Sakramen Rekonsiliasi Masih Menarik Minat OMK


Sakramen Pengakuan Dosa, sering disebut juga Sakramen Tobat atau Sakramen Rekonsiliasi adalah satu dari 7 sakramen dalam Gereja Katolik – juga disebut “Misteri” – dimana penerimanya memperoleh belas kasihan Allah berupa pengampunan atas dosa yang diakui dan disesalinya.

Melalui sakramen ini mereka juga sekaligus didamaikan dengan Gereja yang telah mereka lukai karena dosa-dosa mereka.

Kamis Kliwon, 17 Desember 2015 pengakuan dosa secara massal diselenggarakan di Paroki St. Alfonsus Nandan. Dikatakan massal, karena pelaksanaannya serentak dan bersamaan di seluruh lingkungan.

Sebanyak 21 Romo diterjunkan ke seluruh lingkungan untuk melayani umat di lingkungan-lingkungan. Sedangkan 2 Romo dari Redemptoris (CSsR) melayani di gereja.
Kok bisa menerjunkan romo sebanyak itu? Menurut Romo G. Kriswanta, Pr sejak tahun 2005-an ada kesepakatan dari seluruh paroki se Kabupaten Sleman, bahwa diperlukan pengakuan dosa secara bersamaan di seluruh lingkungan. Karena itulah dilakukan Safari Romo untuk melayaninya.

“Paroki Nandan memiliki 21 lingkungan. Ini termasuk lingkungan sedang. Ada juga paroki yang lingkungannya lebih banyak. Sehingga untuk pengakuan dosa di setiap paroki tidak akan bersamaan waktunya, karena romo-romonya bersafari secara bergiliran ke paroki-paroki,”jelas Romo Kris.

Ketika penulis menanyakan kepada Bp. Vinantius Sumadiyono, Ketua Lingkungan St. Brigitta Jetis sesaat mengantar kembali romo ke Joglo Antonio, umat yang melakukan pengakuan dosa ada sebanyak 18 orang. “Umat Jetis suci-suci kok pak,”begitu selorohnya sambil ketawa.

Sementara umat yang mengaku dosa di gereja jumlahnya cukup fantastis. Di atas 100 orang. Dan luar biasanya, lebih dari 90 persen adalah OMK. Bisa dikatakan, di tengah kesibukan mereka ternyata masih meluangkan waktu untuk menyesali dosa mereka bahkan mau antri satu dua jam menunggu antrian yang hanya dilayani 2 orang romo, yakni Romo Canis CSsR dan Romo Robi CSsR.

Untung saja, Romo G. Kriswanta, Pr yang baru selesai melayani umat di Lingkungan Gedongan, iseng-iseng menengok ke dalam gereja. Karena masih cukup banyak umat yang mengantri, beliau langsung ikut memberikan pelayanan di ruangan belakang altar. Sehingga selesainya bisa lebih cepat karena dilayani 3 pastor.***
(AR Maryadi)

Posting Komentar

0 Komentar