Minggu Palma: Umat Katolik Diajak untuk Taat dan Setia Seperti Daun Palma

Minggu Palma menjadi salah satu penanda umat Katolik memasuki Pekan Suci. Salah satu yang identik dengan Minggu Palma adalah umat Katolik membawa daun palma ketika misa. Daun palma ini menjadi tanda kemeriahan bagaimana umat Yerusalem menyambut Yesus sebagai raja.

“Daun palma memiliki makna dan keistimewaan karena daun ini taat dan setia pada Yesus,” ujar Pastur Paroki Nandan, Romo Jonathan Billie Cahyo Adi, Minggu (2/4/2023).

Kebiasaan usai misa Minggu Palma, biasanya daun palma yang sudah diberkati akan disematkan ke punggung Yesus di salib. Selama 321 hari ke depan, daun palma itu dibiarkan mengering di salib Yesus.

Rupanya hal ini menunjukkan dan mengingatkan kita pada makna taat dan setia. 321 hari melambangkan masa dari Minggu Palma hingga Rabu Abu. Daun palma akan diambil jelang Rabu Abu untuk dibakar.

Waktu 321 hari tentu bukan waktu yang sebentar. Tetapi selama itu mampu mengingatkan kita untuk menjadi pribadi yang taat pada Kristus yang telah banyak berkorban untuk umat manusia.

“Apakah anda lebih hebat dan lebih istimewa dari daun palam itu? Daun palma yang adalah ciptaan Tuhan yang tidak bisa berpikir dan merasa, ia mau setia dan taat pada Tuhan. Ini jadi permenungan bagi kita,” tegasnya

Dalam Injil pada hari ini ada 3 tokoh yang disebut yang patut dicontoh untuk ketaatan dan kesetiaannya. Ketiga tokoh itu adalah Yesus, dua murid Yesus yang diminta mengambil keledai yang tertambat, dan keledai itu sendiri.

“Kalau keledai taat pada Yesus, apakah aku taat pada Yesus?” tutupnya.

(Ayusandra Adhitya S. A.)






Galeri foto : klik di sini

Foto oleh:
- Gregorius Kristian Nubowo Pratama Putra
- Michael Mahameru

Posting Komentar

0 Komentar