Homili singkat Bapak Kardinal Julius dalam Salve Agung dan Pemberkatan insignia di Katedral Semarang

Kardinal Julius Darmaatmaja SJ memberkati pernak-pernik yang akan dikenakan Uskup Agung Semarang HIDUP/Antonius E. Sugiyanto

Sehari jelang pentahbisan Uskup Agung Semarang, Mgr Robertus Rubiyatmoko, mengikuti Salve Agung atau ibadat sore pemberkatan beberapa perlengkapan seorang uskup di Katedral St Perawan Maria Ratu Rosario Suci, Randusari Semarang, 18/5. Upacara dipimpin oleh Kardinal Julius Darmaatmaja SJ.

Berikut Homili Kardinal Julius Darmaatmaja SJ :
Saya ingat kisah Samuel  yang harus pergi ke keluarga Isai  untuk memilih satu dari delapan anak laki-lakinya untuk diurapi menjadi raja menggantikan raja samuel. Tujuh anak yang berkeliaran ditampilkan Ishai, tak ada yang terpilih meski ada yang dikira Samuel. Inilah pilihan Tuhan, berkat penampilannya yang mantap. Ternyata yang dipilih adalah Daud, si bungsu yang masih sangat muda dan belum berkumis. Ia sedang menggembalakan kambing-domba.

Kasak-kusuk di keuskupan Semarang cukup ramai. Banyak sudah imam, baik dari lingkungan imam diosesan maupun imam religius, bahkan seorang uskup sekalipun disebut-sebut namanya sebagai calon uskup agung Semarang karena penampilannya mantap seperti putera sulung Isai. Ternyata yang dipanggil oleh Bapa Duta Besar Vatikan untuk Indonesia adalah si Kumis (Mgr. Robertus Rubiyatmoko-Red).

“Maaf Mgr. Rudiyatmoko, saya boleh bercanda dan mengejek anda sebelum ditahbiskan secara resmi,” katar Kardinal dengan suara agak melemah.

Si Kumis yang dulu biasa menggembalakan bebek, menggembalakan kambing dan domba serta mengenakan caping gunung. Kami bersyukur dan memuji Allah untuk kebijaksanaannya. Kalau Daud dulu  dipilih karena keahliannya melempar batu kecil untuk melawan Goliat yang berbadan raksasa itu, sekarang Allah memilih si ahli hukum Gereja untuk secara bijaksana menjabarkan ajaran dari Paus Fransiskus yang tertuang di dalam tiga tulisan  akhir-akhir ini, yakni “Wajah Kerahiman Allah”, “Yesus Hakim yang Adil”,bukan hakim yang keras, dan “Kegembiraan Kasih di Dalam Hidup Berkeluarga”.

Mgr. Robertus Rubiyatmoko mengucapkan janji setia kepada Gereja dan ajarannya. (Matheus Bramantyo/Dokpen KWI)
Dengan keahliannya di dalam hukum gereja, beliau akan menggembalakan umat dengan semangat dasar gembala yang baik yang memilik hati penuh belas kasih. Kecuali, kita bersyukur atas pilihan Tuhan ini.  Sore hari ini kita mohon curahan berkat rahmat bagi beliau. Dan,karena dalam Injil hari ini yang diberkati adalah aksesorinya, besok pribadinya diberkati dalam upacara tahbisan uskup.

Sore hari ini kita mohon berkat bagi dandanan lengkap sebagai uskup dan kedua memberkati tahta uskup. Dengan perlengkapan ini, diharapkan beliau tidak melempari batu untuk melindungi domba-dombanya, melainkan melebarkan semangat kasih,  membeberkan belas kasih layaknya gembala baik yang mencari domba-domba untuk diselamatkanya.“Jelas pemberkatan asesoris uskup ini kita sambil mohon berkat bagi beliau.”

Karena apa? Karena tongkat uskup, tahta keuskupan sudah lima kali diberkati untuk uskup-uskup pendahulu beliau. Maka, mari kita mohon berkat Tuhan untuk beliau,Mgr. Robertus Rubiyatmoko sebagai persiapan untuk menerima kepenuhan tahbisan utama besok dalam tahbisan sebagai uskup di kompleks AKPOL Semarang. 

Puncak Salve Agung sore itu adalah saat Kardinal Julius Darmaatmaja memberkati beberapa perlengkapan yang nantinya akan digunakan oleh Uskup yang baru. Pernak-pernik ini diantaranya berupa mitra, tongkat gembala, kalung salip, dan cincin.

#dari berbagai sumber.

Posting Komentar

0 Komentar