Umat Katolik diajak untuk
bergembira karena Kristus telah bangkit dari kematian. “Berapa kali kita
merayakan paskah? Berapa kali kita mengenangkan Kristus bangkit? Mungkin sudah
berpuluh-puluh kali. Tapi berapa kali permenungan yang sudah berpuluh-puluh kali
ini yang nyantel dalam diri kita?” ujar Romo Bernardus Singgih Guritno, Pr,
saat memimpin Misa Malam Paskah di Gereja Nandan.
Salah satu permenungan malam paskah
tahun ini adalah bagaimana umat Katolik memilih kehidupan dari pada kematian.
Kehidupan yang dimaksud adalah bagaimana umat Katolik bersikap, memilih kata
dan sikap untuk membuat orang lain tidak sakit hati.
“Kematian itu melemahkan dalam
kehidupan kita, omongan kita pun bisa melemahkan orang lain,” tegasnya. Suka
Cita Kebangkitan Kristus Pastor Paroki Nandan, Romo AG Luhur Prihadi, Pr, dalam
homilinya mengingatkan umat Katolik akan makna Paskah yakni suka cita.
Meskipun perayaan Paskah tidak sebentar, sukacita atas kebangkitan Kristus memiliki makna sendiri bagi umat Katolik. “Kita yang dibaptis, dipersatukan dalam Gereja yang kudus. Kita dipercaya atas segala tanggung jawab dan konsekuensi.” tegasnya. “Sebagai umat katolik kita dituntut punya ketaatan iman akan Yesus dalam kesatuan dengan Bapa dan Roh Kudus, dan ketaatan pada Gereja,” lanjutnya.
Ia pun juga menegaskan bahwa sebagai umat Katolik, di masa Paskah ini, diingatkan untuk bagaimana kita memaknai Yesus yang telah membebaskan umatNya dari kedurhakaan.
(Ayusandra)
Galeri foto: klik di sini
0 Komentar