Pengenalan Sejarah Perkembangan Agama Katolik di Jogja dan Jawa Tengah melalui Mistagogi Komuni Pertama Paroki Nandan
Setelah anak-anak menerima Sakramen
Komuni Pertama pada tanggal 2 Juni 2024 mereka melakukan pendalaman lanjutan
atau mistagogi pada hari Minggu, 16 Juni 2024 sebelum sah menjadi Misdinar,
PIR, OMK, dan lain sebagainya. Menurut Pak Hermawan, salah satu katekis pada
bidang pelayanan komuni pertama mengatakan bahwa tema ziarah/perjalanan kali
ini adalah "Mempelajari sejarah berkembangnya agama Katholik di Jogja dan
Jawa Tengah."
Setelah mereka belajar tentang
sejarah pembaptisan umat katholik di Goa Maria Sendangsono beberapa bulan yang
lalu, kali ini mereka belajar sejarah di Museum Misi Muntilan. Kegiatan dimulai
dengan berkumpul di lapangan CSsR dan setelah itu melanjutkan ke Museum Misi
Muntilan. Acara dibuka dengan sambutan dari Pak Seno, perwakilan dari Museum Misi
Muntilan, dan dilanjutkan dengan ice breaking yang menyenangkan dengan
menyanyikan lagu mewartakan.
Selanjutnya, mereka diperkenalkan
lebih dekat dengan Romo Van Lith melalui menonton film dokumenter yang
menggambarkan kehidupan dan karya beliau. Acara dilanjutkan dengan pengenalan
tentang Mgr Albertus Soegijapranata, termasuk pameran baju, foto, dan
barang-barang milik beliau. Sejarah singkat Keuskupan Agung Semarang juga
dipresentasikan, diikuti dengan pengenalan terhadap sejarah barang-barang
bersejarah lainnya. Mereka juga diberitahu tentang sejarah rumah sakit Panti
Rapih dan Betesda.
Acara terus berlanjut dengan
pengenalan terhadap berbagai ordo religius, diikuti dengan penjelasan mengenai
para umat Keuskupan Agung Semarang dan peninggalan dari para romo yang berjasa.
Selanjutnya, mereka diberikan penjelasan tentang pembaptisan di Sendangsono
serta diperkenalkan dengan jubah-jubah dan peninggalan gereja dari zaman
dahulu. Kegiatannya berlanjut dengan mengunjungi makam para Romo di Makam
Muntilan. Setelah itu, mereka diperkenalkan dengan Sekolah Pangudi Luhur Van
Lith.
Acara diakhiri dengan makan bersama
di Pusat Pastoral Sanjaya Muntilan (PPSM). Setelah makan bersama, mereka pulang
ke rumah masing masing. Kita berharap semoga mereka tertarik untuk melayani
sesuai dengan panggilan hidup mereka masing masing.
(Severus Filipus Kurniawan Respati I.)
0 Komentar