Alasan Puasa dan Pantang, Tak Sekedar Kewajiban Jadi Umat Katolik

Umat Katolik secara resmi memasuki masa Prapaskah pada 22 Februari 2023. Hal ini ditandai dengan perayaan Rabu Abu.

Salah satu hal yang juga akan dijalani oleh umat Katolik selama 40 hari ke depan adalah pantang dan puasa. Salah satu pertanyaan yang kerap ditanyakan adalah mengapa umat Katolik menjalani pantang dan puasa.

"Kita puasa dan pantang bukan karena formalitas. Bukan sekedar kewajiban sebagai orang Katolik, bukan pula karena memasuki masa prapaskah," ujar Pastur Paroki Nandan, Romo Jonathan Billie Cahyo Adi, Pr.

"Alasannya adalah saya ingin kembali pada Tuhan," tegasnya.

Pantang dan puasa menjadi sarana bagi umat Katolik untuk kembali pada Tuhan. Hal ini seperti yang tertuang dalam Pembacaan dalam Nubuat Yoel.

'Berbaliklah kepada-Ku, dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan mengaduh,'

Pengalaman umat Katolik untuk menjalani pantang dan puasa menyadarkan seseorang untuk kembali pada Tuhan yang mencintai manusia.

"Allah cinta pada kita meskipun kadang kala kita tidak setia," ujarnya.

"Yang selama ini jauh dari Tuhan mari dekatkan diri dengan Tuhan," ajaknya.

Ia mengungkapkan Gereja hingga Taman Doa terbuka untuk siapapun. Tuhan melalui Gereja telah berikan fasilitas agar umat Katolik senantiasa berbalik pada Tuhan.

"Semoga masa prapaskah ini menghantarkan kita membawa dan menghadirkan damai, usaha kita berdamai dengan diri kita," pungkasnya.

(Ayusandra Adhitya S. A.)






Foto oleh :
- Gregorius Kristian Nubowo Pratama Putra
- Michael Mahameru 
- Hilarius Juan Rasendriya
- Monica Pramudigta Caroline


Album foto : klik di sini

Posting Komentar

0 Komentar