Umat Katholik Kring Nandan harus Mandiri
dalam segela bidang pastoral, baik itu
penyelenggaraan ibadat, pewartaan, dan pelayanan masyarakat demikian pesan Romo Manguwijaya almarhum
selaku Romo penggembala umat Kring Nandan. Pesan ini disampaikan Oleh Bruder
Yohanes dalam Bincang Iman Umat Katholik Paroki Santo Alfonsus Nandan yang
diselenggarakan pada hari Minggu 9/7/2017 . Hadir dalam acara ini sebanyak 20
orang umat diantaranya adalah tim penulis sejarah Bapak T Parmin Sukadi dan Bapak
Poniran, Bapak WIntolo selaku panitia pembangunan gereja, Bu Danik katekumen
pertama, Bruder Yohanes yang belajar di Bruderan caritas pada tahun 1973-1983,
Pak Purnomo Harto mantan ketua Dewan Stasi tahun 1999-2005 , Romo Dodit
Haryono, romo paroki saat ini dan Pengurus Dewan Paroki saat ini.
Selain mandiri, Umat Nandan memiliki sifat
missioner yang ditunjukkan dengan berkembang pesatnya masyarakat menjadi
pengikut Kristus pada tahun 1970an sampai 1990 an oleh karya umat Nandan yang
berkarya menjadi Guru di pendidikan Caritas Nandan dan Romo Willie Wagner. Salah satu katekis
yang luar biasa adalah ibu Lukito almarhum. Meskipun beliau tidak berpendidikan
formal yang memadai, namun memiliki jiwa misioner dan mampu menjadi katekis
yang menarik dan sangat dicintai serta disukai masyarakat. Tercatat pada era
tersebut umat Nandan berkembang dari 150 menjadi 1500an orang. Semoga jiwa misioner ini terus dipupuk dan jangan sampai padam
pesan Bruder Yohanes.
Di sisi lain Bapak Poniran salah satu
pengurus Stasi Nandan tempo dulu menyampaikan bahwa semangat berkarya bagi
pengembangan kerajaan Allah jaman dulu menjadi sesuatu yang utama, Umat Pada
era tahun 1967-1990 dengan tulus ikhlas dan memprioritaskan berkarya untuk
pengembangan Umat Allah sehingga dapat mendirikan gereja Santo Alfonsus Nandan.
Beliau berharap karakter dan semangat ini dapat dipertahankan bahkan
ditingkatkan meskipun kondisi saat ini sudah amat berbeda, yang mana banyak
umat yang lebih mementingkan karier dan pekerjaan masing-masing.
Pak Parmin menceritakan perkembangan
status paguyuban umat katholik Nandan dari kring Nandan pada tahun 1967,
kemudian berubah menjadi stasi pada tahun 1980
serta status paroki induk yang mula-mula ikut Paroki Mlati kemudian
diserahkan ke Paroki Jetis setelah statusnya stasi Nandan.
Bapak Eddy Purnomo mengusulkan agar materi
sejarah perkembangan umat Nandan yang telah dibuat dapat disempurnakan dengan
memberikan bukti-bukti otentik berupa surat baptis, surat kepurusan jadi stasi,
dan juga mewawancarai orang-orang yang dulu menjadi pengurus seperti Pak
Ponijo. Usulan lainnya terkait penyempurnaan sejarah umat nandan datang dari Pak Yurahman yang mengusulkan adanya seleksi
data dan fakta, dengan kata lain tidak perlu semua data harus masuk dalam
sejarah, apabila fakta-fakta tersebut kurang bermakna.Sedangkan Pak Cahyo
mengusulkan agar proses perubahan status tanah dapat dimasukkan dalam rangkaian
sejarah Nandan.
Romo Dodit menanggapi perbincangan ini
dengan memberikan apresiasi terhadap tim sejarah dan para sesepuh yang telah bekerja
keras membuat tulisan perkembangan umat Nandan. Romo Dodit berharap agar materi
yang sudah ada dilengkapi dengan filosofi bangunan Gereja dan isinya termasuk
gambar di atas altar, dan data biarawan/wati dari Nandan, agar menjadi
kebanggaan dan pedoman kehidupan menggereja di Nandan. Adapun Bapak Wasieno
menyatakan bahwa materi sejarah perkembangan umat Nandan akan dilengkapi juga
dengan data dan makna perkembangan dan keunikan bangunan gereja, data-data keberhasilan
dan kemajuan era dewan stasi, Paroki administrative dan Paroki saat ini dan ini
semua akan menjadi pekerjaan Dewan Paroki. #Kianto Atmodjo
0 Komentar