Relung-relung Renung. Manusia memang sungguh makhluk unik karena dengan rasionya, ia bisa sekaligus menjadi produktif-destruklif, cerdik-licik, tulus-penuh modus. Itulah yang digarnbarkan Bacaan I hari ini saat manusia pertama, Adam dan Hawa saling melemparkan tanggung jawab atas apa yang mereka perbuat karena memakan buah dari pohon terlarang di taman Eden. Sekailipun mereka telah berbuat dosa tetapi tetap saja mereka tidak dengan jujur mengakuinya bahkan mengkambinghitamkan pihak lain sebagai yang bertanggung atas apa yang mereka perbuat. Akhirnya mereka mendapatkan hukuman termasuk ular yang menjadi simbol setan musuh Allah.
Bukankah hal itu juga bisa lihat saat ini? Mereka yang sudah divonis bersalah dalam pengadilan pun mengatakan dengan yakin bahwa bukan mereka yang melakukannya. Yang tertangkap tangan (OTT) oleh KPK pun dengan penuh percaya diri memberikan salam komando atau salam "miss universe" kepada publik saat mereka digelandang petugas KPK. Mengapa? Karena yakin mereka tidak bersalah. Yang bersalah adalah orang lain. Dengan demikian, mereka melemparkan tanggung jawab kepada pihak lainnya. Padahal, kalau seseorang berani berbuat, harus berani bertanggung jawab bukannya malah mengkambinghitamkan orang lain. Sungguh sebuah situasi yang sangat memprihatinkan karena hati dan pikiran mereka sudah dipenuhi oleh ketidaktulusan, kelicikan dan tindak destruktif. Bukankah dengan demiktan mereka justru menjadi orang yang menghancurkan kewibawaan mereka sendiri? Tepatlah apa yang disabdakan Yesus dalam injil hari ini. “Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah) kerajaan itu tidak dapat bertahan dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan" (Mrk 3:24)
Mari kira mewujudkan diri sebagai murid-murid Kristus yang berani bertanggung jawab untuk mempersatukan dalam kasih dan kebenaran. Janganlah justru suka menceraiberaikan dengan aneka macam cara, misalnya sebarkan gosip, lempar batu sembunyi tangan, suka nl;omprongke dan mlekotho pihak lain. Setelah itu bertepuk tangan dan lambe nyinyir melihat orang lain menderita karena ulah kita yang tidak bertanggung jawab bahkan cenderung sadis mengiris. Kalau demikian halnya, berarti kita ini setan atau malah Beelzebul? Anda sehat? **d2t
- Home
- Profil
- _Rm. Luhur Prihadi, Pr
- _Rm. M. Supriyanto, Pr.
- _Dewan Paroki
- _Profil Lingkungan
- __St. Brigitta, Jetis
- __St. Cecilia, NGI
- __St. Anna, Jongkang Baru
- __St. Antonius Abbas, Pogung Dalangan
- __St. Maria, Kutu Tegal
- __St. Demetrius, Kutu Dukuh
- __St. Ignatius de Loyola, Lempongsari
- __St. Christophorus, Bendosari
- __St. Ignatius, Rogoyudan
- __St. Agustinus, Mesan
- __St. Martha, Karangjati
- __St. Lucia Nandan
- __St. Ant. Padua, TGW
- _Sejarah
- _Redaksi
- Jadwal
- _Kalendarium 2024
- _Jadwal Misa Mingguan
- _Jadwal Tugas Prodiakon
- _Jadwal Petugas Liturgi
- Sekretariat
- _Sekretariat Paroki
- _Formulir Gereja
- _Pengumuman Paroki
- Bidang Pelayanan
- _Format Propel
- _Liturgi dan Peribadatan
- __Misdinar
- _Pewartaan
- __Inisiasi
- __PIUD PIA
- __PIR
- __KEP
- __OMK
- __Komsos
- _Diakonia
- _Paguyuban
- __KPHB
- _Rumah Tangga
- _LitBang
- Penggunaan Ruang di Gereja
- _Semua Ruang
- _Gereja Alfonsus
- _Joglo Antonio
- _Limasan Gregorio
- _Don Bosco
- _Ruang Ignatius
- _Plataran Nandan
- _Sayap Selatan
- _Sayap Utara
- _Taman Doa
0 Komentar