Konspirasi Batin Hari Raya Tritunggal Mahakudus, 27 Mei 2018 "Unity in Diversity"

Konspirasi Batin. Alangkah seringnya kau berbicara soal Trinitas hanya berkutat pada soal bilangan, namun lupa bahwa Allah terlalu besar untuk dipenjara dalam kategori-kategori bilangan buatan manusia. Haruskah Ia terbilang secara matematis? Tidak mungkinkah bahwa Ia countable sekaligus uncountable? Atau bahkan mungkin melampaui keduanya?

Kau lupa satu hal yang penting: bahwa Allah Tritunggal, Allah yang kauimani itu, adalah satu Allah dalam tiga pribadi: Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Ia adalah Allah yang "satu dalam keragaman". Bukankah iman ini begitu dekat dengan realitas hidupmu? Bukankah refleksi ini begitu dekat dengan ungkapan "Bhinneka Tunggal Ika"? Bukankah masalah terbesar yang dihadapi dunia saat ini adalah karena banyaknya orang yang tak mampu memahami bahwa yang beragam itu dapat pula bersatu?

Dan kau, tentunya tahu kan, apa yang dapat menyatukan keragaman itu?

Benar. Itulah ajaran utama Kristus pada kita: cinta kasih. Kesatuan Allah Tritunggal adalah kesatuan yang diikat oleh relasi cinta kasih yang begitu erat dan sempurna, sehingga tidak ada pertentangan antara "yang tunggal" dengan "yang beragam". Hanya cinta kasih yang bisa menyatukan yang berbeda-beda. Ideologi, komunitas, hobi, dan kebencian juga bisa menyatukan, namun semua itu hanya menyatukan yang sama dan sepaham. Tak ada ikatan yang dapat menyatukan yang beragam dengan sedemikian kuat selain ikatan cinta kasih.

Karena, bagaimana mungkin Allah mengajarkan relasi cinta kasih pada kita, bila Ia tidak memiliki relasi cinta kasih pada diriNya sendiri? Bagaimana mungkin Ia menciptakan perbedaan dan mengajarkan indahnya kesatuan dalam perbedaan, bila Ia tidak memiliki kesatuan dalam perbedaan pada diriNya sendiri?

Begitu pula dirimu; bagaimana mungkin kamu mengimani Allah yang satu, bila kamu begitu membenci kesatuan?🔺

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Shalom bapak, ibu saudara/i di manapun berada. Apakah Sudah ada yang pernah mendengar tentang Shema Yisrael? Ini adalah kalimat pengakuan iman orang Yahudi yang biasa diucapkan pada setiap ibadah mereka baik itu di rumah ibadat atau sinagoga maupun di rumah. Yesus juga menggunakan Shema untuk menjawab pertanyaan dari seorang ahli Taurat mengenai hukum yang utama. Kita dapat baca di Ulangan 6 ayat 4 dan pernah juga dikutip oleh Yesus di dalam Injil Markus 12 : 29. Dengan mengucapkan Shema, orang Yahudi mengakui bahwa YHWH ( Adonai ) Elohim itu esa dan berdaulat dalam kehidupan mereka. Berikut teks Shema Yisrael tersebut dalam huruf Ibrani ( dibaca dari kanan ke kiri seperti huruf Arab ) beserta cara mengucapkannya ( tanpa bermaksud untuk mengabaikan atau menyangkal adanya Bapa, Roh Kudus dan Firman Elohim yaitu Yeshua haMashiakh/ ישוע המשיח, yang lebih dikenal oleh umat Kristiani di Indonesia sebagai Yesus Kristus ) berikut ini

    Teks Ibrani Ulangan 6 ayat 4 : ” שְׁמַ֖ע ( Shema ) יִשְׂרָאֵ֑ל ( Yisrael ) יְהוָ֥ה ( YHWH [ Adonai ] ) אֱלֹהֵ֖ינוּ ( Eloheinu ) יְהוָ֥ה ( YHWH [ Adonai ] ) אֶחָֽד ( ekhad )


    Lalu berdasarkan halakha/ tradisi, diucapkan juga berkat: ” ברוך שם כבוד מלכותו, לעולם ועד ” ( " barukh Shem kevod malkuto, le’olam va’ed " ) yang artinya diberkatilah nama yang mulia kerajaanNya untuk selama-lamanya " ). Apakah ada yang mempunyai pendapat lain?.
    🕎✡️👁️📜🕍🤴🏻👑🗝️🛡️🗡️🏹⚖️☁️☀️⚡🌧️🌈🌒🌌🔥💧🌊🌬️🏞️🗺️🏡⛵⚓👨‍👩‍👧‍👦❤️🛐🤲🏻🖖🏻🌱🌾🍇🍎🍏🌹🐏🐑🐐🐂🐎🦌🐪🐫🦁🦅🕊️🐟🐍₪🇮🇱⛪

    BalasHapus