Mgr. Robertus Rubiyatmoko foto bersama peserta dari Kevikepan Jogjakarta di acara jambore Komsos KAS |
Saya sendiri rindu untuk mengambil bagian, mencari cara komunikasi yang terbuka dan kreatif; yang tidak pernah mengutamakan kejahatan; tapi yang berorientasi pada solusi dan inspirasi terhadap pendekatan positif juga bertanggung jawab terhadap para pendengarnya. Saya mengajak semua orang untuk menjadi Agen ‘Kabar Baik’ badi dunia in – Paus Fransiskus”
Berkat kemajuan tehnologi, akses ke media kini semakin memungkinkan banyak orang bisa dengan mudah dan cepat beerbagi berita dan kemudian menyebarkannya kepada publik secara massif. Berita-berita itu bisa saja berupa kabar baik atau buruk; juga bisa berupa kabar benar atau kabar bohong.
Tehnologi dan Informasi merupakan sarana untuk saling mengenal dan berbagi. Secara positif, dua hal ini dapat mengkomunikasikan kesatuan, menjembatani kegelisahan, memutus lingkaran setan, kecemasan, menghentikan spiral ketakutan, dan menciptakan hidup yang bermanfaat. Media sosial, digital, cetak dan elektronik harus membangun harapan dan kepercayaan.
Siapapun agar senantiasa berperilaku secara konstruktif dalam menyikapi cara-cara berkomunikasi yang mengesampingkan segala prasangka terhadap orang lain dan mendorong terciptanya adab perjumpaan, karena ini akan membantu kita memandang dunia di sekitar apa adanya dan penuh kepercayaan.
Paus Fransiskus mendorong para pelaku sosial media (wartawan, industri alat komunikasi dan penanggung jawab media) untuk menawarkan ‘berita-berita baik’ sebagai bagian utuh dan kisah sejarah yang membangun jalinan antara manusia, yaitu budaya hidup rukun demi kebaikan bersama. Berita-berita yang agaknegatif perlu ditempatkan pada bingkai keadilan dan perdamaian dalam upaya membangun dunia secara konstruktif.
Catatan kecil Jambore Komsos Keuskupan Agung Semarang, 12-14 Mei 2017, Wisma Salam, Muntilan.#den blangkon
0 Komentar