Pelatihan Pembuatan Pupuk Daun dan Budidaya Sayuran Organik


Tahta Suci secara resmi merilis ensiklik Paus Fransiskus Laudato Si': On the Care for Our Common Home (Terpujilah Engkau: Tentang kepedulian terhadap Rumah Kita Bersama) pada tanggal 18 Juni 2015. “Ensiklik Paus Fransiskus itu adalah panggilan untuk persatuan – satu dalam doa untuk lingkungan, dalam Injil yang sama tentang ciptaan, dalam pertobatan hati dan gaya hidup kita untuk menghormati dan mengasihi semua orang dan segala sesuatu yang diberikan kepada kita oleh Allah.

Dalam rangka menanggapi ensiklik ini maka Tim Kerja Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) dan tim Kerja Taman Paroki Santo Alfonsus Nandan  bekerja sama dengan Tim Dosen dan mahasiswa Fakultas TeknoBiologi Universitas Atma Jaya Yogyakarta menyelenggarakan pelatihan Pembuatan Pupuk Daun dan Budidaya Sayuran pada hari kamis , 25 Mei 2017 di Paroki Santo Alfonsus Nandan, yang bertepatan dengan hari raya Kenaikan Tuhan Yesus Kristus. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan dalam mengolah sampah organik menjadi pupuk dan memanfaatkan pupuk tersebut untuk menenam sayuran sehingga akan diperoleh bahan makan yang sehat dari tanah yang sehat.

Menurut  ketua Panitia Bp. P. Kianto Atmodjo , acara ini diikuti oleh 92 orang yang terdiri dari  3 orang utusan tiap lingkungan dan tamu dari Paroki   Ganjuran 3 orang, Paroki Warak 2 orang, Paroki Banteng 2 orang dan Paroki Medari 1 orang. 

Acara ini dibuka oleh Ketua Dewan Paroki  Romo Antonius Dodit Haryono Pr sekaligus memberikan bekal pemahaman tentang Laudato Si yang merupakan salah satu ajaran sosial gereja (ASG) terkait bagaimana umat katholik didorong untuk mengurang aktivitas  atau menggunakan sarana prasarana yang dapat merusak dan mencemari bumi ini. Peserta diajak untuk mencintai dan menjaga bumi ini agar tetap cantik dan nyaman dihuni serta memberikan hasil panen bahan makanan yang sehat,  Romo Dodit juga meminta agar kegiatan ini mampu mendorong para peserta secara terus menerus untuk berjuang mempercantik bumi  dan tidak hanya semangat bila ada kegiatan pelatihan saja. Untuk itu Romo Dodit mengajak peserta mengolah sampah daun yang ada menjadi pupuk dan digunakan untuk merawat tanaman hias yang telah dimiliki tetapi tidak terawat. 

Pelatihan ini diisi pemahaman tentang latarbelakang dan manfaat pertanian organik yang saat ini berkembangang pesat oleh Ibu Dewi Retnaningati  MS.Sc dari Fakultas Teknobiologi Universitas  Atma Jaya Yogyakarta. Menurut beliau pertanian organik telah memberikan solusi  untuk mengurangi kerusakan dan pencemaran tanah serta hasil panen akibat penggunaan pupuk dan pestisida kimia. Ibu Dewi memberikan juga penjelasan tentang proses pengomposan bahan organic seperti daun sehigga dapat dijadikan pupuk daun dan proses bagaimana bercocok tanam secara organik. 

Selanjutnya para peserta dibagi dua kelompok  untuk mengikuti praktek pembuatan  pupuk daun yang dipimpin oleh Bpk Kianto Atmodjo   M.Si. dan budidaya sayuran organik yang dipimpin oleh Ibu Dewi Retnaningati MSc serta dibantu para asisten yaitu para  mahasiswa Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya Yogykarta. 

Proses pembuatan pupuk amat mudah dan sederhana sehingga akan dapat dikerjakan oleh setiap orang tanpa perlu peralatan canggih , prosedurnya adalah sampah daun dipilah diambil daunnya saja kemudian dihancurkan lalu ditambah dedak 1 %, molase 5%, abu 0,1%  dan kapur  0,1 % serta decomposer  25 ml per liter per 10 kg bahan yang bisa beli misal em4 dan starbio atau buat sendiri. Selanjutnya bahan tersebut dicampur dan dimasukkan dalam karung atau bak yang tertutup dengan aerasi minimalis. Kemudian ditunggu dua tiga minggu sampai panasnya turun lalu dibuka dan diperiksa. Bila sudah dtidak panas, tidak berbau dan tidak becek, warna coklat kehitaman tandanya pupuk sudah jadi dan siap digunakan. Demikian yang dijelaskan Bpk Kianto dibanti mbak Lydia dan kawan-kawan.

Adapun Ibu Dewi menjelaskan  proses budidaya sayuran organic  yang diawali dengan mencampur tanah biasa dengan pupuk kandang dan pupuk daun (perbandingan 2:1:1) . Tanah tersebut dimasukkan dalam polibag yang telah diisi potong tangkai daun pisang yang berfungsi mengatur air tanah. Setelah ¾ bagian kemudian diisi bibit tomat (sebagai contoh) dan diisi tanah lagi secukupnya. Untuk perawatan jikam ada hama dibuat pestisida alami dari campuran   5 induk rimpang jahe dan kunyit, 5 pangkal daun sere,  dan  5 buah cabe /Lombok rawit merah yang ditumbuk dan direndam air satu liter selama 2-3 hari, kemudian disaring dan ditambah sabun deterjen satu sendok teh” sebagai pelekat dan membuka kulit agar zat aktif pada bahan mudah masuk, larutan ini dismeprotkan pada tanaman yang terkena hama.  Selain itu untuk perawatan dalam polibag perlu memberikan perhatian pengairan, jangan terlalu sering menyirami agar tidak becek karena bisa menyebabkan tanaman mati kekurang oksigen bagi akr tanaman.  Setiap peserta melakukan kegiatan ini dan membawa pulang hasilnya.



Galeri foto klik disini

Diakhir kegiatan para peserta diberi biji sayuran bayam, terong , sawi dll untuk ditanam secara organic  oleh umat lingkungan di Paroki Santo Alfonsus Nandan. Mas Denis dari tim pelatih mengumumkan akan dilakukan  pendampingan dan perlombaan budidaya sayuran organik yang hadiahnya sepasang ayam kampung untuk tiga pemenang. Tim akan melihat memeriksa pada akhir bulan juni dan Juli.  Tim pelatih akan memeriksa, menilai dan memberi bantuan konsultasi cara budiaya dalam rangka memotivasi umat/peserta untuk memeliki kebiasaan bercocoktanam organik dan menjadi sarana tanggapan umat terhadapan ensiklik Laudato Si …..ayo kita puji keagungan Tuhan dengan melestarikan dan mempercantik bumi. 

Posting Komentar

0 Komentar