Triduum Calon Penerima Sakramen Penguatan Paroki Nandan 2018

romo Antonius Widiatmoko, OMI
Warta Paroki. Setelah cukup lama mengikuti pelajaran dan bimbingan, para calon penerima sakramen penguatan yang berjumlah 69 orang mengikuti Triduum.

Triduum dilaksanakan selama tiga hari, tanggal 24 - 26 Juli 2018, pada hari pertama dan kedua Triduum wajib diikuti oleh calon penerima sakramen penguatan, wali dan orang tua.

Hari Pertama 24 Juli 2018
Pemandu : bapak Thomas RM. Harjawikarta

"Meneguhkan KELUARGA SEBAGAI RUMAH BELAS KASIH"

“Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku (Yoh. 15:14-15)

bapak Thomas RM. Harjawikarta
Keluarga Kristiani yang dibangun dalam dan atas nama KASIH ALLAH mendapatkan anugerah martabat sakramentalnya karena kasih dan kemurahan Allah sendiri. Martabat sakramental ini dari dalam dirinya sendiri menuntut adanya tugas dan tanggungjawab untuk mendapatkan perwujudannya. Inilah yang kerap disebut sebagai “panggilan dan perutusan” keluarga, yakni mejadikan keluarga sebagai rumah belas kasih.

Dalam membangun keluarga sebagai rumah belas kasih ada 7 keutamaan KASIH yang menjadi dasar sekaligus nilai utama yang mesti dibangun serta dikembangkan. Tujuh nilai keutamaan dimaksud adalah:
  1. Kasih
  2. Hormat
  3. Kebenaran
  4. Kesetiaan
  5. Berkat
  6. Pengampunan
  7. Iman
Ketujuh nilai keutamaan itu mesti tumbuh, berkembang, “mawujud”, dan sekaligus menjadi dasar panggilan serta perutusan keluarga-keluarga kristiani. Tujuh nilai keutamaan dimaksud berakar dan bersumber pada rahmat Allah sendiri yang telah mencurahkan Roh Kudus-Nya. Pencurahan rahmat Roh Kudus itu secara nyata nampak dalam perayaan Sakramen Penguatan. Oleh karena itu perayaan serta penerimaan Sakramen Penguatan menjadi saat bagi setiap pribadi yang menerimanya untuk meneguhkan panggilan serta perutusannya sebagai “duta-duta kasih Allah”. Panggilan serta perutusan ini meski ditumbuhkan, dipupuk, dan dikembangkan dari keluarga. Keluarga menjadi wahana serta sarana pertama dan utama untuk menumbuhkan panggilan serta perutusan untuk membangun rumah belas kasih. Semoga rahmat sakramen penguatan meneguhkan dan menguatkan kita semua.

Hari Kedua 25 Juli 2018
Pemandu : romo Antonius Widiatmoko, OMI

Aku Dikehendaki Tuhan Untuk Tumbuh dan Berkembang

Selayaknya, kita yang telah dibaptis ingin bertumbuh menjadi lebih dewasa di dalam Kristus.
Secara jasmani, kita tumbuh berkat makanan jasmani.  Secara rohani, kita tumbuh berkat Ekaristi (makanan rohani kita). Secara rohani, manusia dilahirkan lewat PEMBAPTISAN, menjadi dewasa oleh PENGUATAN dan bertumbuh oleh EKARISTI, yang adalah makanan rohani dan kita sebut SAKRAMEN INISIASI.

Dalam kehidupan rohani, kita yang telah dilahirkan kembali oleh air dan Roh melalui Pembaptisan, juga bertumbuh dewasa di dalam Kristus. Kedewasaan di dalam Kristus ini ditandai ketahanan kita untuk menolak dosa dan kuasa jahat yang menjadi "musuh" iman kita. Melalui Sakramen Krisma, Tuhan beri kita semjata ampuh dalam peperangan rohani melawan kuasa jahat dalam diri kita.

Karena pergumulan ini bersifat rohani, maka Allah memberikan kepada kita sumber kekuatan, yaitu karunia yang berasal dari Roh Kudus-Nya sendiri.  Kepenuhan Roh inilah yang dijanjikan oleh Kristus kepada para murid-Nya (Yoh 14: 15-26)

Sakramen Penguatan disebut juga sebagai sakramen Krisma.
Krisma berarti pengurapan, Yesus Kristus, yang diurapi Allah dengan Roh Kudus-Nya (Kis 10;38).
Krisma adalah pengurapan yang menjadikan kita seperti Kristus, dengan menerima pengurapan Roh Kudus yang sama seperti yang diterima oleh Kristus.

Buah-buah Sakramen Penguatan :
1. Sakramen Penguatan menyebabkan curahan Roh Kudus dalam kelimpahan, seperti yang dialami oleh para Rasul pada hari Pentakosta.  Curahan Roh Kudus dapat menjadikan kita seperti para rasul, yaitu memiliki kasih yang berkobar kepada Kristus dan keinginan memberikan diri untuk ikut serta dalam karya Keselamatan-Nya.

2. Sakramen Penguatan menghasilkan pertumbuhan dan pendalaman rahmat Pembaptisan, yaitu :
  • Menjadikan kita anak-anak Allah dengan lebih sungguh
  • Meneguhkan persatuan kita dengan Kristus
  • Menambah karunia roh Kudus
  • Mengikat kita lebih sempurna dengan Gereja
  • Menganugerahkan pada kita kekuatan Roh Kudus sehingga kita lebih berani menjadi saksi Kristus, dan membela iman dengan perkataan dan perbuatan.
3. Seperti halnya Pembaptisan, sakramen Penguatan mengukir suatu tanda rohani yang tak terhapuskan sebagai suatu karakter dalam jiwa. Ini adalah tanda bahwa Kristus telah memeteraikan kita sebagai saksi-Nya dan memberikan pada kita kekuatan yang berasal dari-Nya.

4. Karakter ini menyempurnakan imamat bersama yang diterima dalam Pembaptisan.  Imamat bersama ini mencapai puncaknya pada saat kita berpartisipasi di dalam perayaan Ekaristi, di mana Kristus hadir dengan segala kepenuhan-Nya.  Itulah sebabnya sakramen Penguatan berkaitan erat tidak hanya dengan Pembaptisan tetapi juga dengan Ekaristi.

Hari Ketiga 25 Juli 2018
Pada hari yang ketiga, para calon penerima sakramen penguatan melaksanakan pengakuan dosa.  Sebelumnya diawali dengan ibadat tobat yang dipimpin oleh prodiakon.

Ki-ka romo Dodit, romo Widodo, dan romo Singgih
Galeri foto klik disini
Pengakuan dosa bagi calon penerima sakramen penguatan dilayani oleh tiga romo :

  • romo Antonius Dodit Haryono, Pr
  • romo Agustinus Widodo
  • romo Bernadus Singgih Guritno

Penerimaan sakramen penguatan akan dilaksanakan pada tanggal 3 Agustus 2018 pukul 17.00 wib, di gereja St Alfonsus de Liguori Nandan #denblangkon

Posting Komentar

0 Komentar