Pertemuan APP Minggu ke-3, "Menanggapi Panggilan Allah Untuk Mengasihi dan Berbelarasa"

PERTEMUAN III 
MENANGGAPI PANGGILAN ALLAH UNTUK MENGASIHI DAN BERBELARASA 


PEMBUKA 

Lagu Pembuka 
Tanda Salib dan salam 
P. : Dalam nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus 
U. : Amin 
P. : Rahmat Tuhan Kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus, bersamamu 
U. : Dan bersama rohmu. 

Pengantar 

Bapak-ibu, saudari-saudara yang terkasih, 

Dalam pertemuan pertama yang lalu, kita telah diajak untuk dapat melihat dan mensyukuri kemurahan kasih Allah dalam hidup kita. Walau kita bukanlah orang yang pantas untuk menerima anugerah Allah, namun Allah tetap setia untuk mengasihi kita dengan kelimpahan kemurahanNya. Dalam pertemuan yang kedua, dengan rasa syukur yang tumbuh dalam hati, kita diajak untuk mengasah kepekaan dan menanggapi semakin maraknya gejala ketidakpedulian akan penderitaan dan kebutuhan sesama dalam hidup kita dan masyarakat. 

Bapak-ibu, saudari-saudara yang terkasih, 

Dalam pertemuan yang ketiga ini kita akan merenungkan bahwa sebagai pengikut Kristus kita dipanggil untuk mengasihi dan berbelarasa. Sebagaimana pernah dikatakan oleh Paus Yohanes XXIII pada saat membuka konsili Vatikan II bahwa belas kasih adalah obat yang diperlukan di zaman ini, kita diingatkan untuk senantiasa mengusahakan memiliki hati yang tulus penuh kasih. Kita dipanggil dan diutus untuk mengikuti jejak Kristus dalam menampakkan wajah belas kasih Allah kepada seiapa dan apa pun yang kita jumpai.

Belas kasih ditandai dalam  kesediaan  untuk  saling mengampuni, keberanian untuk saling melayani satu sama lain. Belaskasih bukan terutama mau mengadili dan menghukum, namun membangun jembatan yang menghubungkan kita satu sama lain dalam mengalamai kemurahan belakasih Allah, yang telah dan akan selalu menebus dan mengasihi kita.

Bapak-ibu, saudari-saudara yang terkasih,

Mengawali pertemuan ini, marilah kita hening sejenak untuk menyadari dan menyesali dosa dan kerapuhan kita di hadapan Tuhan dan sesama .

Doa Tobat (bersama-sama)
P+ U   Saya mengaku .......
P : Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
U      :  Amin.

Doa Pembuka
P. : Ya Allah Bapa yang Maharahim, ampunilah kami yang seringkali merasa diri lebih baik dari yang lain, suka mengadili dan mencari-cari kesalahan orang lain. Kasihanilah kami yang sering tidak memiliki hati yang penuh belas kasih, suka menghukum, sulit mengampuni, dan menyingkirkan sesama kami. Kami mohon cairkanlah hati kami yang beku dan kaku dengan kobaran kasih hati Putramu supaya kami belajar untuk menjadi sesama terutama bagi mereka yang membutuhkan perhatian dan kepedulian kami. Demi Yesus Kristus PutraMu dan Tuhan kami, yang bersama Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa.
U. :  Amin

Lectio Divina
Sebagai pengantar sebelum membaca teks kitab suci, pemandu dapat memberikan panduan sebagai berikut:
  1. Bacalah teks Kitab Suci berikut dengan penuh perhatian, rasa hormat, dan perlahan-lahan.
  2. Bacalah teks beberapa kali dan konsentrasi pada sebuah.kata atau sebuah kalimat yang secara pribadi menyentuh hati anda dan menggelisahkan anda untuk berani memulai sesuatu sebagai wujud belarasa pada sesama.


Markus 6: 34-4

Ketika Yesus mendarat, la melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh be/as kasihan  kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Latu mufaifah la mengajarkan banyak ha/ kepada mereka.Pada waktu hari sudah mulai ma/am, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam.Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan di kampung-kampung di sekitar ini. "Tetapi jawab-Nya: "Kamu harus memberi mereka makan!" Kata mereka kepada-Nya: ''Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?"Tetapi la berkata kepada mereka: "Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!" Sesudah memeriksanya mereka berkata: "Lima roti dan dua ikan."Lalu la menyuruh orang-orang itu, supaya semua duduk berkelompok-kelompok di atas rumput hijau.Maka duduklah mereka berkelompok-kelompok, ada yang seratus, ada yang lima puluh orang.Dan setelah la mengambil lima roti dan dua ikan itu, la menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid­ murid-Nya, supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu; begitu juga kedua ikan itu dibagi-bagikan-Nya kepada semua mereka.

Dan mereka semuanya makan sampai kenyang.Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti duo belas bakul penuh, selain dari pada sisa-sisa ikan.Yang ikut makan roti itu ada lima ribu orang laki-laki.Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida, sementara itu la menyuruh orang banyak pulang.

Renungan

Butir-butir  permenungan:
  • Dari perikop yang baru saja kita dengarkan, sangat jelas Yesus yang menghendaki agar murid-muridNya berbelaskasih dan berbelarasa terhadap sesama . Yesus sendiri telah memberi teladan tatkala melihat orang banyak itu, tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan kepada mereka: "karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala" (Mrk 6:34). Yesus mengajar mereka sampai para murid datang dengan kekuatiran bagaimana mereka dapat memberi makan bagi orang sebanyak itu.  Para murid mengusulkan agar Yesus berhenti mengajar mereka untuk sementara waktu agar orang­ orang tersebut dapat pulang ke rumah mereka atau pergi ke desa-desa terdekat untuk mencari makan. (Mrk 6:35-36).

  • Menanggapi permintaan para murid itu, justru Yesus mengatakan kepada mereka: "Kamu harus memberi mereka makan!" (Mrk 6:37). Dalam kata-kata ini, Yesus bermaksud agar para murid tidak lari dari tanggung jawab sosial mereka, atas "nasib" orang-orang miskin, orang-orang yang membutuhkan pertolongan, "wong cilik"! Tapi para murid punya kekuatiran mereka sendiri: mereka takut akan "biaya" yang harus mereka tanggung.

  • Dari sini kita dapat merenungkan tentang resiko atau "harga yang pantas untuk dibayarkan" ketika kita mau menanggapi panggilan sebagai murid-muridNya . Menjadi murid berarti mau melibatkan diri dalam keprihatinan dan ketergerakan hatiNya yang penuh belas kasih, bersedia berkorban untuk saudari-saudara kita yang membutuhkan pertolongan, berani menyangkal diri untuk menolong mereka . ltulah cara terbaik yang dapat kita tempuh sebagai murid-murid Kristus sejati.

  • Tuhan sendiri telah mencukupkan kita dengan karunia­ karuniaNya. Sungguh suatu sukacita yang luar biasa dapat terlibat sebagai murid Kristus dalam peristiwa penggandaan roti itu. Dengan lima roti dan dua ikan, lima ribu orang tidak ada satupun yang kelaparan, bahkan setelah dikumpulkan sisanya, masih tersisa dua belas bakul penuh (bdk. Mrk 6:38-44). Mereka mengakhiri "perjamuan besar" itu dengan jumlah makanan yang jauh lebih banyak daripada ketika memulainya !

  • Melibatkan diri akan membuat hidup kita sebagai orang Kristiani menjadi suatu sukacita sejati. Mengapa dan bagaimana? Kita akan menjadi suatu bagian dari karya Allah yang sangat menakjubkan di dalam dunia. Tanpa ragu lagi kita akan mengakhiri dengan lebih banyak daripada ketika kita mulai, lebih banyak sukacita, lebih banyak makna, lebih banyak berkat Allah.
Pertanyaan Renungan/Sharing


  1. Apakah kita takut untuk terlibat atau melibatkan diri? Apakah kita mencoba menghindar dari saudari dan saudara kita yang membutuhkan pertolongan? Mengapa? Apakah kita takut untuk masuk da lam kesulitan? Apakah kita takut untuk berkorban dan meninggalkan kenyamanan kita?
  2. Jika kita melihat situasi masyarakat saat ini, mengapa banyak orang mudah terjangkit penyakit tidak peduli dan menunjukkan belas kasih kepada sesama yang mengalami kesulitan dan penderitaan? Apa yang salah dalam dunia saat ini?
  3. Kasih mesti mewujud nyata dalam banyak hal: mendoakan, mengampuni, dan berbagi kasih bagi saudari-saudara kita yang membutuhkan
  4. Sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang yang paling hina ini, kamu lakukan untuk Aku
  5. Apa yang bisa kulakukan untuk saudari aku yang pada pertemuan lalu membutuhkan perhatianku?

Actio: Melengkapi daftar orang- orang yang membutuhkan perhatianku

Kasih mesti mewujud nyata, entah dengan mendoakan, mengampuni, atau berbagi kasih yang konkret pada orang-orang yang membutuhkan perhatian. Dalam pertemuan ini, pemandu mengajak peserta kembali mencermati daftar inventaris yang dibuat dalam pertemuan sebelumnya dengan panduan pertanyaan :Apa yang dapat kulakukan untuk mereka dalam minggu ini sebagai wujud perhatian dan belarasaku terhadap mereka?


No
Nama
Alamat
Perkiraan Persoalan yang dihadapi
Wujud konkret belarasaku terhadap mereka































Doa Umat Spontan 
Bapa Kami

Doa Penutup
P.   :     Ya Allah Bapa yang penuh kasih, kami bersyukur karena Yesus Putra Mu telah memberi kami teladan untuk tergerak berbelaskasih. Ajarilah kami untuk sanggup memikul tanggung jawab sosial kami, menjadi sesama bagi siapa pun ya ng membutuhkan perhatian dan pertolongan. Mampukanlah kami untuk menuntaskan panggilan dan perutusan yang Engkau berikan dengan ketulusan dan kerendahan hati supaya bersama PutraMu kami turut ambil bagian membangun kerajaanMu di manapun kami berada. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
U. Amin

PENUTUP

Pengumuman 
Berkat
P. Tuhan  bersamamu
U. Dan bersama rohmu
P.    Semoga  Allah  yang  Mahakuasa  senantiasa  memberkati  kita, Dalam nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus.  ( masing-masing membuat tanda salib)

Lagu Penutup

Posting Komentar

0 Komentar