wisma Sang Penebus dalam keseluruhan proses pendidikan sebagai calon Imam Redemptoris. Penulis : Ignaslede, C.Ss.R dan Faber Pattymangoe, C.Ss.R
0 Komentar