Tokoh-tokoh dalam bacaan hari ini, baik Abraham, Elia, maupun Musa, memberimu teladan ketaatan yang radikal. Abraham mau mengorbankan anaknya. Musa dan Elia? Kalau kau tahu kisah mereka, kau akan melihat bahwa mereka adalah Nabi-nabi yang begitu taat, hingga ketika Allah menghendaki mereka mati, mereka pun taat tanpa syarat. Musa diambil nyawanya di atas gunung ketika tubuhnya masih segar bugar dan bahkan belum sempat memijak tanah terjanji. Elia dijemput dengan kereta kuda yang menyala berapi ketika tengah berjalan-jalan. Mereka adalah Nabi-nabi yang tidak memberontak, bahkan, ketika Allah menghendaki mereka mati.
Ketaatanmu mungkin tidak perlu sampai mengorbankan anakmu atau menyetujui kematianmu sendiri. Namun, sanggupkah kau taat ketika Ia menghendaki anak tunggalmu menjadi Imam, biarawan-biarawati? Atau ketika ia mengambil orang-orang yang kaucintai dengan tiba-tiba? Lebih sederhana lagi: sekadar menghendaki pertobatan, pantang dan puasamu pada masa Prapaskah ini? Dengan keteraturan menerima sakramen Ekaristi dan tobat? Sanggupkah kau taat?
Bila kau terbata-bata dalam ketaatan yang sederhana, jangan terkejut bila suatu saat Ia menghendaki ketaatan radikal darimu.
0 Komentar