Banyak orang mengerumuni jasad Lelaki korban hoax yang tergantung itu; ingin mengeksploitasi kematiannya sehabis-habisnya.
Sebagian besar memotretnya sembari mencari angle yang pas, karena kematian yang tak menarik secara visual tidak ada nilainya.
Beberapa lagi berswafoto, memperlakukan jasad itu sebagai latar wajah sedih mereka yang akan di-like ribuan orang.
Para wartawan dan reporter berlomba mencari kisah yang paling menarik dari lelaki itu untuk dimuat di stasiun tv maupun surat kabar mereka.
Politisi akan menggunakan kematian Lelaki itu untuk mempersalahkan dan memojokkan lawan politiknya, sekaligus menciptakan teror.
Sisanya, mungkin termasuk dirimu, akan memamerkan kesedihan dan umpatan ketidakadilan di media sosial untuk memberi kesan kau berbelarasa terhadap kematian Lelaki itu.
Padahal, jarang sekali kau bersimpati atau berdoa untuk mereka yang mati karena ketidakadilan seperti Lelaki itu. Apalagi, memanggul derita yang sama sepertinya.
Kau terlalu sibuk dengan kepentinganmu sendiri. Gemar menangisi, tapi enggan meneladani
0 Komentar