Mengenangkan Perjamuan Tuhan, Perayaan Ekaristi Kamis Putih 2021


Kamis Putih merupakan misa untuk mengawali Tri Hari Suci. Umat Katolik Paroki St. Alfonsus Nandan merayakan Misa Kamis Putih dengan dua kali misa yaitu pukul 17.00 yang dipimpin oleh Romo Antonius Dodit Haryono, Pr. dan 19.00 yang dipimpin oleh Romo Stanislaus Eko Riyadi, Pr. Misa pertama disiarkan langsung melalui kanal YouTube Gereja Katolik St. Alfonsus de Liguori, Nandan. Misa Kamis Putih ini adalah suasana yang meningatkan kita tentang kesucian dan ketulusan kasih Kristus terhadap kita, umat-Nya.

Dalam homilinya di misa pertama, Romo Dodit menyampaikan bahwa ada banyak cara kita untuk menyampaikan kasih terhadap sesama yaitu bisa dengan saling mendoakan, memberi perhatian, rela menolong sesama jika mereka mengalami kesulitan, ataupun taat protokol Kesehatan walaupun ada yang sudah divaksin supaya pandemic COVID-19 segera berakhir. “Setiap orang merindukan kasih atau cinta karena membuat kita merasa adem hatinya dan sukacita yang mendalam,” ujar Romo Dodit. Jika ada hal-hal yang melawan kasih, seperti aksi terorisme di Gereja Katedral Makassar dan Markas Besar POLRI di Jakarta, itu adalah aksi yang merusak kasih yang pada dasarnya ditanam Allah dalam diri kita sebagai ciptaanNya. Ekaristi ini menegaskan kembali bahwa Yesus mengajarkan tindakan kasih seperti Ia menjalani hidup dalam sepenuhnya dalam kasih. Melalui Yesus, kita melihat dan percaya untuk memahami untuk mengenal siapa Allah kita dan bahwa Allah adalah Allah Maha Kasih.

Ada dua hal yang ditekankan dalam Ekaristi Kamis Putih ini yaitu pembasuhan kaki para rasul dan ekaristi itu sendiri. Yang pertama adalah pembasuhan kaki para rasul. Saat ini, kita tidak bisa membasuh kaki di gereja, tetapi kita bisa membasuh kaki orang tua atau anak di rumah seperti Yesus yang membasuh para muridNya.  Yesus menegaskan untuk menghidupi semangat pelayanan serta merendahkan diri di hadapan Tuhan dan sesama. “Setiap orang yang menjadi besar pasti harus mau menjadi yang terkecil bahkan menjadi hamba. Itu artinya kita siap melayani,” tambah Romo Dodit. Semua murid Yesus harus menghidupi semangat spiritualitas pelayanan dan siap menjadi pelayan bagi orang lain. Hal ini membuat kita menjadi pribadi yang rendah hati dan mengasihi.

Hal kedua adalah ekaristi itu sendiri. Yesus mengorbankan diriNya karena kasihNya kepada kita umat manusia. Dalam bacaan kedua, kita diingatkan untuk senantiasa mengingat pengorbanan Yesus dalam wujud nyata kita dalam kehidupan sehari-hari. Komuni yang tiap kita terima dalam ekaristi mengingatkan kita untuk menghadirkan Kristus yang telah berkorban dan menyerahkan diriNya untuk kita. “Setiap kita menerima komuni, kita menyambut Tubuh dan Darah Kristus ,” kata Romo Dodit. Sebagai umat Katolik, kita diharapkan untuk menghayati komuni itu dan mentransformasikannya dalam hidup kita yang dipenuhi dengan kasih, mau mengampuni, dan mendoakan.

Marilah kita bertanya dalam diri kita masing-masing, apakah kita sungguh bisa bertumbuh dalam Kristus dan berbuah dalam iman? Mari kita bergerak untuk meninggalkan sikap hidup yang tidak baik atau mbelgedes dan menjadi murid Yesus yang the best.

  #MHH

Tetap mematuhi protokol kesehatan




Lebih banyak foto, klik di sini

Foto : RSN, MER, VN

Posting Komentar

0 Komentar