Menjadi Agen Perdamaian Dan pendamping Korban kekerasan


Sarasehan Paralegal

Warta Paroki. Maraknya kasus intoleransi, kekerasan, bullying, penyalahgunaan Narkoba,  kasus klithih dan perlunya pendampingan bagi para korban merupakan materi inti yang disampaikan oleh Tim dari Komisis Keadilan Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan  (KKPKC) Kevikepan Daerah Istimewa Yogyakarta pada sekitar 60  orang muda dan orang dewasa peserta calon penerima sakramen Krisma Paroki Santo Alfonsus Nandan yang diberikan pada hari minggu 8 Juli 2018 di Joglo Antonio Paroki. Acara ini terselenggara atas kerjasama Bidang Pewartaan Paroki dengan KKPKC kevikepan DIY.

Bagi KKPKC DIY ajang ini menjadi ajang promosi komisi termuda untuk mengenalkan jatidiri sebagai komisi yang peduli dalam memperjuangkan keadilan, perdamaian dan keutuhan Ciptaan di masyarakat, sehingga bagi masyarakat luas, maupun umat katholik pada khususnya yang mengalami atau menjadi korban kekerasan dan ketidakadilan dapat mengadu dan minta pendampingan pada komisi ini, demikian sambutan bapak Soemaryoto selaku Ketua KKPC DIY.

Ketua Bidang Pewartaan bapak Agustinus Sigit Suryanto dan bapak Soemaryoto selaku Ketua KKPC DIY
Galeri foto klik disini

Sinergi dengan KKPKC, acara yang memperlihatkan adanya kondisi intoleransi, kekerasan, dan penyalahgunaan narkoba serta dampaknya Pemberian materi ini diharapkan mampu menjadi pelengkap pengajaran materi bagi peserta krismawan di paroki Nandan sehingga mereka tidak hanya tahu teologisnya tetapi juga aktualisasi dan upaya pencegahan dan pendampingan di masyarakat demikian sambutan Ketua Bidang Pewartaan bapak Agustinus Sigit Suryanto.

Acara ini sendiri dilakukan dalam bentuk sarasehan yang memperlihatkan film dokumentasi intolerasi oleh ibu Tiwi, ekplorasi bentuk bullying di sekolah oleh ibu Elisabeth S., pengenalan isi miras yang berbahaya dan dampaknya oleh bapak Djarot dan diakhiri dengan ajakan untuk mendampingi dan memperhatikan para korban oleh bapak Kianto, dengan harapan setelah mereka memperoleh sakramen Krsma  mereka tidak menjadi pelaku kekerasan/klithih dan tahu mencari bantuan atau membuat jejaring dalam berkarya mewujudkan peradaban kasih yang akhirnya meraka  menjadi garam, ragi dan terang bagi keluarga dan masyarakat ( Exclessia Domestica dan Exclesia Mundo). Diakhir kegiatan para peserta juga diajak untuk menjadi Agen perdamaian dan pendamping  para korban ……………..siaap  dan ……siapa takut!!!.#Kianto



Posting Komentar

0 Komentar