Temu Paguyuban Sekretaris Kantor Paroki Kevikepan DIY di joglo St Antonio Paroki Nandan

Senin tanggal 21 April 2015, pagi hingga siang, Joglo Antonio Paroki St. Alfonsus Nandan menjadi ‎ tempat bagi pertemuan Paguyuban Sekretaris Kantor Paroki Kevikepan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Romo Ariestyanto Setiawan MSF dari Provinsialat Kongregasi Keluarga Kudus Semarang memberikan materi “Moralitas Perkawinan Katolik”.
 

Para sekretaris kantor paroki menyimak dengan serius pendalaman bahan dari romo Ariest tentang hal-hal di luar administrasi perkawinan. Rm Arist, menyatakan bahwa ternyata orang datang ke kantor sekretariat paroki tidak dengan konsep mengenai perkawinan Katolik, selain hanya mau mengurus administrasi belaka. 

Maka para sekretaris kantor paroki harus mengetahui pula mengenai konsep moral perkawinan Katolik dan bagaimana menghadap umat yang hadir mengurus syarat administratif perkawinan.Bahwa perkawinan ialah hidup bersama tiap hari sampai mati dengan isteri/suaminya. Para sekretaris mesti menampilkan Wajah Kristus yang berbelas kasih.  Kita menghadap orang, sesama kita, tang punya isi hati dan kerinduan.

Ada tujuh kualitas yg diperlukan:

  1.     Empati
  2.     Kehangatan
  3.     Keaslian (genuiness)
  4.     Penghargaan yg positif, rasa hormat
  5.     ‎Faktual (concreteness) berdasar data
  6.     Rasa humor
  7.     Sedih bersama (A sense of tragic) pada hal yg tak bisa diubah.

Sedangkan perkawinan Katolik merupakan panggilan‎ Allah, Sang Perancang Kehidupan yang penuh Cinta. Cinta perkawinan khas, berbeda sudut pandang dari cinta pada umumnya. Cinta perkawinan berproses setia. Dari cinta pertama, “penundukan” pada sesama, cinta romantik, dan sampai ke cinta perkawinan yaitu  ialah cinta yang penuh, eksklusif dan intim.‎ Perkawinan ialah mengenai memperkembangkan  Cinta.

Pertanyaan bagi setiap orang yang menikah ialah: Apakah bertumbuh dalam perkawinan? Bagaimana cara hidup agar kebaikan dan iman bertumbuh dalam perkawinan? Perkawinan dirancang Tuhan untuk kebaikan pribadi, kebaikan bersama, teman berbagi rasa kepercayaan, berbagi rezeki, tujuan keturunan, semua demi kemuliaan Tuhan. ‎

Maksud baik tetap harus menjadi maksud perkawinan.

Pelapor: YDHpr dan Mas Aji

Posting Komentar

0 Komentar