Lalu kamu merasa begitu bahagia, karena Yesus menganggapmu sebagai saudara-saudariNya, sebagai bagian dari keluargaNya yang istimewa; keluarga yang tidak terbentuk semata karena ikatan darah...
Tunggu. Tunggu dulu. Lihat baik-baik empat kata itu: barangsiapa melakukan kehendak Allah!
Sudah melakukan?
Dia bilang "kasihilah sesamamu" dan "ampunilah musuhmu", sementara kamu begitu suka membenci dan mendendam, bahkan membanggakan ketidakmampuanmu mencintai musuhmu...
Dia bilang "berdoalah untuk orang yang membenci kamu", sementara doamu hanya ditujukan untuk memohon kebutuhanmu saja. Tak ada perhatian maupun permohonan sama sekali buat orang lain dalam doamu.
Dia bilang "aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman", sementara kamu hape ketinggalan atau kuota habis saja sudah panik setengah mati.
Dia bilang "lakukanlah ini untuk mengenangkan Aku", sementara kamu melalaikan Ekaristi; atau menyambut dengan sembarangan...
Dia bilang "barangsiapa mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal diri dan memikul salib", sementara kamu justru mendewakan kenyamanan dan membuang salib yang ia berikan padamu. Menyangkal diri? Kamu dengan pongah justru mengatakan "aku kan orangnya memang gini? Kamu siapa, mau ngatur aku?"
Kepadamu yang suka merasa sudah jadi saudara Tuhan padahal tidak menuruti Dia sama sekali, saya hanya bisa bilang, "Mosok??"
😒😒
0 Komentar