Misa Arwah Di Lingkungan Santa Lusia Nandan

Misa Arwah di Lingkungan Santa Lusia Nandan diselenggarakan di kediaman keluarga Bp. Ruskam Jaya, Jumat petang, 20 November 2015.
Dalam kesempatan misa kali ini juga berlangsung upacara pelantikan umat menjadi katekumen. Ada Lima orang simpatisan yang diperkenalkan kepada umat, yakni satu keluarga Bapak Ruskam Jaya, Ibu Erwati, Ibu Yulianti serta seorang putranya Nicolas Alexander. Selain itu ada seorang umat Lingkungan Mranggen yang diikutkan dalam tahap satu kali ini, yakni Danang Jati Kusumo.

Romo G. Kriswanta, Pr. di awal misa malam itu mengingatkan:”Malam ini tidak ada tanya jawab. Kematian kok ditanya-jawabkan. Ya direnungkan. Karena kematian itu sudah pasti datang. Dan saya belum punya pengalaman soal kematian ini. Kita tunggu saja”.
”Daripada kita menghindari yang sudah pasti, lebih baik kita menghindari dosa. Dengan menghindari dosa, hidup kita akan semakin berkualitas,”tambah romo Kris.
Lebih lanjut diingatkannya, apa gunanya umur panjang kalau kita tidak bisa mengisinya dengan kebaikan-kebaikan. Yang patut dicermati adalah, umur panjang itu tidak otomatis makin cemerlang, tetapi justru makin menyusut.
Dengan umur panjang, keinginan kita makin tambah banyak, tapi kekuatan kita makin ringkih. ”Antara keinginan dan kekuatan dalam keadaan tidak seimbang. Kalau tidak seimbang, seumpama listrik bisa menjadi korslet dan bisa terjadi kebakaran”.
Ada 3 sumber atau titik yang membuat seseorang berbuat kesalahan atau sebaliknya berbuat makin baik dalam hidupnya. Ketiga sumber tersebut adalah: apa yang dipikirkan, apa yang diomongkan dan apa yang dilakukan. Biasanya ketiganya seiring-sejalan.

Bagaikan dua kutub magnet, dalam diri manusia setiap saat terjadi tarik menarik yang begitu kuat, antara roh kudus dan roh jahat. Siapa yang menang itulah yang menguasai diri manusia. Untuk dapat memenangkan tarik menarik ini, seseorang haruslah segera bertobat. Tidak usah tunggu besuk-besuk. Sebab, hari esuk itu belum pasti. Di saat kita sadar haruslah segera berbuat baik.

Romo Kris menambahkan. Dosa itu memang menarik. Kita mudah sekali terjerumus dan menggiurkan untuk tertarik yang namanya dosa. Iming-iming uang, pangkat, jabatan akan dengan mudah di dapat dengan melalui jalan yang tidak wajar. “Siapa yang tidak tertarik? Ada berita hangat seseorang keblekan Freeport dan siap-siap untuk dicopot.”

Apabila iming-iming perbuatan dosa itu kita lakukan, itu artinya kita sudah menjadi hamba dunia. Karena itulah, Tuhan Yesus datang ke dunia untuk menjungkir-balikkan manusia dari yang tadinya hamba dunia menjadi tuan dunia.

Satu syarat untuk tercapainya penjungkirbalikan itu adalah kita harus selalu waspada……waspada……….dan lebih waspada. Makin tinggi kewaspadaan kita akan makin sulit yang namanya dosa bisa menarik diri kita masuk di dalamnya.

Orang yang dalam keadaan waspada dalam kesehariannya akan banyak memohon dan akan lebih banyak lagi bersyukur. Kemudian kita sepenuhnya memasrahkan diri kita hanya kepada Tuhan Yesus sebagai perantara untuk menuju rumah Bapa di surga. (AR Maryadi).

Posting Komentar

0 Komentar