Pertemuan APP Minggu ke-4, "Bersama Membangun Komunitas Yang Saling Mengasihi"

PERTEMUAN IV
BERSAMA MEMBANGUN KOMUNITAS YANG SALING MENGASIHI


 PEMBUKA

Lagu Pembuka 
TandaSalib dan salam

P. Dalam nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus
U. Amin
P. Rahmat  Tuhan  Kita  Yesus  Kristus,  cinta  kasih  Allah  dan persekutuan Roh Kudus, bersamamu
U. Dan bersama rohmu.

Pengantar

Bapak-ibu, saudari-saudara yang terkasih,

Semenjak tahun 2001, Gereja Keuskupan Agung Semarang merumuskan cita-cita untuk mengembangkan diri sebagai persekutuan paguyuban-paguyuban sebagai cara dan sarana untuk mengembangkan hidup jemaat dalam berbagi pengalaman iman, mengembangkan persa udaraan, dan keterlibatan sosial. Persekutuan paguyuban­ paguyuban yang dicita-citakan juga diarahkan untuk membangun semangat solidaritas dan belarasa.

Semangat yang sama juga digaungkan oleh Paus Yohanes XXlll ketika berpidato untuk membuka Sidang Konsili Vatikan II. Dalam pidatonya, Paus Yohanes Paulus XXlll menyampaikan gagasan Gereja sebagai komunitas belarasa yang "ingin menunjukkan dirinya sebagai ibu yang mencintai, lemah lembut, sabar, penuh kasih, dan kebaikan kepada semua orang." Dalam dokumen Konsili Vatikan II gagasan Gereja sebagai persekutuan murid-murid Kristus yang berbelarasa juga dapat kita cermati. Dalam Lumen Gentium art. 40 seluruh umat Katolik didesak untuk mengenakan "sikap belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, keler'nahlembutan dan kesabaran ". Dalam Gaudium et Spes art 42 disebutkan bahwa dalam karya karya pelayanannya ,Gereja semestinya mampu menampilkan "karya belas kasih dan tindakan sejenisnya."

Oleh karena itu, setiap orang Katolik dipanggil"sekurang­ kurangnya memberi kesaksian akan cinta kasih dan kemurahan hati Kristus dengan sabar dan bijaksana, sekaligus dengan kepercayaan besar. Dengan demikian, menyiapkan jalan bagi Tuhan serta dengan ca ra tertentu mengha dirkan-Nya" (Ad Gentes ar t. 6). Dengan demikian, Gereja sebagai persekutuan murid-murid Kristus senantiasa ditandai dengan kasih dan bela rasa.

Dalam pertemuan yang keempat ini, belajar dari komunitas Gereja Perdana,  kita diajak untuk merenungkan kembali sejauh mana kita telah menghayati dan mewujudkan jati diri kita sebagai paguyuban murid-murid Kristus yang berbelarasa.

Bapak-ibu, saudari-saudara yang terkasih,

Mengawali pertemuan ini, marilah kita hening sejenak untuk menyadari dan menyesali dosa dan kerapuhan kita di hadapan Tuhan dan sesama.

Doa Tobat {bersama-sama)
P+ U Saya mengaku .......
P      Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
U         Amin.

Doa Pembuka
P. Ya Allah, Bapa yang penuh kasih, kami bersyukur karena Engkau telah memanggil murid-muridMu hidup dalam persekutuan. Dampingilah kami selalu agar mampu mewujudkan komunitas kami sebagai komunitas yang penuh kasih dan belarasa sebagaimana jemaat Gereja Perdana yang Kau tuntun untuk bertekun dalam pengajaran para Rasul dan dalam persekutuan, saling berbagi untuk memastikan tidak satu anggota pun yang berkekurangan. Semua ini kami haturkan kepada-Mu, dengan perantaraan Kristus, Tuhan dan pengantara kami, kini dan sepanjang segala masa.
U. Amin

Lectio Divina
Sebagai pengantar sebelum membaca teks kitab suci, pemandu dapat memberikan panduan sebagai berikut: 
  1. Bacalah teks Kitab Suci berikut dengan penuh perhatian, rasa hormat, dan perlahan-lahan.
  2. Bacalah teks beberapa kali dan konsentrasi pada sebuah kata atau sebuah kalimat yang secara pribadi menyentuh hati anda dan menggelisahkan anda untuk berani ambil bagian dalam mewujudkan komunitas belarasa di mana pun anda berada.

Kis. 2:.41-47 

Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. Mereka bertekun dalam pengajaran rasu!-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda. Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap  hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.

Renungan
Butir-butir permenungan:
  • Dalam paragraf pertama Arah Dasar KAS 2016-2020, disebutkan bahwa "Umat Allah Keuskupan Agung Semarang, sebagai persekutuan paguyuban-paguyuban murid-murid Yesus Kristus dalam bimbingan Roh Kudus bertekad don bergotong royong memperjuangkan hidup bersama yang sejahtera, bermartabat, beriman, demi terwujudnya peradaban kasih, tanda kehadiran Kerajaan Allah".  Sebagai perkutuan paguyuban-paguyuban murid-murid Yesus Kristus, umat Allah Keuskupan Agung Semarang terdiri dari komunitas-komunitas teritorial lingkungan maupun komunitas kategorial. Dalam berbagai bentuk wajah dan kharisma di dalamnya, Gereja Keuskupan Agung Semarang ingin mewujudkan peradaban kasih. Cita-cita mewujudkan peradaban kasih bukanlah sebuah pilihan alternatif, melainkan keharusan bagi mereka yang percaya kepada Kristus.

  • Kali ini, kita kembali diingatkan untuk belajar dari komunitas Gereja Perdana. Ada empat ciri komunitas Gereja  Perdana yang dikisahkan dalam Kisah Pa ra Rasul yang baru kita dengar. Keempat ciri itu : (1) bertekun dalam pengajaran para rasul; (2) (bertekun) dalam persekutuan; (3) pemecahan roti; dan (4) doa.

  • Komunitas Gereja Perdana bertekun dalam "pengajaran para rasul." Di sini, kita diingatkan sebagai pengikut Kristus untuk hidup selaras dengan iman akan Kristus sebagaimana diajarkan oleh para Rasul.Berawal dari kotbah Petrus, banyak orang menjadi percaya dan mengembangkan persekutuan dalam sebuah komunitas yang berpusat pada Kristus . Begitu pula dengan hidup kita, sudah semestinya hidup kita sebagai orang kristiani senantiasa diolah dan diperdalam, dan dengan penuh kerenda han hati menerima  dan mengakui bahwa keselamatan telah terwujud melalui kematian dan kebangkitan Kristus. Iman akan Kristus yang bangkit memungkinkan kita dan persekutuan jemaat di mana pun mereka berada dapat menjadi tanda yang menarik banyak orang, seperti ditulis oleh Lukas. "... mereka disukai semua orang" (Kis 2:47). Dengan mengolah diri sedemikian iman bertumbuh dan teguh, kita dimampukan untuk berani menghadapi segala tantangan dan perjuangan hidup.

  • Ciri kedua adalah bertekun dalam "persekutuan" (lnggris: fellowship; Yunani: koinonia), yang berarti suatu kehidupan yang disharingkan dan dibagikan, hidup bersa ma. Di sini, kita diajak untuk mengembangkan "persaudaraan sejati" dengan siapa pun yang kita jumpai. Tanda konkret  yang dibuat oleh komunitas Gereja Perdana adalah memberikan apa yang mereka punya sebagai wujud bela rasa dan memastikan bahwa anggota yang berkekurangan dalam komunitas tercukupi kebutuhannya (ay. 45) . Tidak ada keegoisan dan keterpaksaan. Mereka berbagi dengan penuh gembira dan tulus hati. Semua ini membuat mereka bertumbuh secara pribadi dalam setiap anggotanya dan juga secara komunal

  • Ciri ketiga dari komunitas Gereja Perdana adalah "pemecahan roti". Sebagai orang kristiani, kita mengimani bahwa Ekaristi adalah sumber dan puncak hidup kristiani. Ekaristi menjadi sarana pemersatu dan kerelaan untuk berbagi. Dalam memecah-mecahkan roti jemaat termaksud bukan saja menghadirkan kembali perjuangan-perjuangan Yesus di masa lampau, melainkan juga merayakan masa depan mereka, yaitu bersama Yesus mempersembahkan seluruh hidupnya kepada Allah dan sesama.

  • Ciri terakhir adalah jemaat yang bersatu dalam doa. Di sini, kita diingat bahwa doa membangun komunitas Kristiani. Sebagai jemaat mereka merasa masih membutuhkan penebusan.  Maka,  sebagai jemaat  yang tertebus  mereka sungguh mengakui peranan Kristus dalam hidup dan perutusan mereka masing-masing. Oleh karena itu, dalam hidup dan perutusannya, mereka menempatkan doa sebagai sarana untuk memohon berkat dan penyertaan Tuhan.
Pertanyaan  Renungan/Sharing
Belajar dari komunitas Gereja Perdana, bagaimana kita telah mengupayakan untuk mewujudkan diri sebagai seorang beriman dan mengembangkan komunitas rasuli di tengah keluarga, lingkungan, Gereja, maupun masyarakat?

  1. Bagaimana selama ini kita menghidupi dan memperdalam iman kristiani kita sebagai wujud bertekun dalam pengajaran para rasul?
  2. Bagaimana selama ini kita telah berusaha untuk menghidupi semangat "koinonia", dalam persekutuan dengan gembira dan tulus hati berbagi dan bertumbuh dalam kebersamaan dengan yang lain? Apakah selama ini, dengan cara kita masing-masing, telah turut ambil bagian dalam karya-karya karitatif maupun pemberdayaan bagi sesamaku yang berkekurangan?
  3. Bagaimana selama ini, kita telah memaknai setiap ekaristi yang kita rayakan dalam ketekunan?
  4. Bagaimana dalam keseharian hidup, kita senantiasa bertekun dalam doa?

Doa Umat Spontan 
Bapa Kami
Doa Penutup

P. Ya Bapa yang Mahakasih, melalui cara hidup Gereja Perdana, kami bersyukur senantiasa Engkau ingatkan dan Engkau bimbing untuk mewujudkan komunitas hidup kristiani. Segarkanlah hidup kami dan komunitas-komunitas yang ada dalam Gereja Mu - Lingkungan, Paroki, Kelompok-kelompok kategorial, dsb - sedemikian sehingga kami tak lupa untuk senantiasa hidup bertekun dalam pengajaran para RasulMu, hidup dalam persekutuan, mengandalkan Ekaristi Kudus yang menguatkan hidup kami sebagai murid-murid-Mu, dan bertekun dalam keseharian hidup doa supaya kami dengan tekun dan setia menjadi saksiMu di mana pun kami berada. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
U.       Amin


PENUTUP

Pengumuman 
Berkat
P. Tu ha n bersamamu
U. Dan bersama rohmu
P.   Semoga Allah yang Maha kuasa senantiasa  memberkati  kita, Dalam nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus. ( masing-masing membuat tanda salib)

Lagu Penutup


Posting Komentar

1 Komentar

  1. Video untuk pertemuan APP ke 3-5 kok tdk bisa di putar/ di download..

    BalasHapus