Komersialisasi bisa teijadi di mana-mana tak terkecuali di ranah agama. Begitu pula di zaman Yesus dulu, hal itu sudah ada bahkan bisa jadi sampai kini tetap berlangsung. Komersialisasi atas nama agama sungguh sangat jahat. Dalam Iniil hari ini, Tuhan Yesus marah karena para pedagang di Bait Allah tidak mendukung orang beribadah dengan mudah dalam kaitannya dengan hewan persembahan. Mereka itu tak ubahnya preman-preman yang dilegalkan oleh para pemangku Bait Allah. Mereka memanfatkan situasi tersebut dengan mengomersialisasikan dagangan demi meraup keuntungan sebanyak-banyaknya. Hal itulah yang membuat Yesus sangat marah sampai membuat cemeti untuk menunjukkan betapa mereka itu kelakuannya sangat tidak bermartabat padahal wujudnya adalah manusia.
Tidak ( hanya itu, komersialiasi pada zaman kini juga merambah dalam wujud merendahkan martabat manusia. Perdagangan manusia adalah sebentuk tindakan keji dan jahat. Beberapa waktu yang lalu kita melihat seorang TKW di Malaysia yang berasal dari NTT bernama Adelia meninggal karena disiksa secara kejam majikannya dengan perlakuan sangat tidak manusiawi. Sungguh menyedihkan, bahkan hewan peliharaan majikannya jauh lebih dihargai daripada Adelia yang nyata-nyata manusia, citra Allah. Sementara itu tubuh manusia yang adalah kudus juga tak luput dari komersialisasi syahwat. Betapa banyak konten-konten porno mudah ditemukan dalam situs-situs internet yang meracuni pikiran dan hati kita. Mari di masa Prapaskah ini, kita kuduskan kembali jiwa dan raga kita agar tidak jatuh dalam arus komersialisasi baik jasmani maupun rohani**d2t
0 Komentar