Active Listening


Mendengarkan Aktif Dalam Komunikasi





Pada hari Minggu, tanggal  4 Desember 2016, di Joglo Antonio Paroki Nandan telah diselenggarakan Rekoleksi Keluarga bagi umat Nandan, dengan tema “Mendengarkan secara aktif dalam berkomunikasi “ (Active Listening).

Tujuan rekoleksi keluarga ini untuk membentuk Keluarga Katolik yang Tangguh, meningkatkan relasi antara pasangan suami – istri dan sesama anggota keluarga yang hangat dan beriman Katolik.

Rekoleksi yang diselenggarakan pada Masa Advent 2016 oleh Tim Kerja Merriage Encounter (ME), Bidang Paguyuban dan Persaudaraan Paroki Santo Alfonsus De Liguori Nandan, Yogyakarta diharapkan dapat meningkatkan komunikasi yang akan berdampak positif dalam relasi bagi keluarga-keluarga di Paroki Nandan.

Rekoleksi keluarga dengan narasumber Pasangan Suami - Isteri (Pasutri) Edy – Lian, diikuti 60 peserta dari Lingkungan-lingkungan se Paroki St. Alfonsus De Liguori, Nandan.
Pasutri Edy – Lian, merupakan aktivis ME  dari  Koordinator Daerah Joglolang (Yogyakarta- Solo dan Magelang), dikenal sebagai Pemberhati Relasi Pasutri Katolik tingkat nasional.

Pasutri Edy – Lian dalam menyampaikan materi rekoleksi melalui tayangan gambar yang menarik, disertai penjelasan yang lengkap dan kadang diselingi dengan Sharing pengalaman hidup beliau berdua selama mengarungi hidup berkeluarga secara Katolik. Melalui Sharing mereka yang dikemas dalam cerita yang lucu, sedih dan menggemaskan tersebut terasa lebih mempertegas bahwa dalam berkomunikasi yang baik tidak hanya menumbuhkan perasaan simpati, tetapi juga harus disertai dengan adanya perasaan empati.

Mengingat banyaknya materi yang harus disampaikan, rekoleksi tersebut memakan waktu hampir 3 jam, namun karena penyampaiannya yang  menarik dan gayeng sehingga tidak  dirasakan lama oleh peserta, bahkan ada peserta yang merasa waktu yang disediakan dalam rekoleksi   kurang lama.  

Bahkan, dalam Sesi - Peneguhan yang disampaikan oleh Romo Antonius Dodit Haryanto, Pr., sebagai romo Paroki Nandan yang penyampaiannya dalam suasana yang hidup melalui “guyon pari keno” sehingga semakin memperjelas pemahaman  yang harus diperhatikan oleh  peserta dalam hal berkomunikasi untuk membina relasi dengan keluarga dan sesama.

Dalam Sesi – Akhir dari rekoleksi keluarga ini peserta dibuat semakin “gamblang” tentang perlunya mendengarkan secara aktif dalam kehidupan sehari-hari terutama dengan pasangannya ketika dilakukan Dialog Dalam Kelompok yang menyampaikan Sharing mereka tentang CARA-CARAKU SELAMA INI DALAM BERKOMUINIKASI dan BAGAIMANA AKU DAPAT MENINGKATKAN RELASIKU DENGAN PASANGAN UNTUK MENJADI LEBIH BAIK. (Cosmas Bambang Sukatja, Koordinator ME Paroki Nandan).

Posting Komentar

0 Komentar