Nglakoni Urip, Ojo Sembrono

Sequel Mengikuti Jejak Kristus ‘Merenungkan Kematian’ Misa Arwah di Lingkungan St. Lucia Nandan Bersama Romo Gregorius Kriswanta
Hidup ini bukanlah hak kita, Hidup adalah anugerah Tuhan, dan hidup tidaklah kekal, oleh karena itu, baiklah kita berusaha mengisi hidup dengan hal baik, jangan sembrono, hingga pada saat meninggal dunia kita lebih merasa gembira daripada merasa takut. Mulai sekarang mari kita belajar mati bagi dunia, supaya dengan demikian kita dapat hidup bersama Kristus. Marilah kita kumpulkan harta yang tidak dapat binasa, selama kita masih mempunyai kesempatan. Janganlah membanggakan diri dengan keberhasilan dunia dan hendaklah kita hanya memikirkan hal-hal yang bertalian dengan Allah

Maka: Panjatkanlah doa dan permohonan kita setiap hari disertai dengan cucuran air mata ke hadirat Tuhan, agar jiwa kita setelah meninggal dunia layak menerima anugerah Tuhan. Demikianlah hendaknya.

Nglakoni urip dadi PRODIAKON ??

Pada kesempatan yang sama Rm. Kris mengetuk hati umat Lucia untuk menanggapi panggilan menjadi prodiakon. Agaknya menjadi prodiakon adalah hal yang berat bagi umat Lucia, umat merasa tidak mampu. Menyikapi hal tersebut pada Minggu, 22 November 2015, 18 orang dari Lingkungan Lucia mengikuti Kursus Persiapan Prodiakon di KANISIUS. Berharap agar terbuka hati dan bersedia melayani sebagai prodiakon. Semoga Tuhan memberkati usaha kami .

MENJADI PRODIAKON, BERLIMPAH ANUGERAH
Jawaban yang muncul ketika ditawari menjadi prodiakon: “waktuku belum tiba, ojo aku”, punya masa lalu tidak baik, dan takut membawakan homili. Sadarilah bahwa Gereja kekurangan pelayan, jangan melihat masa lalu, hidup harus bermetamorfosa seperti ulat yang menakutkan akan berubah menjadi kupu-kupu yang indah.

Takut membawakan homili? Inilah tipsnya:
1. Pelajari ujud atau tema ibadat, harus jeli dan cerdas memilih bacaan Kitab Suci.
2. Mengenal karakter/budaya/tradisi umat setempat.
3. Membaca Injil berulangkali, direnungkan dan diresapi agar muncul ide-ide baru.
4. Mempunyai bekal sebanyak mungkin berupa buku-buku rohani, buku renungan, buku pengetahuan, kisah para kudus juga koran dan majalah agar tidak ketinggalan zaman.
5. Jaga lidah, ingat kita tidak sedang mewartakan diri sendiri, yang kita wartakan adalah Yesus, sumber pengharapan, penghiburan dan jalan keselamatan.
6. Belajar berpidato dan tampil penuh percaya diri. (M. Budi Sardjono)
Are You Ready?????

(by maure)

Posting Komentar

0 Komentar