Berapa kali engkau mengunjungi suatu tempat makan ternama, dengan nuansa yang syahdu, namun kau tetap merasa hambar? Sadarkah dirimu, bahwa kerapkali kenikmatan suatu perjamuan bergantung pada relasi mereka yang ada di sekeliling meja makan?
Kau kerapkali makan bersama, namun sibuk dengan gawaimu sendiri; sibuk memotret makanan untuk kaupamerkan pada mereka yang sesungguhnya tak ada di dekatmu. Tak ada percakapan mendalam di meja perjamuanmu; tak ada mata yang saling menatap; tak ada perhatian. Tak heran, kau merasa hambar. Perjamuan tak lagi menjadi momen berbagi, namun menjadi momen pemenuhan kepuasan diri.
Bila bukan dengan perjamuan makan, dengan apa lagi sekumpulan orang bisa berbincang secara mendalam, namun tetap merasa dekat dan akrab? Ayolah... letakkan gawaimu. Nikmati santapan dan suasana makan bersama. Nikmati pula persaudaraan di sekeliling meja itu. Tuhan sendiri menggunakan kesempatan makan bersama untuk menyampaikan ajaran-Nya yang paling penting: cinta kasih, pelayanan dan kerendahan hati.
Kalau perjamuan bersama sudah menjadi hambar, dengan apa kiranya Tuhan menyampaikan suatu ajaran penting padamu? Broadcast grup Whatsapp?
Kalah menarik dari hoax..
0 Komentar