Paguyuban Organis “St. Gregorius” Nandan Mengadakan Pelatihan Organis


Pada tanggal 2 Februari tahun 2015, Paguyuban Organis “St. Gregorius” Paroki Nandan kembali menyelengarakan kegiatan Pelatihan Organis Nandan. Kali ini Pelatihan Organis Nandan diadakan dengan tujuan agar setiap lingkungan di paroki Nandan memiliki organis sendiri di lingkungannya masing-masing. Bertempat di Limasan Gregorio Gereja Nandan dan lantai 2 Pasturan Gereja Nandan, pelatihan ini diadakan setiap hari Senin pada pukul 18.00-20.00 WIB dengan fasilitas dua alat musik organ. Materi pelatihan diberikan oleh anggota dari Komunitas Organis Nandan yaitu ibu Shinta dan frater Lensi. Pesertanya pun bervariasi dan datang dari berbagai kalangan seperti frater, ibu-ibu, siswa SMA, dan mahasiswa.

Dalam kegiatan pelatihan ini, ada beberapa materi yang diberikan. Materi yang disoroti meliputi:

1) Pengenalan terhadap alat musik organ

2) Teknik dasar bermain organ

3) Pengenalan terhadap not angka dan not balok

4) Belajar memainkan lagu-lagu liturgi

Pada pertemuan pelatihan organis yang perdana, ibu Shinta mengenalkan peserta pelatihan terhadap instrumen organ. Organ yang digunakan di Gereja Nandan adalah alat musik organ elektrik Yamaha atau yang biasa disebut electone. Organ ini terdiri dari klavir atas dan bawah serta dilengkapi dengan pedal bass kaki. Cara memainkannya yaitu tangan kanan memainkan melodi di papan tuts atas, dan tangan kiri menekan tuts yang berada pada papan tuts bawah agar nada-nada berbunyi. Kaki kiri digunakan untuk memainkan suara bass dengan menginjak papan pedal bass kaki, sedangkan untuk mengatur volume, caranya dengan meletakkan kaki kanan di atas pedal ekspresi dengan posisi seperti menekan gas mobil. Ketika pedal ekspresi ditekan maju ke depan, volume suara organ akan bertambah besar (crescendo). Namun, jika pedal ditekan ke bawah volume suara akan mengecil (decrescendo). Dengan demikian, kegunaan pedal ekspresi juga untuk mengendalikan dinamika permainan lagu secara manual.

Selain pengenalan terhadap alat musik organ, peserta pelatihan juga diajarkan untuk bisa membaca notasi musik. Ada dua macam not, yaitu not balok dan not angka. Not angka, sesuai namanya dilambangkan dengan angka-angka. Sedangkan not balok dilambangkan dengan bulatan-bulatan, baik bertangkai ataupun tidak yang diletakkan di dalam garis-garis paranada.

Dalam praktik penggunaannya, penggunaan not balok lebih memudahkan organis untuk menempatkan jari di tuts. Pada not balok sudah diketahui dengan pasti nada apa saja yang dimainkan, baik melodi, iringan tangan kiri, ataupun bass sehingga iringan yang dibuat pun semestinya cukup mewakili lagu yang dimainkan. Not angka penggunaannya lebih fleksible karena hanya tertulis nada dasar lagu yang digunakan. Sehingga jika terjadi perubahan nada dasar, organis tinggal menyesuaikan dengan permintaan dirigen dengan sedikit mengubah akor-akor yang digunakan. Masing-masing not memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dalam pada pelatihan organis kali ini, peserta lebih ditekankan ke pemahaman not angka agar bisa lebih cepat untuk menguasai lagu-lagu liturgi dengan menggunakan not angka.

Sebagai teknik dasar bermain organ, peserta juga harus memiliki pengetahuan dan penguasaan keyboard reading, yaitu mengetahui nama dan letak setiap tuts nada secara tertentu atau keseluruhan sesuai nada dasar dan melodi lagu yang dimainkan. Selain itu, bentuk tangan dan pertandajarian yang benar, akan membantu kelancaran arus pergerakan jari di atas tuts. Sikap tubuh juga harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku agar dapat bermain dengan nyaman.

Peserta pelatihan organis juga diajarkan untuk bisa membawakan lagu-lagu yang bersifat liturgis. Ibu Shinta dan frater Lensi menekankan kepada para peserta bahwa lagu-lagu tersebut meskipun dimainkan dengan teknik yang sederhana, tetapi pantas, bermutu tinggi, dan menyentuh perasaan umat dalam nyanyian sehingga hubungan musik dan liturgi bersifat harmonis, yaitu keseimbangan yang pas dan tidak terpisahkan antara musik dan penghayatan akan misteri iman dalam diri Kristus.

Pastor Paroki Gereja St. Alfonsus Nandan, Rm. Gregorius Kriswanta, Pr mendukung adanya penyelenggaraan kegiatan ini. Menurut beliau, umat di lingkungan Paroki Nandan perlu diasah kemampuannya dan dibina untuk menjadi seorang organis gereja, sehingga dengan bertambahnya jumlah organis yang bisa mengiringi, tentu misa-misa khususnya misa di lingkungan akan semakin lebih hidup dan liturgi dapat berjalan lebih semarak.

Antusiasme para peserta untuk mengikuti pelatihan sangat tinggi dan diindikasikan dengan jumlah peserta setiap minggunya selalu bertambah. Romo Kriswanta sendiri juga menyempatkan untuk mengikuti kegiatan pelatihan organis dengan peserta yang lain sehingga terjalin suasana sangat akrab antara Romo, para pengajar, dan para peserta. Peserta pun menanggapi sangat baik kegiatan dengan rutin mengikuti kegiatan pelatihan setiap minggunya dan berlatih bersama-sama. Lebih lanjut, kegiatan Pelatihan Organis Nandan juga diharapkan bisa mendorong umat di Paroki St. Alfonsus Nandan untuk mencintai musik liturgi dan mau dengan kerelaannya menjadi pelayan liturgi khususnya menjadi organis sekurang-kurangnya di lingkungannya sendiri.

(Aji Bhaskara)

Posting Komentar

0 Komentar