Refleksi Remaja Paroki Nandan - SOMA 3 Kevikepan DI Yogyakarta 2018

PIR Nandan bersama pendamping dan bp Thomas


Warta Paroki. School of Missionary Animators (SOMA) 3 Kevikepan DI Yogyakarta yang dilaksanakan selama 3 hari (30 Juni - 2 Juli 2018) dengan mengambil tempat Paroki Babadan dan Cangkringan, Sleman sudah selsesai.

Remaja Paroki Nandan yang mengikuti kegiatan tersebut mempunyai pengalaman dan cerita yang berbeda.  Berikut refleksi mereka selama mengikuti SOMA :

Christina Reza Ariesta Susena (Reza) 
Di keluarga ini saya belajar mandiri dan juga belajar bersyukur.
Hari Sabtu tanggal 30 Juni 2018, saya dan teman-teman perwakilan PIR Nandan yang akan mengikuti SOMA 3 berkumpul di Gereja St.Alfonsus Nandan untuk menerima berkat dari Romo Dodit sebelum berangkat ke Paroki Babadan yang nantinya akan menjadi tempat berlangsungnya SOMA 3.

SOMA yang ke 3 kali ini mengangkat tema ' Berbagi Ceria dalam Kebinekaan' yang mengajarkan saya berinteraksi dengan teman-teman berbeda kepercayaan,dengan cara berkunjung ke teman-teman kami yang ada di Pesantren Al Qodir,GKJ Tulung, dan Pura Widya Dharma dan juga dengan cara Live In di lingkungan yang kanan kirinya juga berbeda kepercayaan. Saya sendiri mendapat kelompok untuk berbagi ceria bersama teman-teman dari GKJ Tulung. Disana kami diterima dengan baik,kami juga berdinamika dengan teman-teman dari GKJ Tulung, kami juga di jelaskan secara ringkas tentang agama Kristen.

Kami semua menuju ke SD Kanisius Babadan yang menjadi lokasi penjemputan orang tua Live In,setelah kami menyelesaikan kunjungan di teman-teman kami tadi. Saya mendapat keluarga bapak Raharjo yang akan menjadi keluarga saya selama Live In SOMA ini yang akan  berlangsung dari 30Juni-2Juli 2018.

Selama di rumah saya ikut membantu Ibu Raharjo. Saya juga pergi ke sawah untuk memetik daun Bayung. Saya serumah dengan peserta SOMA 3 yang lain bernama Lintang dari PPW Barat. Di keluarga ini saya belajar mandiri dan juga belajar bersyukur.

Hari terakhir saya dan Lintang diantar oleh bapak Raharjo ke Paroki Babadan untuk berkumpul kembali bersama peserta SOMA 3 lainnya. Disana kami membuat RTL dan juga ber refleksi bersama. Setelah itu Misa penutup diadakan,saya bertugas sebagai pembaca doa umat. Setelah itu kami ber sayonara.

Banyak cerita dan pengalaman yang bisa saya jadikan pelajaran dan juga bekal untuk kedepannya. Saya harap, RTL yang sudah kami buat untuk PIR nandan kedepannya, akan berhasil.


Bernadus Goesti Setyo Kuncoro Saputra (Goesti)
saya merasa senang karena bertambah teman dan wawasan 
Pada tgl 30 Juni 2018 saya dan teman-teman perwakilan PIR mengikuti SOMA di paroki St Petrus dan Paulus Babadan . SOMA ke 3 bertema "Berbagi Ceria Dalam Kebinekaan". SOMA kali ini diisi dengan live in dilingkungan sekitar paroki Babadan.

Sebelum berangkat saya dan teman-teman meminta berkat kepada Romo Dodit selaku romo paroki kami,jumlah perwakilan soma ada 6 peserta.

Sesampai di Gereja Babadan kami mendapat pengarahan dari panitia. kemudian kami di bagi untuk kunjungan lapangan. Ada yang ke pondok pesantren Al-Qodir ,GKJ tulung , ada yang ke pura Widya Dharma.

Saya mendapat kesempatan di pura Widya dharma. Dipura saya dan teman-teman disambut dengan baik, diberi penjelasan tentang sejarah Hindu oleh pengurus pura. Saya dan teman-teman diberi buku berjudul "Hindu Dibalik Tuduhan Dan Prasangka". Setelah dari pura kami ke SD Kanisius Babadan untuk pembagian orang tua asuh. Saya mendapatkan orang tua asuh Pak Sarindi dan Ibu Tarmi , bapak Sarindi merupakan ketua lingkungan Stevanus Martir. Saya tinggal bersama teman saya yang bernama Palasara dari paroki Banteng. Saya dan Palasara mengurus ternak dan menanam cabai. Kami juga di ajak sembahyangan dengan warga setempat.

Gusti bersama teman-teman "ngombori sapi"
Hari terakhir saya, Palasara dan teman-teman SOMA 3 yang satu lingkungan diantar menggunakan mobil pick-up kembali ke gereja Babadan di gereja dilanjutkan acara refleksi dan misa penutup. Kemudian kembali ke paroki masing². SOMA 3 ini saya merasa senang karena bertambah teman dan wawasan saya terimakasih kepada Tuhan,Romo Dodit dan pembimbing semua. GBU

Gregorius Rinaldy Bagus Candra Yunda Prasetya (Gerald)
saya dapat belajar tentang arti kemandirian serta tanggung jawab 
Hari sabtu pagi pukul 08.00 kami berkumpul di Gereja St.Alfonsus Deligori Nandan. Setelah perwakilan soma dari gereja kami telah lengkap, kami meminta berkat dari romo paroki kami yaitu Romo Dodit. Dan setelah kami mendapat berkat dari romo paroki, kami menuju Gereja Babadan. Untuk berkumpul dengan peserta SOMA 3 yang lainnya dan registrasi peserta soma.

Soma yg ke 3 ini adalah soma untuk kevikepan di DIY. Soma ini bertema 'berbagi keceriaan dalam kebinekaan'. Dengan adanya tema tersebut saya belajar tentang arti kebhinekaan.  Saya dapat bergaul dan mempelajari sekilas tentang berbagai kepercayaan agama di sekitar kita. Seperti Islam, Kristen, dan Hindu. Kami dibagi dalam 3 kelompok besar. Dan setiap kelompok berkunjung ke tempat yang telah di tentukan oleh panitia. Ada kelompok yang berkunjung ke pesantren Al - Qodir, Pura Widya Dharma, dan GKJ Tulung. Saya masuk dalam kelompok yang berkunjung di GKJ Tulung. Saya dan kelompok saya berkunjung ke GKJ Tulung dengan transportasi truk Angkatan Udara Pangkalan Adisucipto. Selama kami berada di dalam gereja GKJ Tulung, kami mendapat penjelasan  sekilas tetang asal mula gereja GKJ Tulung. Setelah itu kami di antar menuju SD Kanisius Babadan yang digunakan untuk lokasi kami para peserta di jemput oleh orang tua asuh kami.

Orang tua asuh saya bernama Bapak Jiran, yang bertempat tinggal di desa Sawahan Kidul. Disana saya juga membantu Pak Jiran yang berprofesi sebagai petani, saya membantu beliau memanen kangkung dan mencucinya di sungai. Dan juga membantu beliau saat mencuci motor. Saya tinggal bersama satu peserta SOMA yang lain yaitu Abet yang berasal dari Paroki Ganjuran. Dari keluarga ini saya dapat belajar tentang arti kemandirian serta tanggung jawab.

Hari terakhir acara SOMA 3, kami diantar orang tua asuh ke Paroki Babadan untuk berkumpul dengan peserta yang lainnya. Disana kami mendapat berbagai pertanyaan dari para wali SOMA dan ada beberapa game. Setelah itu kami semua makan siang secara bersama - sama. Setelah itu kami mengikuti misa di gereja Babadan tersebut. Setelah misa selesai kami pun pulang menuju gereja kami masing - masing.

Banyak pelajaran yang dapat saya ambil dari acara SOMA 3 yang saya ikuti kemarin, kemandirian serta rasa kebhinekaan kami semakin terbangun untuk hari kedepan.

Rafaela Maria
kemandirian, kerjasama, kebersamaan,saling menghormati, dan bertoleransi dengan pemeluk pemeluk agama lain   
Pada tanggal 30 Juni-2 Juli 2018 saya dan teman-teman perwakilan PIR dari Paroki St.Alfonsus Nandan mengikuti kegiatan SOMA yang diadakan di paroki St.Petrus dan Paulus Babadan dengan tema "Berbagi Ceria Dalam Kebinekaan". Berbeda dengan SOMA 1 & 2, SOMA kali ini diisi dengan Live In dilingkungan sekitar paroki Babadan.

Saya berkumpul di depan gereja pukul delapan pagi bersama teman-teman. Sebelum berangkat kami meminta berkat kepada Romo Dodit selaku romo paroki nandan.

Sesampainya di gereja Babadan kami melakukan registrasi dan seluruh peserta berkumpul di Aula gereja Babadan. Kami lalu dibagi menjadi 3 kelompok untuk kunjungan ke beberapa tempat. Ada yang ke Pondok Pesantren Al-Qodir, GKJ Tulung, dan ke Pura Widya Dharma.

Saya berkesempatan pergi ke Pesantren Al-Qodir. Disana, kami disambut dengan baik, disuguhkan camilan dan makan siang.Diberi penjelasan tentang sejarah berdirinya pesantren dan diajak berkeliling pesantren. Melihat kebun Cabe,kandang sapi,melihat sapi perah,dll.  Kyai disana juga berpesan agar kita senantiasa bertoleransi dengan agama lain.  Setelah kunjungan di PonPes Al-Qodir, saya dan peserta lainnya menuju ke Gereja Cangkringan untuk penjemputan orang tua asuh.

Saya tinggal dirumah Ibu Pangkat di Lingkungan Martinus bersama dengan teman saya Happy dari paroki Ganjuran. Selama 3 hari tinggal disana saya dan Happy diajak pergi ke Sawah,Menghadiri Ulang Tahun cucunya,memasak bersama,dan Sembahyangan bersama umat lingkungan Martinus.

Hari terakhir, saya dan Happy diantar kedepan gang rumah Ibu Pangkat untuk menunggu mobil jemputan.Saat mobil sudah datang saya dan Happy berterimakasih dan berpamitan pada Ibu Pangkat, lalu kami kembali ke Gereja Babadan.Sesampainya disana kami menuju ke aula untuk menunggu peserta lainnya datang.Pukul 10:00 kami melakukan refleksi kegiatan yang kami lakukan selama 3hari. Selesai refleksi, dilanjutkan dengan misa penutupan. Setelah itu kami makan siang dan kembali ke Paroki masing-masing.

Banyak hal yang bisa saya dapatkan pada SOMA kali ini. Seperti kemandirian, kerjasama, kebersamaan,saling menghormati, dan bertoleransi dengan pemeluk pemeluk agama lain.Semoga pengalaman yang kami dapatkan selama SOMA dpt berguna untuk kami kedepannya. Terimakasih

Antonius Adevan Yuan Putra

Pada Hari Sabtu tanggal 30 juni 2018 kami berenam berkumpul di gereja St.Alfonsus Nandan. Sebelum berangkat ke tujuan kami meminta berkat dari Romo Antonius Dodit Haryono. Pr. Setelah mendapat berkat dari Romo kami menuju paroki Babadan menggunakan mobil.

Setelah sampai di paroki Babadan kami langsung registrasi. Disana saya bertemu teman-teman dari paroki lain. Soma yang ke 3 ini adalah soma untuk kevikepan di DIY. Soma ini bertema 'berbagi keceriaan dalam kebinekaan. Kami dibagi 3 kelompok yaitu ada yang berkunjung di Pura, GKJ, dan Pesantren. Saya dapat di kelompok yang bertujuan ke Pura. Kami dari gereja Babadan ke Pura diantar naik truk milik TNI. Setelah kurang lebih 5 menit kami sampai di Pura. Disana kami di sambut dengan baik sampai dibuatkan banner. Disana kami berdinamika bersama dengan orang yang beragama Hindu. Setelah selesai, kami diantar ke SD Kanisius Babadan untuk di jemput dengan orang tua asuh.

Setelah di jemput orang tua asuh kami langsung dibawa ke rumah. Pemilik rumah itu bernama bapak Sigit di dusun Demangan. Di sana saya bertemu teman yang bernama Abi dari paroki Kotabaru untuk tinggal bersama. Pada jam 18.30 wib kami ikut sembahyangan. Setelah sembahyangan kami berdua ikut acara pentas seni di gereja Babadan. Setelah acara selesai kami berdua pulang dan tidur.

Pada hari kedua itu hari Minggu dan kamu satu rumah pergi ke gereja utk misa. Setelah misa kami pulang dan tidur siang. Setelah tidur siang kami ikut bapak Sigit ke sawah. Di sawah saya berdua disuruh mencabuti rumput yang tumbuh di sela-sela padi. setelah selesai dari sawah, kami berdua pulang dan mandi. Pada malam hari kami makan kangkung dan lauk nugget. Tidak lupa selesai makan kami cuci piring. Setelah itu kami tidur.

Hari ke tiga jam 09.00 wib kami berkumpul di gereja Babadan. Sebelumya kami mohon pamit kepada pemilik rumah. Di gereja kami ada acara RTL dan misa. Setelah misa kami makan siang. Sesudah itu kami pulang ke paroki St.Alfonsus Nandan dan pulang ke rumah masing-masing

Yuliana Sesarika Primasanti(Cesa)
Supaya kita selalu bertoleransi dengan agama lain dan tidak saling membeda bedakan 
Pada Hari Sabtu tanggal 30 juni 2018 Kami berenam berkumpul di gereja St.Alfonsus Nandan. Setelah semua nya berkumpul, kami meminta berkat dari Romo Antonius Dodit Haryono. Pr. Setelah mendapat berkat dari Romo, kami menuju paroki Babadan menggunakan mobil.

Setelah sampai di paroki Babadan kami registrasi terlebih dahulu. SOMA yang ke 3 ini adalah SOMA untuk kevikepan di DIY. SOMA  ini bertema ''Berbagi Keceriaan Dalam Kebinekaan". Setelah pengantar dari bapak.Thomas, kami dibagi 3 kelompok yaitu ada yang berkunjung ke Pondok Pesantren Al-Qodir, GKJ Tulung, dan ke Pura Widya Dharma

Saya berkesempatan pergi ke Pesantren Al-Qodir. Disana, kami disambut dengan baik, disuguhkan beberapa camilan dan makan siang.Diberi penjelasan tentang sejarah berdirinya pesantren, dan cerita lainnya tentang pesantren. Disana  bapak kyai juga berpesan bahwa "Supaya kita selalu bertoleransi dengan agama lain dan tidak saling membeda bedakan".Setelah itu, kami diajak melihat kebun cabe,kandang sapi,melihat sapi perah,dll. Setelah kunjungan di PonPes Al-Qodir, saya dan peserta lainnya menuju ke Gereja Cangkringan untuk menunggu jemputan dari orang tua asuh.

Saya tinggal dirumah Ibu Tiyono Lingkungan Yusuf bersama dengan teman saya Astri dari paroki Banteng. Hari pertama tinggal di rumah bu Tiyono, saya dan Astri di suruh untuk beristirahat terlebih dahulu.

Hari ke-2 tanggal 1 Juli, kami satu rumah mengikuti misa di gereja Babadan. Setelah pulang dari gereja, saya membantu memasak. Lalu, saya di suruh istirahat. Setelah  istirahat saya dan Astri membantu bersih-bersih rumah. Pada malam hari kami makan. Setelah makan tidak lupa mencuci piring. Setelah itu kami mengikuti pertemuan lingkungan. Selesai pertemuan kami pulang,kami bercerita-cerita sebentar, lalu,pergi tidur.

Hari ke-3 tanggal 2 Juli, Pagi-pagi saya membantu bu Tiyono memasak, lalu kami makan pagi. Setelah makan pagi kami berpamitan dengan bu Tiyono dan keluarganya. Lalu, kami di jemput dan di antar ke gereja Babadan pukul 08.35 wib. Sesampai di gereja kami naik ke atas aula sambil menunggu peserta lainnya. Jam 10.00 wib kami refleksi dan di lanjutkan misa penutupan. Setelah itu kami makan siang dan kembali ke paroki masing-masing.

Banyak pelajaran yang bisa saya ambil pada SOMA kali ini.  Seperti, kebersamaan, kemandirian, kedisiplinan, kerja sama, saling menghargai, dan toleransi antar sesama.Semoga pelajaran yang kami dapatkan selama SOMA ini dapat berguna untuk hari  kedepan nya. Terimakasih.

Posting Komentar

0 Komentar