Misa Pemberkatan Korona 2018


Warta Paroki.  Korona Adven itu berbentuk lingkaran, yang tidak mempunyai awal dan akhir, sebagai perlambang Allah yang abadi. Umumnya, korona dibuat dari daun-daun evergreen, yang senantiasa hijau. Evergreen melambangkan Kristus, yang wafat namun bangkit kembali dan hidup untuk selamanya. Evergreen juga melambangkan keabadian jiwa kita, karena Kristus yang bangkit itu memberikan kehidupan kekal bagi kita.

Korona juga telah lama dianggap sebagai tanda kemenangan. Karenanya, korona Adven dimaknai sebagai penghormatan kepada Yesus Kristus, pemenang atas kuasa dosa dan maut. Lingkaran korona menjadi lambang terpecah-belahnya hidup manusia yang dijadikan utuh kembali oleh Yesus Kristus.

Di sekeliling lingkaran korona, ditancapkan empat batang lilin, melambangkan keempat minggu dalam Adven. Makna jumlah lilin itu bervariasi; ada yang memaknainya sebagai empat penjuru mata angin, empat penulis Injil (maupun empat makhluk dalam kitab Wahyu yang melukiskan mereka), atau empat unsur dunia (tanah, air, udara dan api).

Galeri foto1 klik disini 
Galeri foto 2 klik disini

Warna lilin yang dipakai pun dapat berbeda berdasarkan tradisi masyarakat setempat. Ada yang menggunakan tiga lilin ungu sebagai tanda pertobatan, dan satu lilin merah muda khusus untuk minggu ketiga atau Gaudette. Gaudette, dalam bahasa Latin berarti 'sukacita'; melambangkan kegembiraan di tengah penantian akan kedatangan Yesus. Tradisi lain menggunakan dua lilin ungu, satu lilin merah muda dan satu lilin putih. Lilin putih yang dinyalakan pada minggu keempat merupakan penanda bahwa Natal sudah dekat. Warna putih itulah yang bila dicampurkan dengan warna ungu, menghasilkan warna merah muda lilin yang dinyalakan saat minggu Gaudette. Pada tradisi yang menggunakan tiga lilin ungu, saat malam Natal keempat lilin Adven dinyalakan bersama satu lilin putih di tengah korona.

sumber : hthttp://www.parokimbk.or.id/

Posting Komentar

0 Komentar