PANDUAN APP 2023 : Tinggal dalam Kristus, Hadirkan Damai bagi Sesama dan Alam Ciptaan

 


Masa Prapaskah merupakan masa yang penuh rahmat bagi kita. Pada masa ini kita bersama-sama diberi kesempatan untuk mengarahkan hati dan budi kita pada puncak misteri keselamatan Tuhan yang kita rayakan di Hari Raya Paskah. Selama 40 hari, kita mempersiapkan diri dengan bertobat, bermatiraga dan berderma bagi sesama agar pada saatnya kita pantas merayakan Hari Raya Paskah. 

“Masa Prapaskah mempunyai tugas ganda, mempersiapkan para katekumen dan kaum beriman untuk perayaan misteri Paskah. Para calon diantar oleh perayaan pendaftaran, oleh perayaan tobat dan pengajaran untuk menghayati sakramen-sakramen inisiasi; kaum beriman harus lebih rajin mendengarkan Sabda Allah dan berdoa dan mempersiapkan diri dengan tobat atas pembaharuan janji baptis.” (Litterae Circulares De Festis Paschalibus Praeparandis et Celebrandis no. 6)

“Keutamaan tobat dan pelaksanaan praktisnya merupakan bagian-bagian yang perlu persiapan Paskah; dari pertobatan hati keluar praksis lahiriah tobat, baik bagi orang kristiani perorangan, maupun bagi seluruh jemaat; praksis tobat ini haruslah sesuai dengan semangat tobat yang dinyatakan Injil dengan jelas, dan dapat dimanfaatkan demi para saudara yang menderita kekurangan.” (Litterae Circulares De Festis Paschalibus Praeparandis et Celebrandis no. 14) Sementara itu dalam Konstitusi Liturgi Suci, Sacrosantum Concilium (SC), artikel 110 mengingatkan agar upaya pertobatan tidak hanya bersifat batin dan perorangan, namun juga bersifat lahir dan sosial kemasyarakatan. Pertobatan yang dilaksanakan diharapkan akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik bagi masing-masing pribadi dan juga bagi masyarakat.

Gerakan Aksi Puasa Pembangunan (APP) merupakan salah satu wujud gerakan tobat selama masa prapaskah, yang bermanfaat bagi saudara yang menderita dan berkekurangan. Melalui gerakan APP, umat beriman digerakkan bersama untuk dengan kemerdekaan hati membangun pertobatan mulai dengan menyadari dan berusaha meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk, bermatiraga dengan puasa dan pantang, berusaha tekun dan setia dalam doa, membaca dan merenungkan Kitab Suci, mengikuti Ekaristi, menyesali dosa dan menyambut sakramen Tobat, memperdalam pemahaman iman melalui aneka katekese, dan belajar peduli serta berbelarasa dengan sesama yang menderita dan berkekurangan. Dengan segala upaya yang kita lakukan selama masa prapaskah ini, kita berharap akan terbangun kembali kedamaian hidup yang rusak karena dosa dan kesalahan.

Kita masih ada dalam rentang tahun Ardas KAS VIII, yang mengajak kita untuk tinggal dalam Kristus dan berbuah. Dengan tinggal dalam Kristus, hidup kita diharapkan dapat berbuah kebaikan bagi sesama. Masa Prapaskah menjadi saat yang baik bagi kita untuk mengolah diri agar hidup kita benar-benar tinggal dalam Kristus. Selama masa Prapaskah ini kita mengupayakan pertobatan misalnya dengan melatih diri berhenti melakukan berbagai kebiasaan buruk, melatih penguasaan diri diri dengan pantang dan puasa, menyesali dosa dan menyambut sakramen Tobat dan memperbaharui iman. Kita pun diajak untuk semakin tinggal dalam Kristus dengan membangun hidup doa dan mengikuti Sakramen Ekaristi lebih teratur, membaca Kitab Suci, berziarah dan berdevosi serta mengolah hidup melalui pendalaman iman, rekoleksi dan retret. Dengan sungguh tinggal dalam Kristus akan membawa damai di hati kita. Damai dalam Kristus ini selanjutnya kita bawa dalam hidup setiap hari, kita wujudkan dalam sikap dan perbuatan, dalam karya dan pelayanan yang menghadirkan damai bagi semua.

Kita patut bersyukur tinggal di Indonesia yang damai dengan segala kekayaan alam dan keanekaragaman masyarakatnya. Kita bersyukur dengan adanya Pancasila yang mengandung nilai-nilai manusiawi yang terungkap dalam kehidupan dan sejarah bangsa, telah teruji dan terbukti ampuh menjadi wadah kesatuan dan persatuan bangsa kita.

Walaupun demikian ancaman atas damai dalam kehidupan bersama kita masih akan selalu ada. Alam ciptaan banyak yang rusak dan tercemar. Setelah sekian waktu dunia terpuruk karena pandemi Covid19, muncul perang Rusia-Ukraina yang mengusik kedamain dunia serta menimbulkan krisis pangan dan energi di dunia. Di Indonesia sendiri perbedaan masih berpotensi menimbulkan konflik dan perselisihan. Politik identitas demi kekuasaan yang berpotensi memecah belah bangsa kemungkinan masih akan dimainkan. Beritaberita hoaks, ujaran kebencian, intoleransi, radikalisme dan terorisme juga masih menjadi ancaman kedamaian kita. Alam ciptaan juga semakin rusak, iklim dunia semakin panas sebagai akibat dari keserakahan manusia mengeruk kekayaan alam dan ketidakpedulian kita menjaga kelestariannya. 

Tahun 2023 ini, Keuskupan Agung Semarang menyerukan kepada kita untuk “Tinggal dalam Kristus dan Berbuah: Bersatu dan Bersinergi demi Indonesia Damai.” Kita tidak bisa tinggal diam atas situasi yang ada di sekitar kita. Sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila, sudah selayaknya kita turut menjaga damai dan harmoni dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sebagai umat Allah, kita pun diutus untuk menjaga kelestarian alam ciptaan yang dianugerahkan Tuhan kepada kita. Hal ini selaras pula dengan tema APP Konferensi Wali Gereja Indonisia (KWI) tahun ini yakni, “Keadilan Eko-Sosial: Peduli pada Sesama dan Alam Ciptaan.” Oleh karena itu, kini kita bersama diajak menghayati masa Prapaskah dan gerakan APP 2023 dengan tema:

Tinggal Dalam Kristus,

Hadirkan Damai bagi Sesama dan Alam Ciptaan


Panduan APP Bahasa Indonesia 2023 : klik di sini

Panduan APP Bahasa Jawa 2023 : klik di sini

Panduan APP PIA 2023 : klik di sini

Panduan APP PIR 2023 : klik di sini

Posting Komentar

0 Komentar