BISA : Pesan Konsili Vatikan II Gunakan Media Sosial (Hp dan Gadget) Secara Bijaksana


Setelah sekian lama tidak ada kegiatan, Bincang Iman Umat Santo Alfonsus Paroki Nandan (BISA) diselenggarakan lagi pada hari minggu 4 juni 2017.  Adapun tema yang dibincangkan adalah tentang Dunia baru, Hoax dan Teroris . Tema ini dipilih dikarenakan saat ini sedang maraknya berita-berita yang kurang bisa dipertanggungjawabkan dan bisa membawa perpecahan di kalangan umat maupun masyarakat, sehingga perlu ada sikap bersama umat Paroki dalam menanggapi dan menyikapinya.


Romo Pascali Bayu Edvra mengawali acara BISA dengan menunjukkan ajaran Sosial gereja berupa  dokumen gereja Konsili Vatikan II pada bagian awal yaitu Inter Mirifica yang berarti temuan yang menakjubkan dan bagaimana Pimpinan Gereja memberikan pedomanan untuk menyikapinya. Kita sadari bersama saat ini  setiap orang memiliki telpon genggam/smarphone/ipad atau computer yang merupakan salah satu keajaiban temuan manusia dan menjadi media sosial, media yang menghubungkan antara manusia dimanapun anda berada, memberikan aneka macam informasi dalam sekejap.  

Setiap orang bisa menerima dan menyebarkan informasi yang diperoleh atau yang dimiliki. Kadang kala bahkan seringkali orang dengan bangga menjadi penyebar berita, dan merasa kurang afdol bila tidak membagikan informasi yang dimiliki/diperoleh. Di sisi lain banyak informasi yang dikeluarkan kebenarannya diragukan bahkan tidak benar ( disebut HoaX), yang bila disebarkan dapat  menimbulkan ketakutan (terror) dan perselisihan bagi masyarakat. Untuk itu kata Romo Bayu, Gereja telah merumuskan dan menganjurkan agar umat katholik bertanggungjawab dalam menggunakan teknologi informasi dan mengecek kebenaran setiap informasi yang diperoleh. Jika perlu tidak ikut menyebarkan berita yang diragukan kebenarannya atau dikembalikan ke pengirim dengan catatan tolong dicek kebenarannya. Hal harus dilakukan, karena Indonesia punya undang-undang IT yang dapat mempidanakan orang menyebarkan berita bohong dan menakut-nakuti masyrakat.




Selanjutnya peserta BISA sebanyak 28 orang dan ada tamu dari Paroki Minomartani dibagi tiga kelompok untuk mendiskusikan dan merumuskan bagaimana sebaiknya Umat Katholik menyikapi Hoax dan terror. Hasilnya adalah:
  1. Umat dihimbau selalu waspada dan bijaksana menggunakan gadget/Hp/komputernya.
  2. Umat diminta mampu mengendalikan diri untuk tidak menjadi distributor berita dan selektif.
  3. Cek setiap berita yang diperoleh kepada si pengirim, jika pengirim hanya kopipaste, sebaiknya jangan disebarkan luaskan.
  4. Bila ada info yang menakutkan sebaiknya lapor ke polisi
  5. Umat diminta jangan jadi distributor berita hoax
  6. Umat katholik jangan menjadi pembuat berita palsu (HOAX)
Adapun dasar teologi atau Injil yang bisa menjadi dasar pegangan adalah salah satu sabda bahagia yang berbunyi….berbahagialah orang yang haus akan kebenaran……dan salah satu 10 perintah Allah … jangan bersaksi dusta…artinya apa bila kita tidak kritis terhadap berita dan informasi yang kita peroleh dan kita sebarkan, maka kita akan  mendapat masalah diantaranya mungkin dipidana karena melanggar undang-undang IT atau menjadi berdosa tanpa sengaja karena telah menjadi saksi dusta dan menyebabkan kepanikan, keresahan, dan ketakutan….kita bisa dicap sebagai teroris karena menyebar terror berupa berita bohong (Hoax). 

Padahal sebagai murid Kristus, kita dimanta menajdi ragi, garam dan terang dunia , mewartakan injil , mewartakan kabar bahagia. Jadi………cek dulu yaa semua info yang diperoleh lewat hp dan computer maupun media sosial yang lain. Waspadalah dan bijaksanalah  menggunakan gadget kita.

Demikian hasil BISA  bulan juni 2017, semoga dapat dimanfaatkan dan berguna bagi umat semuanya. (PkA)

Posting Komentar

0 Komentar