Panduan Adven Kategorial PIA dan PIR 2018


Yuk Menjadi Garam dan Terang Bagi Sesama

Menghidupi Iman dalam Masyarakat Pancasila

PENGANTAR

"Bersaudara mewujudkan ke-Bhineka Tunggal Ika-an dalam masyarakat Multikultural untuk Demokrasi yang Bermartabat" Pernyataan itu menjadi pilihan dan fokus pastoral Keuskupan Agung Semarang tahun 2019. Fokus itu tidak lepas dari Rencana Induk 2016-2035 dan Arah Dasar KAS 2016-2020 serta konteks masyarakat. 

Sebagaimana disebutkan dalam RIKAS, Umat Allah Keuskupan Agung Semarang diajak untuk mewujudkan peradaban kasih dalam masyarakat Indonesia yang sejahtera, bermartabat dan beriman. Usaha itu diwujudkan dengan meningkatkan mutu kehidupan bersama, meningkatkan partisipasi umat dalam memperjuangkan kebijakan publik, menyelenggarakan formatio iman, menyelenggarakan pendidikan yang berwawasan kebangsaan yang mengembangkan pluralitas merujuk pada nilai-nilai Pancasila. Dengan rumusan tersebut, Umat Allah Keuskupan Agung Semarang mau menempatkan diri bahwa dirinya bukan hanya menjadi anggota masyarakat tetapi juga menjadi bagian dari para pejuang yang membangun masyarakat Indonesia demi terwujudnya nilai-nilai Pancasila baik nilai keberimanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah maupun keadilan. 

Keterlibatan aktif dalam membangun masyarakat itu juga merupakan panggilan dan perutusan Tuhan sendiri. Sejak kita menerima sakramen inisiasi dan dikuatkan dengan sakramen lainnya, kita mengambil bagian dalam hidup dan perutusan Kristus menghadirkan Kerajaan Allah, menjadi terang, garam dan ragi Kristus bagi masyarakat. Dengan demikian, penghayatan iman mesti mendapat wujudnya dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat. 

Untuk mendukung penghayatan iman dan keterlibatan hidup dalam masyarakat, Komisi Kateketik mengangkat tema Adven tahun 2018: Menghidupi Iman dalam Masyarakat Pancasila. "Menghidupi iman" berarti menyadari kehadiran dan campur tangan Kristus dalam hidupnya serta menegaskan sikap untuk mengikuti-Nya dengan setia dalam karya penyelamatan-Nya. Kristus menghendaki agar kita tidak hanya menjadi orang suci dan saleh, tetapi juga menjadi orang yang terlibat aktif menebar berkat bagi sesama dan bagi tatanan hidup bersama. "Dalam Masyarakat Pancasila" menunjuk konteks perwujudan iman. Menghidupi iman dalam masyarakat Pancasila berarti mewujudkan nilai-nilai Pancasila, wujud nyata niiai-nilai Injili dalam masyarakat Indonesia. 

Maka mari kita jadikan masa Adven ini menjadi masa untuk merenungkan kehadiran Kristus yang memanggil dan menghendaki kita untuk mengusahakan kebaikan bersama dan sekaligus memperjuangkan terwujudnya tatanan hidup bersama yang adil, demokratis dan terarah pada kesejahteraan umum. Secara khusus pada tahun politik ini, marl kita berikan suara kita untuk orang-orang yang kita percaya akan membawa kebaikan dan kemajuan bangsa dan negara. Kita doakan pula umat kita yang terlibat aktif dalam politik, semoga mereka dengan tekun dan setia berjuang untuk kesejahteraan umum. 

Ketua Komisi Kateketik 
Rm. FX. Sugiyana Pr


Pertemuan Pertama Adven PIA-PIR

MENJADI GARAM DAN TERANG

Ajakan Proses 

  • Ajakan untuk menyadari bahwa sebagai anak dan remaja Katolik dengan Baptisan dan Penguatan yang telah diterima, dipanggii untuk menjadi Garam dan Terang bagi teman-teman di sekitarnya. 
  • Ajakan untuk semakin terlibat di lingkungan sekitarnya, agar imannya semakin terbuka dengan teman-teman lainnya yang berbeda agama. 
  • Ajakan untuk semakin terlibat di masyarakat sekitar rumah, di lingk4Jngan tetangga, dan Gereja sebagai perwujudan potensi diri. 


Dinamika Proses 
A. Pembuka: 
1. Lagu Pembuka 
Pendamping dapat mengajak peserta membuka dengan lagu-lagu yang memberikan semangat perutusan terlibat di tengah-tengah masyarakat, misalnya sebagai berikut: 

Mana-mana Tuhan Panggil

Mana-mana Tuhan panggil (3x) 
Saya kerja di ladang-Nya Tuhan 
Saya kerja (3x) diladangnya Tuhan 
Saya kerja (3x) diladangnya Tuhan 

2. Doa Pembuka 
Pendamping dapat mengajak peserta membuka dengan spontan, atau rumusan doa sebagai berikut: 

Ya Bapaku, pada hari ini, kami anak-anak-Mu sungguh berterima kasih karena Engkau telah memanggil kami berkumpul bersama. Ya Bapa, hari ini kami ingin belajar untuk semakin menjadi garam dan terang bagi masyarakat sekitar kami. Bantulah kami semua, agar kami dapat memberikan yang terbaik bagi bangsa kami ini. 

3. Penyalaan Lilin Korona 
Pendamping dapat memandu adik-adik untuk menyalakan lilin korona yang pertama dengan berdoa: 
Ya Bapa yang Maha Baik, nyalakanlah harapan iman kami seperti lilin yang bernyala ini agar selalu menerangi hati kami dalam menantikan kehadiran Tuhan Yesus Sang Juru Selamat. Amin (Lilin dinyalakan) 

B. Renungan Kitab Suci 
Pendamping dapat mengajak peserta untuk memperdalam Kitab Suci sebagai berikut: 
1. Bacaan 
Menjadi Garam Dunia
(Matius 5:13-16)
Perkataan Yesus menakjubkan banyak orang. Mereka menjadi sadar bahwa Tuhan mencintai diri mereka masing-masing meskipun mereka itu miskin, lemah, kecil, dan menderita."Kamu adalah garam dunia," kata Yesus."Garam? Bagaimana kita bisa menjadi garam?" Orang-orang bertanya satu kepada yang lainnya. Garam membuat makanan menjadi enak. Tanpa garam, makanan rasanya tidak lengkap. Setiap orang juga seharusnya menjadi seperti garam yang menjadikan hidup ini "enak". Maksudnya, setiap orang seharusnya berusaha agar hidup di dunia ini damai, tenteram, tanpa permusuhan, dan penuh kasih sayang satu sama lain. 

"Kamu juga adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas bukit tidak mungkin tersembunyi. Tak ada orang yang akan menaruh lampu di bawah ember. Percuma saja karena cahayanya tidak akan terlihat. Orang akan meletakkannya di atas kaki dion sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikian pula, hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang balk dan memuliakan Bapamu di surga." 

2. Pendalaman 

  • a.Bagaimana rasanya makan sayur tanpa garam? 
  • b.Bagaimana rasanya jika membaca di malam hari tanpa lampu, lilin atau cahaya yang lain. 
  • c.Menurutmu, apa fungsi garam dan cahaya tersebut? 

3. Renungan Sejenak 
Dalam bacaan, dikatakan bahwa kita harus jadi garam dan terang dunia. Sebagai mana adanya garam, kita tidak boleh jadi tawar. Kalian tahu, jika garam itu dapat membuat setiap masakan jadi enak dan gurih. Coba saja, jika kamu membeli nasi goreng tanpa garam, pasti hambar rasanya dan nggak enak kan? 

Begitu juga, soal pelita atau lampu yang menerangi kegelapan. Coba saja, kamu baca saat gelap gulita pasti tidak bisa kan? Kita membutuhkan cahaya untuk menerangi 

Nah, maksud Bacaan injil bahwa kita harus jadi garam dan terang dunia itu apa ya? Sebenarnya nggak susah kok. Kalau kita sebagai anak dan remaja Katolik bisa menjadi contoh yang balk di rumah, di kampung dan di sekolah, itu cukup. 

Misalnya; bantu teman saat kesusahan, tapi nggak beri contekan lho. Di rumah rajin membantu orang tua, membantu adik atau kakak. Begitu juga di kampung mmberi contoh yang baik, tidak buang sampah sembarangan, ikut kerja bakti dan lain sebagainya. Sebagian besar mungkin sudah kamu lakukan, tapi yang paling penting adalah melakukannya terus menerus ya. 

Aktivitas 

  1. Ambilah dua cangkir kecil air dan tambahkan sekitar satu sendok garam ke salah satu cangkirnya, lalu aduk hingga larut. 
  2. Tunjukkan galas Anda dan katakan padanya bahwa satu cangkir air mengandung garam di dalamnya dan cangkir lainnya tidak memiliki garam di dalamnya. 
  3. Minta salah satu anak untuk menebak cangkir mana yang menyimpan air asin dan cangkir mana yang memiliki air biasa. 
  4. Setelah salah satu anak menebak, undang dia untuk mencicipi kedua cangkirnya untuk melihat apakah dia benar. 
  5. Ketika dia benar, dengan mencicipi air asin, akan terasa garamnya, katakan "Ya, garam membuat perbedaan besar, bukan? Kita tidak dapat selalu melihatnya, namun ketika kita menambahkannya ke air, garam dapat membuat makanan lezat dan dapat membuatnya segar untuk waktu yang lama 
  6. Sama seperti anak Katolik hadir di dunia ini. Katakan, "Kita dapat membuat hidup lebih menyenangkan bagi orang lain dan kita dapat membantu orang lain - sama seperti garam." 


D. Janji dan Penutup 
1.Janji 
Pendamping meminta peserta untuk membuat janji tentang bagaimana menjadi garam atau terang di lingkungan sekitar mereka. 

2.Doa penutup 
Terima kasih ya Tuhan atas pertemuan ini. Kami ingin menjadi garam dan terang bagi orang lain. Bantulah kami agar niat-niat baik kami dapat kami wujudkan dalam hidup kami sehari-hari. Tuhan Yesus Kristua, Dikau kami puji kini dan sepanjang masa. Amin. 

3. Lagu penutup 
Pendamping dapat mengajak peserta menutup dengan lagu-lagu yang memberikan semangat perutusan terlibat di tengah-tengah masyarakat, misalnya sebagai berikut: 

Mana-mana Tuhan Panggil

Mana-mana Tuhan panggil (3x) 
Saya kerja di ladang-Nya Tuhan 
Saya kerja (3x) diladangnya Tuhan 
Saya kerja (3x) diladangnya Tuhan



Pertemuan Kedua Adven PIA-PIR
MENJADI RAGI YANG BERGUNA

Ajakan Proses  
Ajakan untuk menyadari bahwa sebagai anak dan remaja Katolik dengan Baptisan dan Penguatan yang telah diterima, dipanggil untuk mewarnai dan memberikan yang terkaik di sekitar lingkurigannya. 
Ajakan untuk semakin terlibat di lingkungan sekitarnya, agar imannya semakin terbuka dengan teman-teman lainnya yang berbeda agama. 
Ajakan untuk semakin terlibat di masyarakat sekitar rumah, di lingkungan tetangga, dan Gereja sebagai perwujudan potensi diri. 

Dinamika Proses 
A. Pembuka: 
1. Lagu Pembukaan 
Pendamping dapat mengajak peserta membuka dengan lagu-lagu yang memberikan semangat perutusan terlibat di tengah-tengah masyarakat, misalnya sebagai berikut: 

Kerja Buat Tuhan
Kerja buat Tuhan selalu manise 
Biar tanpa upah selalu manise 
Ayo kerja buat Tuhan 
Sungguh senang-senange 
Dipanggil Tuhan selalu manise 

Membawa diri ke ladang Nya Tuhan 
Saudara ikut Tuhan selalu manise 

Chorus: 
Manise, manise 
Buat kerja selalu manise 
Manise, manise 
Buat kerja selalu manise 

2. Doa Pembuka 
Pendamping dapat mengajak peserta membuka dengan spontan, atau rumusan doa sebagai berikut: 
Allah Bapa sumber cinta kasih, kami mengucap syukur karena kami dapat berkumpul bersama dalam semangat kasih yang menggembirakan. Engkau mengutus Yesus mengajak kami menjadi pewarta dan pejuang cilik. Bimbinglah kami Bapa, untuk semakin mengenal Putra-Mu terkasih di dalam kehidupan kami sehari-hari. 

3. Penyalaan Lilin Korona 
Pendamping dapat memandu peserta untuk menyalakan lilin korona yang pertama dengan berdoa: 
Pendamping dapat memandu adik-adik untuk menyalakan lilin korona yang kedua dengan berdoa: 
Ya Bapa yang Maha Baik, nyalakanlah harapan iman kami seperti lilin yang bernyala ini agar seialu menerangi hati kami dalam menantikan kehadiran Tuhan Yesus Sang Juru Selamat. Amin (Lilin dinyalakan) 

B. Renungan Kitab Suci 
Pendamping dapat mengajak peserta untuk memperdalam Kitab Suci sebagai berikut:

1. Bacaan 
Biji Sesawi dan Ragi
(Mat 13: 33)
Yesus juga menceritakan perumpamaan yang lain: "Kerajaan Allah itu seperti secuil ragi yang dimasukkan ke dalam tepung adonan oleh seorang perempuan. Ragi yang sedikit itu bisa mengubah adonan tepung menjadi roti." 

2. Pendalaman 
  • a.Siapa yang sering makan roti, tape atau tempe? Rasanya bagaimana? 
  • b.Nah, tahukah tentang ragi, yang digunakan roti, tape dan tempe tersebut menjadi enak dan lembut? 

3.Renungan Sejenak 
Siapa pernah makan tape, tempe atau roti? Dari ketiga makanan tersebut, ada satu bahan makanan yang sangat panting, yaitu "ragi". Tanpa ragi itu, tidak akan ada tape, ketela, bahkan tempe. Bahkan juga, tidak ada roti yang empuk, karena tanpa ragi, pasti adonan terlalu keras. Tuhan mengajak kita semua senatiasa membawa ragi bagi dunia ini, melalui Cinta Kasihnya. Melalui Cinta Kasih itu, kita dapat membuat lingkungan ini semakin berwarna dan indah. Jadi kita harus terus menjadi ragi bagi lingkungan kita dengan Cinta kasih, bukan malah membuat racun dan rasa tak sedap. Kita semua harus mericampur roti, agar ragi mengalir ke seluruh adonan. Walauapun kita ini kecil, namun ragi akan membuat semua berasa, itulah Cinta Kasih. 

C. Aktivitas 
  1. Ambilah sebungkus tepung terigu, air, pewarna (pewarna makanan) dan baskom ( jumlah tergantung banyaknya kelompok) 
  2. Anak - anak dibagi menjadi beebrapa kelompok sesuai dengan jumlah anak. 
  3. Setiap kelompok diberi bahan tepung terigu, air, pewarna (pewarna makanan) dan baskom. 
  4. Setiap kelompok berlomba mengaduk clay tepung dengan cara menguleni tepung, air dan pewarna hingga merata. 
  5. Pemenangnya adalah kelompok yang tercepat menguleni dengan warna yang tercampur merata. 
  6. Hari ini kita melihat sebuah perumpamaan dari Yesus yang merupakan ayat pendek yang ingin mengatakan bahwa Kerajaan Allah adalah seperti perempuan yang mengambil ragi dan mencampur semuanya menjadi satu adonan roti. Nah, juga seperti kita, pewarna itu ibarat ragi yang dicampur dan mengubah tepung putih itu menjadi berwarna. Sama seperti kita, apakah Cinta Kasih yang kita bawa mampu mengubah lingkungan sekitar kita. 
  7. Sebagai anak Tuhan bisakah kalian jadi ragi di lingkungan kalian? Di rumah menjadi anak yang bertanggung jawab. Di sekolah dapat menjadi teman yang balk, bersikap balk dan berprestasi. Di setiap pergaulan masyarakat menjadi anak yang ramah, senang membantu dan membawa kedamaian, bukan permusuhan. 


D. Janji dan Penutup 
1. Janji 
Pendamping meminta peserta untuk membuat janji tentang bagaimana membawa Ragi Kristus di tengah-tengah lingkungan sekitar. 

2.Doa penutup 
Terima kasih ya Tuhan atas pertemuan ini. Kami ingin membawa Ragi Kristus, yaitu Cinta Kasih bagi orang lain. Bantulah kami agar kami dapat membawa kedamaian. cinta dan kelemahlembutan dalam hidup sehari-hari di lingkungan kami. Tuhan Yesus Kristus, Dikau kami puji kini dan sepanjang masa. Amin. 

3. Lagu penutup 
Pendamping dapat mengajak peserta menutup dengan lagu-lagu yang memberikan semangat perutusan terlibat di tengah-tengah masyarakat, misalnya sebagai berikut: 

Kerja Buat Tuhan
Kerja buat Tuhan selalu manise 
Biar tanpa upah selalu manise 
Ayo kerja buat Tuhan 
Sungguh senang-senange 
Dipanggil Tuhan selalu manise 

Membawa diri ke ladang Nya Tuhan 
Saudara ikut Tuhan selalu manise 

Chorus: 
Manise, manise 
Buat kerja selalu manise 
Manise, manise 
Buat kerja selalu manise 


Posting Komentar

0 Komentar