Ibu Dra. Epiphana Kristiyani, MM. (Kiri), Bapak Sutarto Agus Raharjo, ST., MT. (Tengah), dan Dalijo Angkring (Kanan) |
Minggu, 15 Desember 2024 menjadi hari
istimewa bagi umat Nandan. Panitia Natal 2024 yang diketuai Pak Bernadinus
Realino Suryatmo bekerja sama dengan Tim Pelayanan Keutuhan Ciptaan dan
Lingkungan Hidup yang dikoordinir Ibu Caecilia Muktiningsih, mengadakan acara Talk Show Losida, Olah
Sampah jadi Berkat.
Acara yang diramu dan dirancang dengan
teliti, menjadi satu sajian yang menyenangkan bagi sekitar 100 orang umat yang
hadir di Joglo Antonio. Mulai acara jam 10 pagi sampai lebih dari jam 12 siang
tidak membuat peserta beringsut dari tempat duduknya.
Materi sampah memang materi yang menarik saat ini. Terutama bagi umat Paroki St. Alfonsus Nandan yang sudah beberapa waktu diasah oleh timpel KCLH dan juga dari Ajaran Bapa Suci Laudato Si untuk lebih peka dan fokus untuk menjaga keutuhan ciptaan, termasuk mengelola sampah.
Narasumber materi pokok ini bukan
kaleng-kaleng. Dipandu pak Dalijo yang lucu dan segar, menghadirkan Ibu Dra.
Epiphana Kristiyani, MM, Kepala DInas
KLH Kabupaten Sleman sebagai orang nomor satu yang memegang kendali kebijakan
persampahan di Kabupaten Sleman dan Bapak Sutarto Agus Raharjo, ST., MT., JPSM
dari Jejaring Pengelola Sampah Mandiri SEHATI Kab. Sleman sebagai pelaku aktif
pengelolaan sampah.
Bukan hanya materi pokok yang menjadi
pesona acara ini, juga hiburan-hiburan dari Trio Veternity, Agnes, Salsa dan
Dyah yang mempersembahkan beberapa lagu, serta Joana dari Lingkungan St. Maria
Kutu Tegal dengan Puisi Sampahnya. Ramuan acara dan kombinasi pengisi acara
yang beragam, tua, muda, anak-anak serta latar belakang agama dan keyakinan
menambah pesona acara ini.
Trio Veternity, Agnes, Salsa dan Dyah |
Joana dari Lingkungan St. Maria Kutu Tegal |
Ibu Kepala Dinas LH sangat rinci dan jelas memaparkan kebijakan yang diterapkan pemerintah Provinsi DIY dan Kabupaten Sleman, yang pada intinya mengharapkan semua rumah tangga mampu mengolah semua sampah organiknya di rumah masing-masing, dan mengumpulkan sampah an organik yang "laku dijual" untuk bisa dikelola TPST yang tersedia.
Pak Sutarto dengan pengalamannya,
membeberkan lebih lanjut, apa yang bisa dilakukan di rumah masing-masing dan di
gereja untuk bisa mengelola sampahnya masing-masing, termasuk dalam penggunaan
Losida sebagai alat bantu mengolah sambah organik di rumah. Losida singkatan
dari Lodong Sisa Sampah Dapur, adalah berupa pipa berukuran sekitar 120 cm yang
dipakai untuk membuang sampah sisa dapur ke tanah.
Acara ditutup oleh Pak Yudi Santara sebagai
ketua Bidang Diakonia Paroki St. Alfonsus Nandan dan dilanjut makan siang
bersama.
Antusias umat Nandan sungguh membanggakan
dalam menanggapi kegiatan ini dengan hadir dan aktif bertanya untuk bisa
sepenuhnya mempraktekkan apa yang diharapkan. Bangga jadi umat Nandan yang
sadar dan peka untuk mengelola sampahnya.
Semangat Laudato Si. Berkah Dalem
(PVA)Galeri foto: klik disini
0 Komentar