Lingkungan
St. Anna Jongkang Baru mendapat jadwal kunjungan Romo Paroki di bulan Februari
2016, sebagai kunjungan yang I. Untuk jadwal kunjungan kali ini, tidak seperti
biasanya, dalam bentuk misa, tetapi ada 4 opsi yang ditawarkan bagi semua
lingkungan di Paroki St. Alfonsus Nandan. Umat di lingkungan boleh memilih
kunjungan Romo berupa :
- Misa Lingkungan
- Sarasehan
- Kunjungan keluarga
- Rapat
Setelah
rembugan bersama, lingkungan kami memilih sarasehan. Tema yang diangkat adalah “SAKIT DAN
PENGAMPUNAN”. Kami ingin menggali lebih dalam, apakah ada hubungannya antara
penyakit dengan pengampunan. Agar umat tertarik untuk datang dalam sarasehan,
kami mengemas sarasehan dalam nuansa angkringan, serius tapi santai, dan
bermakna. Bakmi godhog menjadi menu utama angkringan. Mas Triyono, penjual mie
tik tok keliling, telah dipesan untuk datang bersama gerobak andalannya.
Pada
hari Kamis, 25 Februari 2016 pk. 19.00 WIB. Romo G. Kriswanto, Pr, sampai di rumah
Bp. Aditya/Heni bersama dengan mas Ramses yang bertugas menjemput Romo. Ada
yang beda dengan penampilan Romo G. Kriswanto, Pr kali ini. Karena tidak
memimpin misa, maka Romo tidak memakai jubah, tetapi mengenakan kaos dan celana
panjang. Terlihat santai, dan dekat dengan umat. Umat yang hadir malam itu
kurang lebih ada 30 orang, terdiri dari anak-anak, OMK, dan Bapak/Ibu.
Sarasehan
dipandu oleh moderator Bp.Y.Suharsono. Acara dibuka dengan lagu “Kasih “
dilanjutkan doa pembuka dipimpin oleh Bp.Ant.Siswanto selaku prodiakon yang
baru.
Romo
mengawali sarasehan dengan mendefinisikan tema sarasehan yaitu” sakit dan
pengampunan” secara umum dan menurut kitab suci. Sakit adalah peristiwa
manusiawi, semua orang pasti mengalaminya, yang ditandai dengan gejala-gejala,
misalnya gejala natural ( stress, kaget ) sehingga tubuh menjadi terganggu.
Sedangkan pengampunan terjadi karena ada dosa dan ada niat dan kehendak untuk
bertobat, berdasarkan belas kasih Allah.
Ada tindakan silih setelah
pengampunan, sebagai tanda keseriusan tobat, sehingga karena belas kasih Allah
yang telah mengampuni dosa, maka hasilnya menjadi lega, terbebaskan,
diringankan, disembuhkan.
Sakit
menurut Kitab Suci Perjanjian lama ada
bermacam-macam. Seperti yang tertulis dalam :
- Imamat 13:45 tentang seorang yang sakit kusta
- 1 Samuel 21:13 tentang seorang yang sakit ingatan
- 1 Raja-Raja 15:23 tentang seorang dimasa tuanya menderita sakit kakinya
- Ayub tentang orang bodoh dibunuh oleh sakit hati dan orang bebal dimatikan oleh iri hati.
Bacaan
Kitab Suci Perjanjian Baru tentang sakit juga bermacam-macam, seperti tertulis
dalam :
- Matius 4:24 tentang Yesus yang menyembuhkan orang yang buruk keadaannya, menderita pelbagai penyakit dan sengsara, ayan, lumpuh.
- Matius 8:16 tentang Yesus yang menyembuhkan orang yang kerasukan setan.
- Markus 6:56 tentang keyakinan orang menjadi sembuh setelah menjamah jubah Yesus.
- Kisah Para Rasul 9:37 tentang sakit yang dialami oleh seseorang dan bisa menjadi penyebab kematian, dan lain-lain.
Romo
mengutip lebih banyak lagi bacaan Kitab Suci perjanjian baru yang berhubungan dengan
tema, diantaranya :
- Luk 7:47 tentang dosa yang diampuni, karena telah banyak berbuat kasih
- Matius 26:28 tentang Darah Yesus yang ditumpahkan demi pengampunan dosa
- Lukas 7:48 tentang perkataan Yesus kepada perempuan bahwa dosanya telah diampuni.
Romo
mengambil kesimpulan bahwa sakit bisa secara fisik dan batin. Apabila sakit
fisik, maka obatnya ke dokter. Tetapi bila sakit batin, obatnya belas kasih
Allah lewat Sakramen dan diberikan oleh Imam. Sakit batin berasal dari dosa,
maka butuh pengampunan Allah dalam tanda (Sakramen) yang kewenangannya
diberikan oleh Imam. Tetapi tidak semua sakit dikaitkan dengan dosa. sakit bisa
terjadi karena kelemahan badan.
Menurut Romo ada beberapa sakramen yang
mendatangkan pengampunan dosa yaitu : Sakramen Babtis, Sakramen Tobat, dan
Sakramen Pengurapan Orang Sakit. Selain sakramen, tindakan silih juga
mendatangkan pengampunan dosa, seperti amal kasih, pantang-puasa, matiraga,
doa, dan lain-lain.
Melakukan indulgensi (penghapusan dosa), juga bisa
mendatangkan pengampunan dosa, seperti Ekaristi, Ziarah, dan hal-hal yang
ditentukan oleh Bapa Suci, terutama pada tahun-tahun yang ditetapkan, misalnya
Tahun kerahiman Allah, yang ditetapkan mulai tanggal 8 Desember 2015.
Romo
menganjurkan kepada umat, untuk tidak menyimpan dendam dan sakit hati, agar
kita terhindar dari sakit fisik dan sakit batin.
Sesi
I yaitu mendengarkan penjelasan Romo telah selesai, dilanjutkan dengan sesi ke
II berupa tanya jawab. Moderator memberikan kesempatan kepada 4 orang, 2 orang
dari Bapak-Ibu, dan 2 orang wakil dari OMK. Pada tanya jawab ini, teh manis dan
camilan dihidangkan, agar umat tidak tegang, dan tetap menikmati sarasehan
dengan nyaman, ada pisang dan kacang rebus, molen, martabak, serta kue serabi.
Pertanyaan yang diajukan sangat beragam. Setelah semua pertanyaan terjawab,
moderator memberikan kesempatan lagi kepada 2 orang untuk mengajukan pertanyaan
kepada Romo. Malam itu umat tampak antusias mengikuti sarasehan, mereka banyak
mengajukan pertanyaan kepada Romo, karena mereka ingin mendapat jawaban dari “ahlinya”,
tentang “sakit dan pengampunan”, yang sangat berguna bagi kehidupan mereka
sendiri dan orang lain.
Pada kesempatan tanya jawab yang ke 2, mie rebus yang
hangat dihidangkan. Umat menikmati mie rebus bersama Romo, sambil mendengarkan tanya
jawab, dilanjut dengan melihat 2 film dari Romo, film yang memberikan motivasi
dan film yang membuat umat tertawa, karena lucu. Tak terasa waktu sudah pk.
21,30 WIB. Acara sarasehan ditutup dengan doa penutup oleh pro diakon dan
berkat dari Romo G. Kriswanto, Pr.
Sebelum pulang, Umat menyanyikan lagu “Sentuh Hatiku” yang dipimpin oleh
Ibu Ningrum. Lagu yang sesuai dengan tema dan sangat menyentuh hati. Salah satu
bait dalam lagu itu adalah “ Bapa sentuh hatiku, ubah hidupku menjadi
yang baru. Bagai emas yang murni kau membentuk bejana hatiku. Bapa ajar ku
mengerti, sebuah kasih yang selalu memberi. Bagai air mengalir yang tiada
pernah berhenti…...Kasih Mu Bapa tak pernah berhenti….”
(Kontributor Herni.Amd)
0 Komentar